내가 너를 좋아하지 않을 방법이
있었으면 좋겠다. 너가 나를 좋아할
방법은 없는 것 같아서.
(Aku harap ada cara agar tidak munyukaimu lagi. Karena sepertinya sudah tidak ada cara untuk membuatmu menyukaiku).
☄☄☄Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁Min Hee menantang tatapan tajam mata elang Won Woo, bahkan semilir angin pun tak menggoyahkannya sedikit pun. “Memangnya kenapa?” tanya Min Hee penuh emosi. “Setahu aku, itu hakku dekat dengan siapapun, atau jauh dengan siapapun.”
Won Woo mengangguk beberapa kali. “Kau benar. Itu hakmu,” katanya mengiyakan. “Terserah kau saja!”
Min Hee gemetar mendengar penuturan tak berperasaan yang dilontarkan Won Woo padanya. “Aku tidak tahu kenapa kau begitu tidak peduli padaku, setidaknya sebagai teman,” lirihnya.
“Kau mulai berpendapat sesukamu lagi, padahal kau tak tahu apa-apa. Aku peduli padamu, Min Hee. Itulah sebabnya, aku tidak suka kau berhubungan dengan laki-laki itu,” kata Won Woo.
Min Hee mendengus. “Asal kau tahu, dia memperlakukanku lebih baik dibanding kau. Dia tahu bagaimana cara memperlakukan wanita,” jelas Min Hee membela pacar barunya habis-habisan di depan cinta pertamanya yang tak punya kesempatan bersemi itu.
“Namanya juga playboy,” sindir Won Woo blak-blakan.
Walau Min Hee belum memiliki perasaan yang besar untuk Min Gyu, tapi ia tak suka saat orang lain mengolok pacarnya itu. “Kau juga melakukan hal yang sama pada wanita lain, kalau begitu kau sama saja dengannya,” ucap Min Hee tanpa sempat memfilter kalimatnya.
“Jadi begitu caramu melihatku?” tanya laki-laki itu, suaranya terdengar seperti sedang menahan amarah yang luar biasa.
Min Hee takut setengah mati karenanya. Ia berlari ke arah Won Woo dan meraih tangannya. “Aku tidak bermaksud mengatakannya. Maafkan aku, hm?” Bintang malam seolah berkelip di mata Min Hee yang berair.
Ada kalanya, Won Woo luluh dengan tingkah Min Hee yang satu ini. Tapi bukan Won Woo jika ia tidak bisa menjadi orang yang tegas. “Kalau begitu, jangan bertemu lagi dengannya!”
Perlahan Min Hee melepaskan tangan Won Woo. “Tapi dia sangat baik padaku.”
“Kuberi tahu kau satu hal, orang yang baik dan orang yang tepat adalah dua hal yang berbeda,” kata Won Woo serius. Tapi Min Hee tidak mengerti maksud laki-laki itu.
Seiring waktu berjalan dalam keheningan, Won Woo mengambil langkah menjauh menuju kediamannya.
Min Hee tidak bisa membedakan apakah yang tadi itu bentuk perhatian Won Woo padanya, atau hanya ancaman di balik kata-kata manis saja. Tapi kesimpulannya, Won Woo memang menyuruhnya untuk memutuskan Min Gyu.
Ia tidak berencana untuk menutup mata dengan kelebihan Min Gyu. Walaupun hubungan mereka baru seumur jagung, tapi Min Gyu terlihat memprioritaskannya dan itu sudah cukup.
Min Hee mengacak rambutnya, frustrasi. Lalu menyeret kakinya dengan malas masuk ke dalam rumah. Setelah membereskan meja makan, ia juga membersihkan diri sebelum rebahan di kasur empuknya. Mudah baginya untuk terlelap karena sangat kelelahan malam itu.
Paginya, sudah ada panggilan tak terjawab dan pesan gombal dari Min Gyu. Aneh juga rasanya setelah punya pacar, ia pun membalas seadanya.
Saat bertemu di ruang tengah, Min Hee diabaikan oleh adik semata wayangnya itu.
“Min Jae-ya, kau masih marah padaku?” tanya Min Hee, tentunya basa-basi saja karena ia tahu faktanya Min Jae memang masih marah padanya.
“Aku tak suka kau bergaul dengannya,” ucap Min Jae ketus. Bocah laki-laki itu berjalan menuju kulkas di dapur, lalu mengambil botol mineral untuk diteguknya.
“Kau kan belum kenal dengannya,” kata Min Hee berusaha membujuk adiknya agar tidak berpikiran negatif dulu.
“Kau sudah?” tanya Min Jae dengan lantang.
Tentu saja Min Hee hanya bisa bergeming diberi pertanyaan yang mematikan seperti itu. Ia sadar betul bahwa ia telah memacari orang yang sama sekali tak dikenalnya luar dalam, selain laki-laki itu tampan dan populer.
“Aku sudah cukup mengenalnya, dia sangat perhatian dan pengertian padaku,” kata Min Hee.
“Lalu bagaimana dengan Won Woo Hyung? Aku lebih senang kau dengannya,” ucap Min Jae langsung pada poin utama maksud dan tujuannya merajuk semalaman.
“Memangnya aku tidak bakal senang jika begitu?” Min Hee tanpa sadar ikut meninggikan suaranya. “Tapi kita tidak bisa memaksakan perasaan seseorang. Sudah cukup bagiku mengharapkan Won Woo, yang tidak bisa ya tetap tidak bisa. Lagi pula, kau tahu dari mana kalau aku suka padanya?” keluhnya baru sadar.
Min Jae malah memutar bola matanya. “Tapi aku punya ide yang bisa membantumu. Dengan catatan kau tidak boleh menyerah pada Won Woo Hyung,” ucapnya kemudian meleos pergi.
“Eh, kau mau kemana pagi-pagi begini?” teriak Min Hee sebelum adiknya membuka pintu.
“Memani Won Woo Hyung,” jawab Min Jae. “Hari ini mobilnya sudah bisa diambil di bengkel. Aku akan sarapan di luar lalu berangkat sekolah dengannya,” lanjutnya.
“Dia tidak ada kelas?” tanya Min Hee.
“Nanti siang katanya,” jawab Min Jae lalu menghilang di balik pintu.
Min Hee merenungkan kembali kata-kata adiknya yang mendukungnya bersama Won Woo, ditambah lagi ancaman Won Woo yang menyuruhnya untuk berhenti bertemu dengan Min Gyu. Apa sekarang orang-orang sengaja sedang mempermainkan hatinya, pikir Min Hee.
Tiba-tiba, telepon dari Min Gyu menderingkan ponselnya yang ada dalam genggaman. Ia segera menerimanya.
“Min Hee-ya, aku mau mengajakmu pergi hari ini. Kau bisa, kan?” tanya Min Gyu di seberang telepon sana.
Ragu.
Dilema.
Pikiran Min Hee jadi bercabang, hatinya terbelah dua, antara tidak bisa menolak dan tidak ingin menerima ajakan Min Gyu itu.
***
TBC
Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔
Fiksi Penggemar[Romance] Mencintai adalah salah satu kreatifitas hati, tapi bagaimana jika karya agung itu sama sekali tidak diindahkan, malah terbengkalai dan berdebu di suatu tempat yang tak terjamah? 31 Mei 2018 - 31 Agustus 2018