17

2.2K 327 10
                                    

§§§

Lisa duduk berhadapan dengan Jennie di kantin kantornya. Dua gelas kopi instan menemani keduanya. Lisa tidak tau apa yang membawa Jennie untuk datang menemuinya, namun kali ini Jennie tidak seperti biasanya— bukan Jennie yang biasa Lisa lihat. Gadis itu tidak memakai setelan pengacaranya, tubuhnya yang indah dibalut sebuah dress hitam, sebuah anting-anting mutiara menghiasi telinganya. Dress dengan bahu terbuka itu di perindah dengan seutas kalung mutiara berwarna merah muda. Terlihat mahal, terlihat sangat elegan dan berkelas. Bahkan walaupun Lisa tau itu bukan mutiara sungguhan, namun Jennie terlihat sangat mempesona. Lisa mengakuinya.

"Terimakasih," ucap Jennie membuka obrolan mereka

"Aku belum memujimu, tapi kau cantik,"

"Kau tau bagaimana aku bertemu dengan Jiyong- maksudku pengacara Kwon?"

"Apa sangat penting sampai aku harus mengetahuinya?"

"Aku menyukai pengacara Kwon,"

"Hm... ya, lalu hubungannya denganku?"

"Kau tidak penasaran? seperti apa hubungan kami?"

"Kalau itu penting, salah satu dari kalian pasti akan memberitauku," Lisa menyesap kopinya.

Seakan tau seorang Kwon Jiyong sudah terperangkap dalam jalanya, Lisa sama sekali tidak merasa terancam.

Ditambah hatinya sudah pernah sangat terluka sebelumnya, hingga sekarang berebut seorang pria bukan lagi hal yang luar biasa untuknya. Tidak ada yang lebih menyakitkan dibanding kenyataan kalau pria yang kau sebut oppa tiba-tiba menjadi oppamu sungguhan. Namanya ada diatas namamu di kartu keluarga, namun bukan sebagai suamimu, tapi oppamu.

"Aku... menyukai Jiyong oppa," ucap Jennie sembari menatap Lisa dengan tatapan tajamnya. "Jiyong oppa pun begitu. Ketika kami pertama kali bertemu- di lift,"

"Ah... begitu? Ne... aku mengerti,"

"Sudah berapa lama kalian saling kenal?"

"Entahlah? Beberapa bulan? Seorang temanku yang mengenalkan kami, dan... maaf... tapi apa sebenarnya inti pembicaraan ini?"

"Aku tidak tau bagaimana hubungan kalian- kalian berkencan atau hanya sekedar teman tidur tapi... tolong beri aku kesempatan, kita meminum air yang sama tapi kenapa hanya kau yang dapat kesempatan?"

"Kesempatan? Ku pikir kau lebih banyak menghabiskan waktunya dibanding denganku, tapi kalau itu maumu, baiklah..." Lisa merasa seperti baru saja diajak bertaruh, diajak bersaing untuk mendapatkan seluruh perhatian seorang pengacara bertattoo. "Ular dan sapi pun meminum air yang sama, tapi ular menghasilkan bisa dan sapi menghasilkan susu,"

Jennie yang pertama meninggalkan Lisa. Gadis itu pergi karena Jiyong menelponnya. Pergi seusai memamerkan pada Lisa bagaimana hubungan manisnya dengan Jiyong.

"Woah... nona Kim... cantiknya," ucap Taehyung begitu melihat Jennie melangkah masuk kedalam kantor mereka.

"Kau sudah datang? Kita punya waktu sebelum jam 5, jadi ayo merayakan sidang siang tadi," ucap Jiyong sembari melempar kunci mobilnya pada Seungri. Bukan lamborghini, sebuah mobil SUV yang mampu menampung 5 sampai 7 penumpang.

"Kemana kita akan pergi hyungnim??" tanya Taehyung dengan penuh semangat

"Kau yang menyetir," suruh Seungri pada Jungkook yang kemudian mengekori Jiyong yang sudah lebih dulu keluar, sembari merangkul Jennie.

"Kemana kau mau pergi nona Kim?" tanya Jiyong pada gadis gugup dirangkulannya.

"Aku?"

"Ya, kemana kau mau pergi? Kau sudah di culik karena kasus ini, jadi ini hadiah untukmu,"

"Ng... aku... aku ingin makan malam mewah-"

"Makan malam mewah?" sela Jiyong sembari melirik tiga pria dibelakang mereka. "Restoran China?"

"Ne?"

Bukan restoran China yang Jennie inginkan, Jiyong bilang ini hadiah untuknya tapi yang Jennie inginkan adalah makan malam mewah— berdua. Sayangnya, Jiyong tidak mau repot-repot mendengarkan Jennie sampai gadis itu selesai bicara. Sayangnya, Jiyong sudah terlanjur salah paham dan sayangnya lagi ketiga pria di belakang mereka langsung antusias begitu Jiyong mengajak mereka makan bersama di restoran China.

Nasi goreng, mie, daging asam manis, curry, dimsum, sup dan berbagai makanan lainnya sudah di pesan. Jiyong terlihat sangat senang melihat Seungri, Taehyung dan Jungkook yang makan dengan sangat bersemangat. Namun Jennie tidak terlihat menikmati, gadis itu terlihat kesal karena bukan itu yang sebenarnya ia inginkan.

"Kenapa kau tidak makan Jennie?" tanya Jiyong sembari menaruh sepotong daging diatas mangkuk nasi Jennie. "Makanlah,"

"Ah ne oppa..." jawab gadis itu, bersikap seolah ia ikut senang dan memakan daging yang diberikan Jiyong.

Rasanya jam berjalan sangat cepat, sudah pukul 5 dan handphone Jiyong bergetar. Sebuah panggilan, dari Lisa.

"Halo?"

"Halo pengacara Kwon, dimana kau sekarang?"

"Sebentar lagi berangkat, kau sudah-"

"Kau belum berangkat?" sela Lisa

"Ya, aku akan berangkat sekarang, kenapa kau sangat tidak sabaran begini?" tanya Jiyong, yang kalau boleh jujur, sebenarnya ia yang tidak sabar untuk bertemu dengan Lisa.

"Maafkan aku, tapi tidak perlu berangkat, kita bisa menunda janjinya jadi pukul... ng- pukul 9?"

"9? Tidak ada toko furniture yang buka pukul 9, kau bilang mau mengisi-"

"Maafkan aku, kali ini benar benar tidak bisa, bersenang senanglah dengan bawahanmu, aku harus pergi, maafkan aku... jam 9 ku telpon lagi," ucap Lisa yang langsung mematikan panggilan itu tanpa menunggu Jiyong lebih dulu.

Senyum Jiyong lenyap. Bayangannya untuk meminta Lisa menjadi kekasihnya hilang begitu saja. Senyum dan rencananya tiba tiba menghilang seperti tersedot vaccum cleaner.

"Oppa, ada yang ingin ku bicarakan denganmu, bisakah kita bicara setelah makan malam ini?" tanya Jennie sembari menyuap sepotong daging lagi kedalam mulutnya.

"Maaf, tapi aku-"

"Bukankah janjimu baru saja di batalkan?"

"Hhh... baiklah, setelah ini kita bicara, makanlah," suruh Jiyong, memaksakan diri untuk kembali tersenyum kemudian ikut memakan beberapa potong daging.

Mood Jiyong rusak. Karena Lisa yang tidak menepati janjinya.

§§§

BelladonnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang