16

2.3K 322 6
                                    

§§§

"Kalau aku yang di culik kau juga akan menyuruh mereka menyelamatkanku? Karena aku juga bukan kekasihmu," ucap Taehyung, mengikuti ucapan Lisa sebelum sidang tadi. "Bukankah noonim sangat keren? Ku pikir Hyungnim dan noonim berkencan, tapi nyatanya tidak,"

Saat itu sudah pukul 3, Jiyong pergi dengan Seungri- kerumah sakit katanya- sementara Jennie, Taehyung dan Jungkook kembali kekantor.

"Ne, ku pikir juga begitu... hyungnim selalu menatap noonim sampai matanya seperti akan melompat keluar," tambah Jungkook. Keduanya tidak bisa melakukan hal lain selain bersih-bersih dan berkelahi, jadi yang bisa mereka lakukan hanya mengobrol, berdua tanpa mengganggu Jennie yang tengah berusaha fokus pada berkasnya.

Tentu saja dadanya sangat sesak. Pertama ia kecewa karena Jiyong tidak terdengar panik di panggilan pertama. Kemudian ia pikir Jiyong hanya berbasa-basi untuk mengulur waktu si penculik dengan berpura pura tidak akan datang, tapi nyatanya, yang membuatnya lebih terluka adalah kenyataan kalau Jiyong datang menolongnya setelah Lisa memintanya.

Padahal tadi Jennie hampir menangis terharu ketika melihat Jiyong berkelahi dengan sangat luar biasa untuknya.

Padahal tadi Jennie terpesona pada setiap pukulan Jiyong yang melindunginya.

Tapi nyatanta, Jiyong datang bukan karenanya. Memang untuknya, untuk menyelamatkannya, tapi bukan karenanya, melainkan karena Lisa memintanya.

Ironis.

Padahal selama ini Jiyong terlihat sangat baik padanya.

Tapi mereka sama sama bukan kekasih Jiyong.

Jiyong sama sama bersikap baik pada mereka.

"Tapi hyung, kenapa hyungnim tidak pernah memakai senjata? Aku tidak pernah melihat hyungnim bertarung dengan senjata," tanya Jungkook sama sekali tidak menyadari kalau Jennie tengah terluka.

"Tidak pakai senjata saja Hyungnim sudah hebat. Kau tau? Luka di telapak tangan Hyungnim, katanya itu karena menyelamatkan noonim,"

"Jinjja?? Kapan? Bukankah luka itu baru semalam?"

"Hhm... memang baru semalam, tadi noonim bertanya padaku, 'apa pengacara Kwon akan baik baik saja? Kalian tidak pergi membantunya? Tangannya terluka karenaku semalam' begitu katanya,"

"Kira kira apa yang terjadi semalam ya hyung? Kemarin malam hyungnim pergi begitu saja, ku pikir hyungnim hanya akan pergi ke minimarket, ternyata dia menemui noonim-"

"Hentikan!" bentak Jennie menutup pembicaraan Taehyung dan Jungkook. Gadis itu sudah terlihat sangat kesal, hingga kemudian meraih tasnya dan meninggalkan kantor itu. Terlalu muak. Terlalu cemburu.

Sementara itu, di tempat lain Jiyong tidak bisa melepaskan Lisa. Pria itu duduk di kursinya kemudian memeluk pinggang Lisa yang memunggunginya. Menahan agar si gadis tidak melangkah pergi.

"Ya. Tuan Kwon, ini tempat kerjaku." bujuk Lisa agar Jiyong cepat melepasakannya

"Seungri tidak akan membiarkan siapapun masuk," balasnya sembari menggerakan tangannya untuk menerobos masuk kedalam rok Lisa. Lisa akan menyukainya, kalau mereka tidak di tempat kerja.

"Stop." Tahan Lisa yang kemudian berbalik untuk menghadap Jiyong "ada apa denganmu tuan? Ini tempat kerja," ucap Lisa sembari memegangi lengan Jiyong, meremasnya dengan cukup kuat. "Tahan. Apapun yang kau inginkan, tahan itu sampai jam kerjaku selesai, mengerti? Sekarang lepaskan aku tuan Kwon," suruh Lisa dan kemudian Jiyong melepaskan tangannya dari tubuh gadis itu.

