당신이 있어서 오늘도 행복합니다
(Karena kau ada, hari ini pun aku bahagia)
🌷🌷🌷Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁Sarapan pagi itu benar-benar tidak keruan, ditambah lagi suara notifikasi pesan masuk yang semuanya dari Min Gyu membuat Min Hee jadi gusar di tempatnya duduk. Ia merasa Won Woo marah padanya karena hal itu, tapi sebenarnya sangat sulit untuk membedakan suasana hati laki-laki itu.
“Apa rencanamu hari ini?” tanya Min Hee mengawali percakapannya dengan Won Woo.
“Mendengarkanmu,” jawab laki-laki itu fokus pada makanannya.
Min Hee menahan senyumnya. “Seharian?” tanyanya antusias. Itu artinya mereka akan bersama sepanjang hari.
Won Woo menyunggingkan senyum tipis. “Itu pun kalau kau kuat bicara seharian,” sambungnya.
Min Jae yang awalnya hanya jadi penonton saja ikut nimbrung ke dalam percakapan, jari telunjuk dan jempolnya mengusap-usap dagu dengan tempo yang konstan. “Jika itu Min Hee Noona, bisa saja.”
Min Hee berdecak. “Aku tak secerewet itu,” protesnya.
Won Woo mengomentarinya. “Sepertinya adikmu lebih mengenal dirimu dibanding kau sendiri.”
“Kalian berdua menyebalkan,” gerutu Min Hee.
Setelah selesai makan, Min Jae malah mengajak Won Woo untuk bermain PS. Apalagi kebetulan sekali Tuan Jeon dan Nyonya Lee sedang tidak ada di rumah, jadi mereka bisa leluasa bermain.
Walaupun kesal karena Won Woo telah melupakan janjinya lagi, Min Hee yang tak mau ditinggal sendirian di rumah ikut mendatangi rumah Jeon di sebelah. Min Hee yang tidak bisa main PS itu merasa bosan dan terabaikan oleh kedua laki-laki itu. Akhirnya ia memutuskan untuk naik ke lantai dua, saking asiknya main PS Won Woo sampai tidak menyadarinya.
Min Hee masuk ke kamar Won Woo, bukan kali pertama tapi kakinya masih terasa ngilu tiap kali melangkah di ruangan itu. Ia kembali menengoki surat cintanya yang ternyata masih ada di tempat terakhir Won Woo meletakkannya.
Di meja belajar Won Woo terdapat berkas tentang contoh sebuah kasus, tapi kali ini Min Hee tidak mengizinkan tangannya untuk menyentuh berkas itu sedikit pun. Ia malah membayangkan Won Woo sedang berada di persidangan, dengan keren. Tapi ia belum tahu apakah Won Woo akan mengisi kursi pengacara atau jaksa.
Di samping tempat tidur Won Woo, di atas laci tepatnya ia menemukan foto mereka saat kecil. Min Hee tersenyum karena Won Woo masih membiarkan foto itu tetap di sana selama bertahun-tahun. Ia duduk di pinggiran kasur empuk Won Woo lalu merebahkan tubuhnya di sana. Aroma khas Won Woo pun menyeruak masuk ke hidungnya, yang entah kenapa membuatnya merasa nyaman.
Jendela kamar Won Woo yang dibiarkan terbuka membuat semilir angin masuk dan membisikkan lagu tidur ke telinga Min Hee yang tidak mampu menghalaunya jauh.
Selama kurun waktu tertentu, Min Hee tidak tahu apa lagi yang terjadi setelahnya. Tapi karena datang sebuah pergerakan di sampingnya, ia membuka matanya dengan kesadaran yang minim. Ia menemukan tatapan khas seorang Jeon Won Woo yang juga rebahan di atas kasur.
“Won Woo-ya,” panggil Min Hee sambil menahan kantuknya.
“Hmm?” respons laki-laki itu.
“Apa ini mimpi?” tanya Min Hee, tak sempat dijawab oleh Won Woo. “Kuharap ini mimpi. Ada hal yang hanya bisa kuceritakan padamu dalam mimpi.”
“Apa itu?” tanya Won Woo pelan, membuat suara basnya semakin terdengar seksi.
“Aku sudah bohong padamu,” kata Min Hee. “Aku bilang akan mengakhiri perasaanku pada hari itu, tapi aku bohong selama ini. Aku tidak bisa, dan mungkin yang membuatnya begitu karena aku memang tak ingin melakukannya.”
“Won Woo-ya,” lanjut Min Hee.
“Katakan!” kata Won Woo, tidak lagi terdengar meremehkan, tidak lagi terdengar malas atau datar seperti biasanya.
Min Hee tak mengucapkan apapun, ia justru memajukan wajahnya lalu mengecup bibir laki-laki di depannya dengan lembut. Ia tersenyum setelahnya. “Jika ini bukan mimpi, kau pasti sudah menjitak kepalaku, iya kan?”
Won Woo terdiam cukup lama. “Mungkin tidak juga,” jawab laki-laki itu.
***
TBC
Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔
Fiksi Penggemar[Romance] Mencintai adalah salah satu kreatifitas hati, tapi bagaimana jika karya agung itu sama sekali tidak diindahkan, malah terbengkalai dan berdebu di suatu tempat yang tak terjamah? 31 Mei 2018 - 31 Agustus 2018