Sesekali Aira mencuri pandang ke arah Raesha, sekadar memastikan bahwa ingatannya tidak salah —meski yang sebenarnya dia harapkan adalah "semoga aja gue salah."
"Baiklah kalo begitu saya tinggal dulu ya Pak Raesha, selamat mengajar dan jangan kaget jika mahasiswa di kelas ini 'unik-unik'," kata Bu Brenda dengan menekankan kata 'unik' sebagai sindiran halus.
"Iya saya tahu itu Bu," jawab Raesha dengan mengangkat sebelah alisnya tanpa menoleh ke arah Bu Brenda, melainkan matanya menatap lurus ke arah Aira — tanpa sepengetahuan gadis itu yang masih setia menunduk ke arah bawah mejanya.
"Oke, Bisa kita mulai materi perkuliahan hari ini?" kata Raesha merapatkan kedua telapak tangannya di depan dada.
RAESHA
Pagi ini menjadi hari pertama aku mengajar sebagai dosen pengganti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, salah satu Universitas Negeri yang ada di Jakarta. Sebenarnya, bukan jatuh pada hari ini, melainkan kemarin jika saja tak ada gadis aneh yang tiba-tiba menyiramku dengan air kotor itu.
Aku masih tidak mengerti dan tidak habis pikir mengapa dia bisa melakukan hal seperti itu? Tapi, jika kuingat lagi, sebenarnya dia terlihat lucu juga dan menggemaskan apalagi saat marah seperti kemarin. Tak terasa pikiran ini membuatku jadi senyum-senyum sendiri.
"Pak ... Pak Raesha kenapa?" tanya Bu Brenda yang sedari tadi memang berada di sebelahku dengan wajah heran yang begitu jelas tergambar.
"Ow ... iya Buk, tidak apa-apa, saya ... hanya senang saja akhirnya bisa mengajar di sini," jawabku asal mencari alasan.
"Begitu, ya sudah mari saya antarkan Bapak ke kelas," katanya sembari berjalan mendahuluiku, aku pun segera berjalan di belakangnya.
Di sebuah kelas.
"Hari ini saya akan memperkenalkan kepada kalian dosen baru yang akan menggantikan Pak Viko. Silahkan Pak Raesha memperkenalkan diri." Bu Brenda mundur satu langkah.
"Perkenalkan nama saya Raesha Yudha Indrastya Gunawan. Kalian bisa panggil saya Pak Raesha dan selama satu tahun ke depan saya akan menggantikan Pak Viko untuk mengajar kalian di kampus ini," jelasku memperkenalkan diri setelah mengucapkan salam sebelumnya.
Suasana kelas sedikit riuh, meski aku tidak tahu pasti apa yang sedang mereka ributkan, tapi bisa kulihat sepertinya mereka menerima kehadiranku di sini.
Hingga, beberapa saat kemudian, mataku terpaku pada seorang gadis berambut panjang yang saat ini tengah menatapku juga dengan ekspresi kebingungan.Aku menjadi sedikit heran, tapi berubah saat kutemukan apa alasannya.
"Gadis itu?? Iya. Dia gadis yang menyiramku kemarin kan? Aku ingat betul wajah itu. Jadi dia mahasiswiku? Sungguh? Hah lagi-lagi aku tidak habis pikir," batinku kala mengingat kejadiannya.
Ingin sekali rasanya aku menanyakan apa alasannya dengan segera, tapi mengingat aku sedang berada di kelas dan masih dalam jam mengajar, maka kutahan rasa kesal ini dalam-dalam.
"Oke, Bisa kita mulai materi perkuliahan hari ini?" kataku merapatkan kedua telapak tangan di depan dada.
AIRA
Siang ini sudah tidak ada mata kuliah tapi aku juga sedang tidak ingin buru-buru pulang. Malah asyik men-stalking akun instagram milik mantan gebetan jaman SMA dulu, hingga tiba-tiba ...
"Aira, tolongin gue dong, lo bisa kan ngumpulin tugas anak-anak ke ruangannya Pak Raesha, gue udah kebelet banget nih, soalnya ini udah ditunggu, yaa plissss," pinta Ghea dengan menyodorkan setumpuk tugas milik anak sekelas di depanku, di atas mejaku lebih tepatnya.
Aku langsung terbelalak. "Haah ... kenapa harus gue? Nggak mau ahh!"—mencoba menghindar dengan berdiri.
Bagaimana ceritanya? Sepanjang jam mengajarnya tadi, aku mencoba bersembunyi dengan terus menunduk hingga merasakan pegal di tengkuk, lalu jika sekarang aku justru dengan sendirinya menghadap ke ruangannya, apa tidak jadi sia-sia apa yang sudah kulakukan itu?
"Duuhh Ra, nggak ada lagi yang bisa gue mintain tolong selain lo, nggak ada orang lagi disini, pokoknya gue serahin ini ke elo, jadi tanggung jawab lo sekarang, okeee??" kata Ghea berlari meninggalkanku yang masih bengong menuju toilet.
"Tapi ... tapi Ghe ... " Belum sempat aku berbicara lagi, Ghea sudah menghilang lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen, Ai love you! (End)
Ficción GeneralSebuah cerita tentang bagaimana cinta tumbuh di antara dua anak manusia yang berstatus dosen dan mahasiswanya. Awalnya memang biasa bahkan terkesan klasik bak Siti Nurbaya. Namun, itulah hebatnya cinta, selalu punya cara menyatukan dua hati agar ber...