§§§
Pagi ini Lisa membuka matanya karena suara air yang mengalir dari kamar mandi apartementnya. Gadis itu duduk bersandar pada dinding dibelakang ranjangnya, menatap lurus pada kamar mandi dan melihat Jiyong keluar dengan rambut basah dan bertelanjang dada.
"Selamat pagi?" sapa Jiyong karena wajah datar Lisa yang lebih terlihat seperti sedang marah.
"He'em,"
"Ada apa? Kau marah? karena sesuatu?"
"Anni," jawab gadis itu yang kemudian menggeleng pelan. "Masih sangat mengantuk," lanjutnya yang kemudian kembali berbaring di ranjangnya. Kembali meringkuk disana.
"Kau sakit?" tanya Jiyong, mendekati Lisa, duduk disebelahnya kemudian menyentuh dahi gadis itu. "Tidak panas,"
"Memang hanya mengantuk... aaa... tidak mau membedah mayat sekarang..." rengek Lisa begitu mendengar handphonenya berbunyi. "Aaaa.... Joohyuk sialan sialan sialan!!" keluhnya sembari menendang nendang udara disekitar kakinya.
Jiyong terkekeh, melihat si gadis luar biasa yang akhirnya terlihat lebih manusiawi.
"Yeoboseyo?" ucap Jiyong yang akhirnya mengangkat panggilan dari Joohyuk. Bagaimana Lisa bisa tau kalau Joohyuk yang menelponnya? Gadis itu saja belum menyentuh handphonenya.
"Ya-" seru Lisa namun Jiyong menahannya, tidak mengizinkan Lisa untuk bangun dari baringannya dan meraih kembali handphonenya. Tangan kiri Jiyong yang sehat memegangi kedua tangan Lisa diatas kepalanya, sementara tangan kanannya memegangi handphone gadis itu.
"Dimana Lisa?"
"Lisa masih tidur, ada pesan?"
"Bangunkan dia, jangan sok jadi kekasih possessive. Ini benar benar penting," ucap Joohyuk membuat Jiyong menaikan sebelah alisnya. Jiyong baru saja akan bicara namun Lisa menendang perutnya. Tidak begitu sakit bagi Jiyong namun tetap saja mengejutkan, hingga pria yang sama sekali tidak siap itu tergelincir dan jatuh ke lantai.
"Aku akan datang-" ucapan Lisa yang baru saja berhasil merebut handphone itu terhenti. Terhenti karena informasi yang baru dikatakan Joohyuk.
"Eommamu mengirim surat pengunduran dirimu lagi, kali ini langsung ke direktur Kim. Tapi surat itu ada padaku sekarang,"
"Kau akan menyampaikan surat itu ke direktur Kim?"
"Kalau iya aku tidak akan repot repot mengganggu kencanmu,"
"Ku pikir kau akan menyuruhku membantumu otopsi lagi," ucap Lisa yang kemudian bergerak untuk membantu Jiyong bangun. "Aku akan pulang pagi ini dan bicara dengan mereka, tolong abaikan surat pengunduran diri itu, ya?"
"Hm... selesaikan masalah ini secepatnya,"
"Ne... ku tutup, annyeong oppa," ucap Lisa kemudian mematikan panggilan itu dan menghela nafasnya kasar. Rasanya ia ingin menjerit sekeras-sekerasnya atau melempar sesuatu sekuat-kuatnya.
"Apa terjadi sesuatu?" tanya Jiyong berusaha terlihat tenang, yang walaupun sebenarnya terkejut karena Lisa memanggil Joohyuk dengan sebutan oppa. Jiyong jadi ingat kalau ia belum pernah sempat meminta Lisa memanggilnya oppa.
"Apa aku bisa menuntut eomma tiriku karena dia mengirim surat pengunduran diri ke kantorku?" tanya Lisa yang sekarang terlihat benar benar marah. "Anniyo, appa pasti tidak akan membiarkanku menuntut wanita itu, aku hanya ingin hidup sendirian dengan tenang tapi kenapa mereka masih mengg- heish!"
