§§§
Di Senin pagi ini, Jennie datang untuk bekerja, hari pertamanya bekerja bersama Jiyong. Gadis itu masih memakai jenis pakaian dan dandannya terakhir kali. Kali ini, ia memakai dress abu abu yang hanya sampai ke pahanya, dengan high heels hitam dan bibir yang di lapisi lipstik merah merona. Tentu saja itu membuat tiga pria di sana—Seungri, Taehyung dan Jungkook—tepukau.
"Pulanglah," suruh Jiyong yang belum melihat Jennie namun sudah mendengar pujian yang Taehyung berikan pada Jennie.
"Ne?"
"Aku memperkerjakanmu, agar kau membantuku, bukan malah membuatku harus menjagamu dari pria pria hidung belang. Kita akan ke penjara jadi ganti bajumu dan kembali kesini dalam waktu 30 menit atau kau ku pecat," ucap Jiyong masih tanpa menoleh pada Jennie yang terlihat bingung karena ucapannya.
"Sebenarnya kau pengacara seperti apa tuan Kwon?" tanya Lisa begitu Jiyong menjawab panggilannya. Jennie baru saja diantar pulang untuk berganti baju oleh Jungkook. "Bisa bisanya kau membuatku harus menelponmu begitu hasilnya keluar,"
"Aku membayar lebih, untuk informasi itu," jawab Jiyong, tidak bisa menyembunyikan senyumannya begitu mendengar suara Lisa dan nada bicaranya yang sangat menggoda.
"Ya ya ya anggap saja begitu. Tapi kenapa kau ingin mencuri kasus pengacara lain?"
"Aku bisa menceritakannya saat kita bertemu lagi. Jadi bagaimana hasilnya?"
"Dokter Nam bilang tidak ada tanda tanda perlawanan di tubuh calon walikota itu, jadi aku mengecek cairan dilambungnya dan ada sedikit obat bius disana, karena bentuknya padat, sepertinya anti depressan, jadi coba caritau apa yang calon walikota itu minum, makan atau hirup sekitar 30 menit sebelumnya,"
"Calon walikota tidak boleh mengalami depresi,"
"Hm... karena itu pasti telah terjadi seuatu, dan soal kasus Kim Minjoo-"
"Ku ceritakan lain kali Dokter Yang, aku akan menemui calon klienku dulu,"
"Baiklah, bye," ucap Lisa mengakhiri panggilan itu. Gadis itu kembali bekerja begitupun dengan Jiyong yang masih harus menunggu Jennie.
Begitu tiba, Jiyong langsung membawa Jennie ke penjara. Tempat dimana dektektif yang di tahan karena dianggap membunuh walikota berada.
"Ku pikir kau melakukan ini untuk keadilan pengacara Kwon," ucap Jennie begitu selesai membaca berkas kasusnya. "Semua bukti menunjukan kalau orang ini adalah pelakunya dan dia sudah punya pengacara,"
"Karena itu kita harus merebutnya,"
"Untuk apa? Kita tidak bisa merebut klien pengacara lain, dan kita tidak mungkin menang di persidangan dengan kasus ini,"
"Kalau kita menang, semua orang akan mengenal kita, lalu semua yang melajukan kejahatan akan mengantri didepan pintu dengan kantong uang mereka. Kalau kita kalah setidaknya kita tetap akan dibayar,"
"Kau memakai hukum untuk berbisnis? Kau tidak-"
"Kau bisa berhenti sekarang kalau tidak suka, tapi bagaimana dengan keluargamu? Ku dengar dari Taehyung ternyata appamu meminjan uang pada temannya, bukankah kau harus membayarnya kembali? Sebelum bunganya membengkak,"
Jennie terdiam. Tidak menyangka pria disebelahnya akan tau sejauh itu. Menyangka Jiyong mencaritau tentang dirinya sampai sejauh itu—walaupun sebenarnya Jiyong tidak punya waktu untuk itu.
Begitu tiba di penjara, mereka bertemu dengan seorang pria paruh baya, seorang dektektif yang di anggap membunuh si calon walikota.
Tentu saja terdakwa itu menolak Jiyong mentah-mentah. Ia sudah mendapat seorang pengacara terbaik untuk membelanya. Dan Jiyong yang tiba tiba datang untuk membelanya terlihat sangat mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belladonna
FanfictionBelladonna Berarti wanita cantik dalam bahasa Italia. Belladonna Juga mengartikan sebuah Berry beracun. Belladonna Wanita cantik dan racun.