원래 싫었던 것을
좋은 것으로 만들기는 어렵지만,
좋았던 것이 싫어지는 건
한 순간이다.
사람 마음도 그래.
(Sulit membuat hal yang dibenci
jadi hal yang disukai, tapi hal yang disukai jadi hal yang dibenci cukup dengan satu momen saja. Hati orang juga begitu).
🌊🌊🌊Selamat membaca, guys
🍁🍁🍁Besoknya Min Hee berangkat siang ke kampus. Untunglah tidak ada tugas yang harus dikumpulkan! Jadi ia melangkah dengan ringan menuju kelasnya.
Tapi ia merasakan suasana yang tidak nyaman saat berjalan di koridor fakultasnya, seakan-akan semua mata tengah mengarah padanya. Ia merapikan bajunya sekali lagi dengan canggung.
Dari depan, seorang Shin Yu Ra berlari menuju arahnya. Gadis itu terlihat seperti buronan yang sedang dikejar-kejar polisi saja dengan kepanikan di wajahnya yang pasi.
Sambil mengatur napasnya, Yu Ra memberi tahu Min Hee. “Kau berkencan dengan Min Gyu? Kau tahu, semua orang sedang meributkannya sekarang?”
Min Hee mengerutkan kening karena tak mengerti. Tapi Yu Ra segera menariknya ke sebuah tempat di depan fakultas yang sedang dikerumuni seperti semut pada gula. Mereka berdua membelah kerumunan dengan tergesa-gesa.
Min Hee menemukan bahwa papan pengumuman itu beriisi foto kencannya dengan Min Gyu kemarin, dan ia tidak punya satu tebakan pun kenapa foto itu bisa berada di sana.
Seorang laki-laki bicara di belakangnya. “Siapa gadis itu? Aku tidak tahu ada gadis secantik dia di fakultas kita,” ucap laki-laki itu.
“Dia kan Min Hee, anak jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial,” jawab seorang perempuan di suatu tempat lain di belakangnya.
Min Hee yang mendengarnya berusaha menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan. Ia tidak ingin orang-orang tahu bahwa dia berada di kerumunan itu sekarang.
“Bukankah laki-laki di foto itu adalah Min Gyu? Anak jurusan ilmu pengetahuan bisnis yang tampan itu,” ujar perempuan lain.
“Mana? Mana?” Seorang perempuan lainnya malah tambah heboh. “Kenapa dia bisa ada di foto itu? Aku tidak tahu kalau dia sudah punya pacar. Dan siapa sih si Min Hee itu?”
Kepala Min Hee semakin berat saja bertengger di tempatnya, dan ia terus menundukannya agar tidak ketahuan.
Tiba-tiba sebuah suara berat memecah keheningan, bagai guntur di siang bolong datangnya. “Siapa bilang dia pacarku? Kami sudah putus.”
Min Hee menoleh pada suara itu. Ia marah, padahal sudah tidak berhak marah. Lagi pula, apa yang dikatakan Min Gyu semuanya adalah fakta, mereka sudah putus.
“Iya kan, Min Hee?” tanya Min Gyu menatapnya dalam.
Kini semua orang mematri penglihatan mereka pada Min Hee. “Cantik sih, tapi tidak seru kalau kaku begitu,” kata Min Gyu pedas.
“Apa sudah cukup bicaramu?” tanya Min Hee penuh emosi. Air matanya sudah merembes di sekitaran pelupuk matanya. “Aku tidak mengerti kenapa kau bisa berubah hanya dalam satu malam.”
“Aku tidak pernah berubah, Min Hee. Kau saja yang tidak kenal aku,” ucap Min Gyu enteng.
“Terus kenapa kau mau denganku?” Suara Min Hee terdengar bergetar karena ia menahan tangisnya.
“Karena tak acuhmu menantang aku. Sekarang aku sudah mendapatkanmu, aku juga sudah mencoba bibirmu. Aku tidak penasaran lagi tentangmu,” jawab Min Gyu dengan santai.
Perkataan Min Gyu tersebut bagai hujan peluru untuk Min Hee, menyakitinya tanpa ampun. Seharusnya ia tak pernah berharap banyak, semua laki-laki itu sama saja. Ia meremas fotonya yang tertempel di papan lalu pergi meninggalkan kerumunan secepat yang ia bisa, dan Yu Ra mengejarnya dari belakang.
Keduanya memasuki sebuah ruangan yang kosong. Yu Ra bukan penghibur yang baik, tapi ia berusaha menenangkan perasaan Min Hee.
“Maafkan aku, ini salahku,” kata Yu Ra mengawali percakapan. “Aku tidak seharusnya membantu Min Gyu untuk bertemu denganmu malam itu.”
“Kau tidak salah, Yu Ra. Keputusan untuk berpacaran dengan Min Gyu tetaplah ada di tanganku. Aku saja yang bodoh termakan oleh manisnya perlakuan Min Gyu,” sanggah Min Hee sambil menopang kepalanya oleh tangan.
“Tapi sekarang masalahmu bukan lagi Min Gyu, tapi anak-anak satu fakultas.”
Yu Ra memperlihatkan ponselnya yang berisi laman dari grup percakapan fakultas mereka. Di situ tertulis bahwa Min Hee terpilih sebagai gadis yang paling diinginkan sefakultas bulan ini, disertai dengan foto-fotonya yang entah diambil oleh siapa.
Min Hee membelalakkan matanya. “Kenapa bisa begini jadinya?”
“Min Gyu itu punya pengaruh dimana-mana, Min Hee. Makanya beritanya langsung tersebar cepat,” jelas Yu Ra. “Kau jadi populer saat ini, khususnya di kalangan anak laki-laki. Mereka yang awalnya tidak kenal kau, mulai mencari tahu tentangmu,” kata Yu Ra.
“Lalu aku harus bagaimana?” tanyanya penuh ratap.
***
TBC
Jangan lupa vomentnya yaa
😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me We're Not Friend || Jeon Won Woo || ✔
Fanfic[Romance] Mencintai adalah salah satu kreatifitas hati, tapi bagaimana jika karya agung itu sama sekali tidak diindahkan, malah terbengkalai dan berdebu di suatu tempat yang tak terjamah? 31 Mei 2018 - 31 Agustus 2018