"ya, gue mau pindah dari rumah ini kak. sesegera mungkin."
keputusan Hyunbin membuat Seongwoo dan Jaehwan kaget.
"yang bener aja lo, bin? lo baru juga sebentar tinggal disini." tukas Seongwoo. doi rada gak suka sih sama keputusan Hyunbin yang pengen pindah tiba-tiba."lagian lo gak sayang sama duit sewa lo? dah bayar mahal-mahal juga." sahut Jaehwan. doi emang rada sensi sih kalo urusan duit. maklumlah, doi kan rakjel. ups.
"gak papa. gue bisa balik ke kontrakan gue yang dulu, bareng sama anak-anak JBJ yang lain."
"hah, balik sama geng rusuh lo, toh..." gumam Jaehwan.
"lo yakin sama keputusan lo?" tanya Seongwoo, memastikan Hyunbin benar-benar memikirkan keputusannya.
Hyunbin mengangguk mantap, "gue gak akan sanggup ngelihat kak Minhyun, kak. setiap ngelihat kak Minhyun gue bakalan terus keinget sama penolakan dia. gue rasa kak Minhyun juga ogah ngelihat tampang gue lagi. dia pasti gak nyaman tinggal serumah sama cowok bego kayak gue." ucapan Hyunbin terdengar begitu menyedihkan.
Seongwoo menghela napas panjang. 'kalo aja lo tahu gimana perasaan Minhyun ke lo bin...' batinnya sedih. sejujurnya Seongwoo ingin mengatakan semuanya pada Hyunbin. tentang alasan Minhyun menjauhinya. tentang alasan Minhyun menolak cintanya. namun bagaimanapun juga Seongwoo merasa tidak berhak ikut campur dalam hubungan mereka. biarkan Hyunbin dan Minhyun menyelesaikan semuanya sendiri.
Hyunbin melanjutkan, "jadi... gue rasa ini keputusan yang tepat. gue bakalan cepat ngelupain perasaan gue dan kak Minhyun gak akan eneg ngelihat gue lagi."
"tapi bin..."
Jaehwan menepuk bahu Seongwoo. "udahlah. Hyunbin udah buat keputusan, kita harus hargai keputusan dia..." kaaknya Jaehwan beneran kesambet. entah kenapa doi jadi bijak gini.
Seongwoo akhirnya mengangguk setuju meskipun berat. doi udah terbiasa dengan keberadaan Hyunbin disekitarnya. Seongwoo yakin kalau tidak ada Hyunbin rumah ini bakalan sepi dan suram kayak kuburan. "oke bin... api lo harus bilang sendiri ke Daniel tentang rencana lo ini." tukasnya pasrah.
"pasti gue bakalan bilang ke Daniel kak."
"hmm... kalo gitu kapan lo amu pindahan?" tanya Jaehwan. "kali aja lo mau pake jasa gue buat bantuin lo ngepack barang. tapi gak gratis." tegasnya.
Hyunbin terkekeh mendengar perkataan Jaehwan barusan. "gampang, bayarannya gue traktir pecel lele selama sepuluh hari. gimana?"
"BENERAN??? YEAHH...!!!" teriak cowok udik itu pake nada tujuh oktaf.
"anjir lo, hwan...! lo pengen bikin gue budeg apa?!!" protes Seongwoo sambil nutup kedua telinganya. bisa-bisa telinga doi berdarah gara-gara tereakan Jaehwan yang dah kayak toa. kan gak lucu.
"well, gue masih sibuk sih sekarang. mungkin gue pindahan sekitar dua minggu lagi." sahut Hyunbin."eh, kita adain pesta perpisahan yuk?" usul Seongwoo.
"wah, boleh tuh. tapi jangan mahal-mahal ya. gue kagak ada duit buat iuran."Seongwoo memasang tampang kesal, "kapan lo ada duit, hwan? miskin kok terus-terusan?!" duh, nusuk banget dah.
"yah, sebagai gantinya gue bakalan nyanyi deh di pesta." untung Jaehwan sabar meskipun omongan Seongwoo menyakitkan. hiks.
Hyunbin tersenyum melihat kedua cowok itu antusias mendiskusikan pesta perpisahan untuknya. 'yah meskipun gue ditolak sama kak Minhyun, paling gak gue punya sahabat yang baik kayak kalian...' batinnya senang. dia tidak pernah menyesali keputusannya dulu untuk tinggal dirumah ini. Hyunbin merasa bahagia bisa memiliki sahabat yang selalu peduli padanya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF 101
Fanfictioncerita tentang suka duka beberapa mahasiswa (bobrok) yang tinggal dikontrakan elit bernama 'HOUSE OF 101'. kisah cinta yang rumit, ditambah kehidupan perkuliahan membuat hidup semakin berwarna. ONGNIEL (top!Niel), MINHYUNBIN (top!Hyubin), JREN(Top!J...