"Sekarang sudah pukul 3,"

"Jam kerjaku sampai jam 5,"

"Kau akan langsung pulang, jam 5 nanti?"

"Ya, kau menyuruhnya pagi tadi,"

"Aku? Ah... mengisi rumahmu?"

"Sepertinya kepalamu benar benar terluka parah, pergilah ke rumah sakit, kenapa kesini?" protes Lisa yang kemudian berjalan ke arah pintu, menyuruh Seungri yang sebelumnya berjaga disana untuk masuk kedalam laboratoriumnya. "Kalian mengganggu, tau?"

"Kau kan juga dokter, jadi apa bedanya aku kesini atau kerumah sakit? Dimana dr. Nam?"

"Pergi olah TKP, kalau mau disini, duduk saja dan jangan menggangguku," ucap Lisa yang kemudian memakai glovenya dan mulai bekerja dengan segala macam peralatannya. "Apa pengacara selalu bisa bebas bermain begini? Tsk,"

Seorang pria melangkah memasuki laboratorium itu, pria yang sangat Jiyong dan Lisa kenal- Min Yoongi, jaksa penuntut ketika sidang tadi. Jiyong sedikit terkejut karena tidak pernah melihat Yoongi berada di sekitar Lisa sebelumnya.

"Kau sudah datang? Tunggu sebentar," ucap Lisa yang masih fokus pada cawan di hadapannya. "Zolpidem dan Caffein," lanjutnya kemudian berbalik untuk melihat Jaksa Min yang sekarang justru tengah beradu tatap dengan Jiyong. "Kalian tidak akan saling sapa? Baiklah, tidak perlu, dengarkan aku saja," ucap Lisa yang kemudian menyentuh pipi Yoongi dengan kedua tangannya dan mengarahkan wajah itu untuk menatapnya.

"Hasilnya?" tanya Yoongi setelah Lisa menjauhkan tangannya

"Zolpidem, jantungmu akan perlahan lahan berhenti setelah meminumnya, laporannya akan ku kirim padamu dalam... 30 menit? Pergilah kerumah sakit,"

"Aku tidak meminumnya,"

"Lehermu terluka, pria itu tertangkap basah menyerang jaksanya. Penyidikmu sudah memberitauku saat mengantar sample yang diujinya,"

"Tidak bisakah-"

"Aku bukan dokter, pergilah... masih ada banyak sekali sampel yang harus ku analisis, hush hush," suruh Lisa yang kemudian melangkah menjauhi Yoongi dan mulai mengetik di depan komputernya. "Kalau kau mau menunggu hasilnya disini sepertinya, aku akan membuat kalian membayar lebih banyak, pergilah ini bukan tempat bermain!" omel Lisa pada Yoongi yang mendapat senyum meremehkan dari Jiyong.

"Ya ya ya kami menunggu di luar," lanjut Jiyong sembari bangkit dari duduknya kemudian melangkah keluar bersama Seungri. Seungri merangkul Yoongi, memaksa jaksa penuntut yang sebenarnya enggan untuk ikut keluar bersama mereka. Meninggalkan Lisa yang kesal sendirian di dalam laboratoriumnya.

Jam menunjukan pukul 4 sore ketika Lisa mendapat sebuah panggilan dari nomor yang tidak di kenalnya.

"Dr. Yang," ucap seorang gadis begitu Lisa menjawab panggilan itu.

"Yup! Siapa ini?"

"Jennie Kim,"

"Ah pengacara Kim, ada apa?"

"Bisa kita bertemu?"

"Hari ini? Untuk apa?"

"Ya, ada hal yang ingin kubicarakan,"

"Hari ini aku sedikit sibuk, bagaimana kalau besok?"

"Ini mengenai Jiyong oppa,"

"Baiklah, dimana kau ingin bertemu?"

"Aku ada di lobby NFL sekarang,"

§§§

BelladonnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang