Part 20

2.4K 322 15
                                    

마음이 마음에게
(Dari hati ke hati)
❄❄❄

Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁

Sepanjang koridor fakultas, ada saja orang yang menyapa Min Gyu, perempuan maupun laki-laki. Min Hee yang bisa melihat senyum Min Gyu menyapa balik orang-orang, membuatnya sangat kagum pada laki-laki yang berjalan di sampingnya itu.

"Aku tak tahu ada orang sepertimu," kata Min Hee pada Min Gyu.

"Seperti apa aku memangnya?" tanya Min Gyu, suaranya benar-benar enak buat didengar.

"Kau tidak hanya tampan, kaya, pintar dan populer. Kau juga punya banyak teman, dan kau memperlakukan mereka dengan baik," jawab Min Hee.

"Kau tidak tahu saja, tapi terkadang aku iri pada orang-orang yang hanya memiliki sedikit teman," ucapan Min Gyu tersebut mendapat tatapan heran dari Min Hee. "Mereka seperti manusia terpilih yang hanya mendapatkan orang-orang terpilih saja."

Min Hee tersenyum mendengarnya. "Kupikir, itu tidak sepenuhnya salah."

Tiba-tiba dua orang wanita menghalangi jalan Min Gyu dan Min Hee. "Min Gyu-ya, akhirnya kau sudah bisa memutuskan wanita mana yang ingin kau pacari ternyata," ucap salah satu wanita itu.

Min Gyu menoleh pada Min Hee dengan raut wajah yang tak enak hati karena telah menciptakan kesalahpahaman dengan hubungan mereka.

"Hai!" sapa Min Hee sambil tersenyum cerah. "Aku Min Hee, mahasiswa tahun kedua jurusan ilmu kesejahteraan sosial." Ia memperkenalkan dirinya.

"Selamat, ya! Kau baru saja mendapatkan yang terbaik." Wanita itu menyambut hangat Min Hee.

"Terima kasih," ucap Min Hee. Kemudian ia pun melanjutkan perjalanannya dengan Min Gyu.

Dengan nada senang Min Gyu berkata. "Kau baru saja mengiyakan kalau kita pacaran."

Min Hee mengangkat bahunya, namun pancaran wajahnya berseri-seri. Lalu ia mendahului laki-laki bernama Min Gyu itu.

Min Gyu sebagai pelampiasan? Ide gila macam apa itu? Siapa yang tahu bahwa Min Hee pada akhirnya memutuskan untuk menemukan kebahagiannya yang lain hanya dalam satu perjalanan dari rumah sampai kampus yang terbilang dekat. Benar sekali tentang yang dikatakan oleh orang di luar sana, bahwa pembicaraan dari hati ke hati punya kekuataan yang tak terbatas.

"Kau punya rencana apa sore nanti?" tanya Min Hee duluan.

Min Gyu menimang-nimang jawabannya. "Membahagiakanmu?"

"Dasar!" gumam Min Hee tidak bisa menahan senyumnya. "Itu rencana yang bagus, Min Gyu-ya."

"Bagaimana jika kita merayakan hari jadi kita?" tanya Min Gyu bersemangat. "Aku tahu wanita suka dengan perayaan."

Min Hee merasa seperti bunga layu yang punya kesempatan mekar lagi. Ia pun mengomentari. "Kau sangat pengertian sekali. Kau tahu bagaimana cara memperlakukan seorang wanita."

Min Gyu menggaruk belakang kepalanya, dan telinganya berubah jadi merah. "Aku tidak tahu harus bilang apa jadinya."

"Min Gyu-ya, kau tidak bertanya alasan kenapa aku tiba-tiba menerimamu?" tanya Min Hee baru menyadari kejanggalan itu.

"Apa aku harus tahu?" Min Gyu balik bertanya. "Itu sudah sangat jelas." Laki-laki itu menyombongkan diri di depan Min Hee yang mengerutkan kening karena entah kenapa, kalimat itu terasa mengganggu hatinya.

"Kita sudah sampai. Masuklah!" kata Min Gyu.

"Eh? Tapi kapan kelasmu berakhir?" tanya Min Hee menghentikan kepergian Min Gyu. "Kelasku akan berakhir sekitar jam tiga. Tapi karena ada yang harus kukerjakan dulu, mungkin jam empat?"

Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang