가끔은 바보처럼 살아도 괜찮아
(Terkadang tak apa hidup seperti orang bodoh juga)
🌾🌾🌾Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁"Won Woo-ya, siapa wanita yang tadi siang datang ke rumahmu?" tanya Min Hee lagi dengan matanya yang sebening kristal akibat menangis tadi.
Won Woo diam saja.
"Kau tidak mau menjawabnya, kan?" Min Hee mengeluh.
"Tidak jika kau tidak memberi tahu siapa laki-laki yang tadi bersamamu," ucap Won Woo tenang.
Licik, Min Hee mengatai Won Woo dalam hatinya. Laki-laki itu selalu saja bisa mendapatkan apa yang diinginkan dengan cara menindasnya, mempermainkannya dan memanfaatkannya.
"Sudak kubilang, dia bukan siapa-siapa," kata Min Hee enteng. Tapi sebuah ingatan mengerikan melintas dalam benaknya, baru saja setengah jam yang lalu ia bergelayutan di lengan Min Gyu dengan manja, di depan Won Woo.
"Kau salah paham Won Woo-ya," ucap Min Hee cepat-cepat.
"Kau mulai lagi berpendapat sesukamu. Aku tidak salah paham," tegas Won Won Woo tidak suka ditebak, karena selalu saja salah tebakannya.
"Aku hanya bermaksud membuatmu cemburu," sambung Min Hee sendu, malu setengah mati karena akhirnya malah mengaku. Lagi-lagi ia mempermalukan dirinya di depan Won Woo. Tapi kalau sudah biasa, mungkin Won Woo juga tidak akan menggubrisnya.
Laki-laki itu membuang napasnya dengan kasar, terlihat jengah dan kewalahan.
Min Hee mengatupkan bibirnya, kemudian bicara. "Jangan marah!" pintanya.
"Kemarin kau bilang lebih baik melihat aku marah dari pada diam," tutur Won Woo. Itu seperti bumerang yang Min Hee lempar pada laki-laki itu, yang berakhir menyerang dirinya sendiri.
Min Hee merutuk dalam hatinya, kenapa ia jadi plinplan seperti ini.
"Itu kan kemarin, hari ini beda." Min Hee berubah jadi anak kecil lagi, yang seenaknya, yang sulit dimengerti, yang rewel. "Aku tidak mau dimarahi hari ini."
Won Woo menghela napas berat untuk ke sekalian kalinya dalam menghadapi teman kecilnya itu.
"Berhentilah melakukannya! Kau semakin membuatku tambah buruk," sembur gadis itu tak suka.
"Kapan kau akan dewasa, hah?" tanya Won Woo sambil menyeringai. Salah satu tangannya memegang ujung kepala Min Hee.
"Aku bukan anak kecil. Aku seorang wanita dewasa, dan tidak dibenarkan laki-laki bertindak seperti ini," kata Min Hee sok bijak. Ia menurunkan tangan Won Woo dari ubun-ubunnya yang mulai keberatan.
"O ya?" Won Woo malah semakin meremehkan.
"Jeon Won Woo." Min Hee sudah tidak tahan digoda oleh laki-laki cinta pertamanya itu. "Berhentilah menggodaku!" katanya. Ia memegangi wajahnya yang memanas.
Won Woo mengerutkan kening tak paham.
"Memang lebih baik tidak bicara denganmu," gerutu laki-laki itu merasa ngeri dengan tingkah laku Min Hee yang sudah di luar batas nalarnya.
"Kenapa?" tanya Min Hee, mata anjingnya muncul lagi. "Jangan begitu!"
"Tidurlah!" suruh Won Woo sembari mendorong pundak Min Hee pelan. "Kau butuh banyak istirahat."
"Kau sudah berjanji akan menemuiku besok," ujar Min Hee lagi.
"Iya, iya," kata Won Woo dengan malas.
"Ngomong-ngomong, kau belum menjawab pertanyaanku yang tadi. Siapa wanita itu?" tanya Min Hee. Ia bersyukur karena sempat mengingatnya, karena jika tidak ia akan kesulitan untuk tidur malam ini.
"Bukan siapa-siapa. Sama seperti laki-laki yang tadi bersamamu," jawab Won Woo.
"Jeon Won Woo! Kau mempermainkan aku lagi, kan?" sentaknya. Laki-laki itu hanya menyunggingkan senyuman tipis kemudian berlalu sembari mengucap selamat tidur.
"Aku heran kenapa suka padanya," gumam Min Hee. Jadi alasan kemarin malam Won Woo tidak bisa menepati janjinya karena bertemu dengan ayahnya ternyata. Min Hee bernapas lega. Tapi siapa wanita tadi, pikirnya tak karuan.
Min Hee menyeret kakinya ke kamar, merebahkan tubuhnya yang terasa linu di setiap bagian. Jantungnya berpacu sangat kencang, seperti seseorang yang sudah lari maraton.
Tapi kemudian Min Hee juga teringat dengan perkataan Won Woo tadi pagi, laki-laki itu bilang jangan menunggunya. Lantas apa yang harus ia lakukan, Won Woo sudah berjanji, tapi tidak boleh mengharapkan janjinya. Ia merasa ditempatkan di posisi yang serba salah.
Min Hee bangkit dari tidurnya lalu mengintip lewat jendela untuk melihat kamar Won Woo yang terang di seberang sana. Siluet hitam tubuh Won Woo terlihat bergerak-gerak dan itu cukup untuk melukiskan senyuman di bibir Min Hee.
Hal yang bisa ia lakukan saat ini adalah menantikan hari esok yang tidak pasti, bisa apa saja yang terjadi. Tapi bagaimana jika Won Woo membohonginya lagi, pikirnya.
***
TBC
Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔
Фанфик[Romance] Mencintai adalah salah satu kreatifitas hati, tapi bagaimana jika karya agung itu sama sekali tidak diindahkan, malah terbengkalai dan berdebu di suatu tempat yang tak terjamah? 31 Mei 2018 - 31 Agustus 2018