Prolog

6.5K 576 52
                                    

얘가 너 좋아해
(Dia menyukaimu)
♥️♥️♥️

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Saat itu Min Hee dan Won Woo masih berusia tujuh belas tahun.

Min Hee merasakan untuk yang pertama kalinya sebuah perasaan aneh yang menyentuh hatinya mana kala bersama dengan Won Woo, teman dekatnya.

Tak butuh waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang disebut dengan cinta itu. Semua temannya membicarakan hal yang sama setiap hari, dimana jantungnya berpacu kencang karena seseorang.

Hari itu adalah hari yang istimewa. Tanggal empat belas februari tepatnya, sebuah hari perayaan untuk menyampaikan pesan kasih sayang pada seseorang yang berharga.

Min Hee menulis untaian kata segenap hatinya untuk Won Woo malam sebelumnya. Isinya kurang lebih begini: Won Woo-ya, selama ini kau selalu ada di sisiku. Kau adalah teman terbaik yang kumiliki sampai sekarang. Aku berterima kasih karena itu. Tapi kupikir, aku ingin berhenti jadi temanmu. Bukan berarti aku membencimu, ini sesuatu yang justru kebalikannya. Karena aku terlalu menyayangimu, hingga kusadari bahwa aku mulai menyukaimu sebagai seorang perempuan untuk laki-laki. Dari bukan temanmu, Min Hee.

Gadis itu menyelipkan amplop merah mudanya di salah satu buku catatan Won Woo yang tergeletak di bangku, sementara si pemilik sedang istirahat di luar kelas.

Saat anak-anak kembali ke kelas karena panggilan bel yang bertanda mulainya pelajaran, Min Hee dengan terburu-buru menempati kursinya.

Min Hee terus memperhatikan gerak-gerik Won Woo, mencari tahu apakah laki-laki itu sudah menemukan suratnya atau belum.

Dan pada saat tertentu, Min Hee melihat Won Woo tengah membuka lipatan suratnya. Mata elang milik Won Woo menjelajahi setiap kata yang tertulis di sana dengan serius dan mendalam, setidaknya begitulah anggapan Min Hee.

Won Woo tiba-tiba menoleh pada Min Hee yang sedari tadi sudah mematri penglihatannya pada laki-laki itu. Sulit untuk mendeskripsikan apa arti dari ekspresi wajah datar Won Woo, bisa kaget, risih atau bingung. Tapi yang jelas tidak ada bunga yang mekar di sekitarnya.

Setelah kelas usai, Min Hee langsung mengekori Won Woo dari belakang tapi tak berani menyapa. Surat cinta yang tadi ia berikan pada Won Woo yang membuatnya jadi merasa malu untuk bertatap langsung dengan laki-laki itu.

"Cha Min Hee!" panggil Won Woo sembari menoleh ke belakang. Wajah dinginnya menunjukkan kejengkelan. "Berhentilah mengikutiku! Kau bisa berjalan denganku atau pergi duluan."

Min Hee awalnya tersentak, tapi ia menurut saja dengan yang dikatakan Won Woo. Ia menghampiri laki-laki itu sedikit ragu, dan takut juga.

Ini bukan kali pertama mereka pulang bersama, tapi ada sesuatu yang berbeda kali ini. Min Hee benar-benar tidak bisa mengendalikan debaran di dadanya saat menatap sosok yang begitu bersinar di depannya kini.

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan pulang bersama, dalam keheningan dan kecanggungan yang luar biasa.

Min Hee berdeham. "Apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"

Won Woo tak menjawabnya.

"Kau sudah membaca suratku, kan?" tanya Min Hee malu-malu. "Bagaimana pendapatmu?"

Won Woo seperti sudah mengelem mulutnya agar tidak bicara.

"Won Woo-ya!" kata Min Hee sambil mengayunkan tangan Won Woo dengan manja, meminta laki-laki itu agar meresponsnya lewat tatapan anak kucingnya yang menggemaskan.

Won Woo berhenti, lalu menatap mata Min Hee menggunakan laser matanya yang tak terhindari. "Aku tidak punya rencana untuk memacari temanku sendiri," ucapnya malas.

 "Aku tidak punya rencana untuk memacari temanku sendiri," ucapnya malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min Hee tahu arti dari kalimat itu.

Penolakan.

Kau tahu bagaimana rasanya penolakan itu? Yang jelas lebih pahit dari jenis obat manapun yang bisa kau temui di dunia ini.

"Kenapa?" tanya Min Hee dengan suaranya yang hampir menghilang.

"Lihatlah hasilnya!" kata Won Woo tegas. "Kau dan aku, di situasi yang seperti ini. Tebakku, kau sebentar lagi akan menangis." Won Woo tersenyum meremehkan. "Iya, kan?"

"Apa hanya itu yang bisa kau katakan padaku?" tanya Min Hee parau.

Won Woo bergeming kembali.

"Kau terburuk, Won Woo-ya. Kau yang paling jahat." Di akhir kalimatnya, Min Hee akui semua karena kesalahannya. Salahnya jika ia menangis kini, di saat ia sudah tahu kalau Won Woo tidak pernah menganggapnya seorang wanita. Salahnya pula jika persahabatan mereka jadi canggung, sebab ia telah merusaknya dengan perasaan yang ia miliki.

Min Hee mencoba tegar, walau lebih tepatnya berpura-pura saja di depan Won Woo. "Aku mengerti, kau hanya menjawabnya dengan jujur. Aku akan mengakhiri perasaanku padamu hari ini juga."

Min Hee pun meninggalkan Won Woo sambil meruahkan air matanya di sepanjang jalan. Dan seperti itulah pengakuan cintanya yang bertepuk sebelah tangan terjadi.

***

TBC

Ini kukasih prolognya dulu yaa
😊😊😊
Gimana? Gimana?
Vomentnya dari kalian kutunggu 😉
Biar Won Woo makin semangat bikin kalian gregetannya 😀

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang