24

2.2K 323 1
                                    

§§§

"Kau bisa turun disini dan aku akan menjemputmu nanti," ucap Jiyong setelah menepikan mobilnya didepan sebuah toko kecil.

"Tidak mau, kemana kau akan pergi? Tempat ini mengerikan," ucap Lisa karena disekeliling toko kecil itu hanyalah sebuah padang ilalang

"Sudah ku bilang kau tidak usah ikut tadi, turun disini atau ikut denganku akan sama saja,"

"Kalau begitu ikut saja, bagaimana aku bisa menunggu disini sendirian? Hhh... harusnya kau bilang kalau mau berkelahi ditempat seperti ini,"

"Hhhh... jangan menyalahkanku atas apa yang kau lihat nanti," ucap Jiyong kemudian menghentikan mobilnya tidak jauh dari sebuah gudang. Ia mencium Lisa, beralasan kalau ia butuh tambahan energi dan buru-buru pergi sebelum Lisa sempat memprotes. Jiyong bicara pada Seungri yang sudah menunggu dimobil tidak jauh dari mobilnya kemudian Seungri menemui Lisa sementara Jiyong masuk kedalam mobil yang dibawa Seungri.

"Kemana dia akan pergi?" tanya Lisa begitu Seungri menutup pintu lamborghini Jiyong.

"Kedalam, dan noonim disuruh tetap menunggu disini," ucap Seungri sementara Jiyong memacu mobilnya dengan kecepatan penuh dan menabrakan mobil itu ke pintu gudang yang berbahan kayu rapuh.

"Ya! Apa yang dia lakukan?! Kenapa kau disini dan tidak membantunya?!!" pekik Lisa begitu terkejut melihat Jiyong. Gadis itu ingin berlari untuk melihat keadaan Jiyong namun Seungri menahannya.

"Hyungnim melarang noonim mendekat! Tunggu saja disini," tahan Seungri dan dari tempat mereka berada, baik Lisa maupun Seungri dapat melihat segerombol pria yang siap memukul.

"Kau akan membiarkannya melawan semua orang itu sendirian?? Ya! Jangan gila! Aku tau dia hebat tapi melawan-" ucapan Lisa terhenti karena sekarang yang di lihatnya adalah beberapa orang dengan pakaian kumuh berlarian keluar seperti semut.

"Mereka adalah imigran gelap yang sangat miskin, orang orang yang tidak bisa membayar hutangnya atau anggota geng yang gagal dalam tugasnya dan mereka akan di jual besok malam," jelas Seungri sembari memperhatikan semua orang yang berlari. "Kalau noonim menelpon polisi-"

"Pergilah, bantu pengacara bodoh itu atau setidaknya temani dia disana. Aku tidak akan keluar atau menelpon polisi," suruh Lisa sembari mendorong Seungri agar pria itu segera keluar.

Seungri sedikit bimbang, meninggalkan Lisa hanya akan membuat Jiyong marah tapi Lisa pun terlihat sama mengerikannya. Seekor anjing setia sekalipun akan selalu takut pada pemiliknya.

"Cepat!!" suruh Lisa sembari memukul bahu Seungri. Tentu Seungri tidak takut pada gadis seperti Lisa, tapi gadis itu punya Jiyong dibelakangnya, punya Jiyong yang akan selalu membelanya jadi Seungri tidak punya pilihan lain selain menurutinya. Tidak punya pilihan lain selain berlari kedalam gudang dan membantu Jiyong.

Lisa menghitung setiap menitnya. Berharap waktu cepat berlalu dan Jiyong cepat keluar dari dalam gudang itu, dalam keadaan hidup. Berlari keluar dari mobil dan menghampiri Jiyong hanya akan membuat Jiyong semakin sulit. Kepalanya terus menimbang-nimbang, keluar atau tidak, tetap disana atau masuk kedalam gudang dan membantu Jiyong, hanya diam menunggu atau menelpon polisi.

Suara handphonenya yang tiba tiba berbunyi karena sebuah panggilan membuat Lisa menjerit, kembali sadar pada apa yang terjadi.

"Bawa mobilku pergi, aku akan mengikutimu tepat dibelakang," suara Jiyong, terdengar tergesa-gesa. "Lalisa! Kau mendengarku?!"

"Ya ya ya aku dengar," ucap Lisa yang kemudian bergerak untuk duduk di balik roda kemudi. Gadis itu membiarkan panggilan Jiyong di kursi penumpang sebelahnya kemudian menyetir mobil itu mengikuti perintah Jiyong.

