Pagi ini—sesuai rencana, fakultas Aira akan mengadakan study tour ke salah satu perusahaan BUMN yang bertempat di Yogyakarta selama tiga hari—dengan peserta campuran di rentang semester 5-8."Astaga!"
Aira menepuk sendiri jidatnya—menghentikan Raesha yang hendak masuk ke dalam mobil."Ada apa, Ai?" tanya laki-laki itu.
Diawali dengan memamerkan deretan gigi, Aira menjawab, "Ada yang tertinggal, Pak."
Raesha memainkan telunjuknya menghadap Aira.
"Tuh kan, apa saya bilang?"—menutup pintunya, urung masuk.
"Ya sudah, ayo kita ambil."Dengan cepat Aira menghampiri.
"Pak Raesha tunggu di sini saja, kali ini biarkan saya sendiri, oke?"—menjentikkan jarinya.Raesha pun menuruti dan akhirnya memilih menunggu di dalam mobil.
Yups, modul Aira tertinggal di kamar. Tidak heran karena memang gadis itu baru selesai packing subuh tadi, lantaran semalam dia ketiduran sebab menonton drama action.
Skip.
Setelah menutup pintu apartment, Aira sedikit berlari menuju elevator, yang akan membawanya kembali ke basement. Dan, karena terburu-buru membuatnya tak sengaja menabrak seseorang hingga membuat keduanya jatuh tersungkur di lantai.
"Maaf, maaf, saya tidak sengaja," ucap Aira—sibuk membereskan barangnya.
"Tidak apa-apa, saya juga yang- ... Aira?"
Suara laki-laki yang tak asing, menanggapi, dia pun mendongak. "Kak Alan?"
"Loh, kamu ngapain di sini, Ra?" tanyanya, masih terkejut.
"Lo sendiri ngapain di sini, Kak?"
Seperti biasa, Aira akan balik bertanya."Kebetulan aku tinggal di sini, baru semalam sih," jawab Alan dengan mudah tapi membuat Aira ternganga di tempatnya.
"Iyaa, itu unit aku." tunjuk Alan pada sebuah pintu yang berada di seberang unit milik Raesha—tempat yang dia sendiri tinggali.
Hatinya berteriak, "Gilak!"
"Kamu ngapain di sini? Belum jawab loh tadi."
"Emang Bunda belum cerita?" tanya Aira yang sebenarnya malas untuk menjelaskan.
"Cerita tentang apa?" Alan menaikkan alisnya.
"Jadi, lo beneran belum tahu Kak?"
Aira kembali menyelidik."Tau apa?"
Alan bingung dengan apa yang sedang Aira tanyakan ini."Fix! Nih orang belom tahu kalo gue udah nikah dan tinggal di sini,"
Hati Aira bersuara lagi."Lupain aja deh Kak, kalo gitu gue duluan," pamit Aira, mempercepat irama langkahnya.
"Ra," panggil Alan, namun gadis itu sudah terlanjur berbelok ke arah kanan.
Dengan napas yang masih memburu, Aira menyandarkan kepalanya di kursi penumpang depan.
"Kamu kenapa? Seperti habis dikejar setan," celetuk Raesha, memperhatikan sekeliling mobilnya.
"Tidak apa-apa ... hm, takut telat saja," aku Aira—memakai seatbelt cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pak Dosen, Ai love you! (End)
Ficción GeneralSebuah cerita tentang bagaimana cinta tumbuh di antara dua anak manusia yang berstatus dosen dan mahasiswanya. Awalnya memang biasa bahkan terkesan klasik bak Siti Nurbaya. Namun, itulah hebatnya cinta, selalu punya cara menyatukan dua hati agar ber...