Jiyong pikir Lisa bicara padanya, Jiyong pikir Lisa menganggap kehadirannya namun gadis itu terlalu kesal sampai tidak bisa bicara dengan runtut pada Jiyong. Terlalu kesal sampai tidak bisa memberi penjelasan apapun pada Jiyong.
Lisa meraih kembali handphonenya, menekan nomor yang pernah sangat di hafalnya dan di dering kedua si penerima telpon menjawab panggilannya.
"Kau ingin aku memanggilmu oppa kan?" ucap Lisa begitu panggilannya di jawab.
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba kau membahas-"
"Aku akan memanggilmu oppa, oppa sungguhan- aku akan memperlakukanmu sebagaimana seorang adik memperlakukan oppanya tapi itu tidak gratis. Katakan pada appaku untuk berhenti mengirim surat pengunduran diriku, dan kalau appa berjanji tidak akan mengirim surat pengunduran diriku lagi, aku akan memperlakukanmu seperti oppaku,"
"Kau sedang memberiku penawaran?"
"Aku sedang mengancammu, atau ku beritau pada appaku kalau sebenarnya kita berkencan, dan harus putus karena dia menikahi wanita itu,"
"Lisa! Kau tidak-"
"Kalau kau takut membuat wanita itu sedih pastikan aku mendapat ke inginanku. Buat kesepakatan dengan appaku. Kau tau aku tidak pernah meminta apapun darimu oppa, hanya kali ini, kali ini aku benar benar tidak mau berhenti dari pekerjaanku," Lisa mematikan panggilan itu, tepat sebelum Seunghyun menjawab ucapannya.
Jiyong tidak pernah melihat Lisa sekalut ini. Jiyong tidak pernah melihat Lisa sangat gugup seperti ini. Jiyong tidak pernah melihat Lisa sefrustasi ini. Jiyong bahkan tidak pernah mendengar Lisa terisak, dengan sangat keras dan menyedihkan seperti sekarang.
Seperti Lisa yang semalam menenangkannya tanpa banyak bicara, sekarang Jiyong pun melakukan hal yang sama. Pria itu mendekati Lisa yang duduk menangis dilantai, mengulurkan tangannya untuk memeluk Lisa.
"Tidak apa..." bisik Jiyong sembari mengusap kepala Lisa yang bersandar pada dada telanjangnya.
"Kekasihku- pria pertama yang ku kencani- oppa yang dulu sangat ku sukai- sekarang- sekarang menjadi oppaku sungguhan... aku- aku sudah berusaha tinggal dengan mereka selama empat tahun- aku- aku lelah... aku ingin keluar dari rumah- rumah yang semakin lama terasa seperti neraka- eommanya- eomma pria itu- aku benci wanita itu- aku benci setiap kali ia berusaha untuk terlihat seperti eommaku..." cerita Lisa di sela isakannya.
"Arraseo... aku mengerti maksudmu, kau bisa tinggal disini hm? Tidak perlu pulang, kau juga boleh tinggal denganku," jawab Jiyong sengan dangat lembut ketika merasakan air mata Lisa membasahi dadanya.
Lisa melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi. Wajahnya masih basah karena air, poninya pun begitu. Namun, gadis itu sudah tersenyum. Tidak lagi terlihat putus asa dan menyedihkan seperti beberapa menit lalu.
Jiyong menoleh, ia masih duduk di tepi ranjang, menunggu Lisa. Masih bertelanjang dada, masih dengan rambut yang belum ditata rapih seperti biasanya.
"Pengacara Kwon," panggil Lisa, dengan bibir melengkung—tersenyum.
"Hm?"
"Bisakah aku memintamu meniduriku sekarang?"
§§§
KAMU SEDANG MEMBACA
Belladonna
FanfictionBelladonna Berarti wanita cantik dalam bahasa Italia. Belladonna Juga mengartikan sebuah Berry beracun. Belladonna Wanita cantik dan racun.