"Menyetir dengan benar! Ada apa denganmu?!" omel Jiyong karena melihat Lisa hampir saja menabrak lampu jalan dengan mobilnya

"Aku berusaha cepat! Apa yang terjadi?! Apa kita di kejar?! Siapa mereka?!" balas Lisa, balas membentak Jiyong yang tengah bicara padanya melalui telpon.

"Tidak ada yang terjadi, aku hanya harus cepat pergi ke rumah sakit, menyetir yang benar atau tepikan saja mobilnya!"

"Mwo? Apa yang terjadi didalam sana?! Kau terluka?!"

"Tidak ada- ya! Lalisa! Lihat jalan didepanmu!"

Setenang apapun Lisa biasanya, kalau Jiyong bicara seperti itu padanya mana bisa Lisa tetap tenang? Lisa khawatir Jiyong terluka, ia tidak mendengar suara Seungri dan Jiyong bilang mereka harus cepat kerumah sakit. Rasa khawatir, gugup, takut dan penasaran membuat Lisa tidak bisa fokus pada jalanan didepannya. Padahal jalan didepannya sangat sepi, padahal Lisa hanya perlu menyetir lurus.

"Tepikan mobilnya!" suruh Jiyong namun Lisa tidak menjawabnya, tidak juga menepikan mobilnya, hingga Jiyong terpaksa menyalip gadis itu dan memotong jalannya. Membuat Lisa sangat terkejut hingga langsung menginjak pedal remnya.

Jiyong keluar dari mobil itu, menatap mobil yang langsung melesat meninggalkannya kemudian menghampiri Lisa yang masih duduk di balik roda kemudi.

"Pindah!" suruh Jiyong dan Lisa yang masih sangat terkejut menurutinya. Tanpa mengatakan apapun. Ia tidak terluka, Lisa sama sekali tidak terluka. Tapi gadis itu terkejut, kebingungan dan terkejut.

Jiyong menyetir mobilnya secepat yang ia bisa, mengejar mobil yang Seungri kemudikan didepan mereka. Pria itu terlalu fokus pada jalanan hingga tidak menyadari betapa bingungnya Lisa.

"Siapa itu?" tanya Lisa begitu mereka tiba di rumah sakit. Begitu matanya menangkap sosok Seungri yang ikut berlari bersama beberapa dokter dan perawat.

"Pembunuh sebenarnya," jawab Jiyong yang akhirnya bisa menghela nafasnya lega.

"Pembunuh apa-"

"Tunggu disini," ucap Jiyong yang kemudian berjalan menghampiri Seungri. Menanyakan keadaan pria yang hampir mati itu pada Seungri. Pria yang berusaha keduanya selamatkan adalah orang yang membayar si pembunuh bayaran. Sekretaris salah satu partai lawan sekaligus otak dari beberapa kasus perdagangan manusia.

"Dia sudah ditangani dokter dan kamera di mobil, aku akan mengambilnya," ucap Seungri

"Anniyo, aku yang mengamankannya, obati juga lukamu," suruh Jiyong, yang kemudian memanggil salah satu perawat dan menyuruhnya mengobati Seungri.

Sentara target mereka hari itu kritis tertimpa rak besi, Seungri di obati dan Lisa yang masih bingung, Jiyong mengajak Lisa untuk kembali ke mobil. Untuk mengamankan rekaman semua yang terjadi didalam gudang tadi.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Lisa setelah keduanya didalam mobil Seungri. Tanya Lisa ketika Jiyong tengah mengambil memory card dari kamera di mobil Seungri.

"Aku sudah bilang kan? Kalau aku akan mengeluarkan pria jahat itu dari penjara?" jawab Jiyong masih sembari sibuk dengan kameranya.

"Bukan itu, apa yang terjadi padamu? Kau terluka?"

"Tidak,"

"Kau mau menipu seorang dokter? Wajahmu saja rusak" protes Lisa yang kemudian menarik kemeja Jiyong keatas, menunjukan beberapa memar di perut dan pinggang Jiyong. "Kau bahkan tidak bisa berjalan dengan benar,"

"Tidak separah lainnya," jawab Jiyong, masih terdengar sangat tenang. "Aku akan mengembalikan kunci mobil Seungri, tunggu aku di mobilku," suruh Jiyong sembari tersenyum dan menarik bajunya agar lepas dari tangan Lisa.

"Obati lukamu disi-"

"Tidak mau, kau ikut untuk mengobatiku kan? Jadi tunggu aku selesai di mobil," sela Jiyong yang kemudian membawa semua barangnya untuk keluar dari mobil itu. Jiyong berlari kecil dengan kakinya yang terluka untuk segera menghampiri Seungri dan mengembalikan kunci mobil pria itu, meninggalkan Lisa yang ia suruh menunggu di lamborghininya.

§§§

BelladonnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang