"Lha, lo udah sekolah aja mamii, emang udah gak sakit kakinya?"
Pita menoleh dan tersenyum tipis pada Talla, lalu melanjutkan jalannya.
"Hey Pita cantiiiiikkk."
Tatapan horor diberikan Pita pada lelaki di depannya.
"Mau apa lagi kak? Mau buat kaki gue beneran pincang?" ucapnya sinis.
Tio terkekeh dan menepuk pundak Pita, "Sorry Pit! Gini aja, hari ini kan ada latihan, kakak izinin gak masuk dulu deh."
Pita memicing, "Lagian gue gak mau dilatih kak Tio yang cuma mau menjerumuskan anak didiknya huh!"
Tio kembali terkekeh, "Udah dong ngambeknya, kakak beliin ice cream deh ya ya ya!"
Pita menggeleng cepat, "Gue bukan anak kecil kak!"
Sebuah lengan melingkar dengan sangat baik di lengan kanan Pita, membuat Pita dan Tio terkejut.
"Apaan sih, Cing? Lepas ah!"
Talla menggeleng dan masih memasang wajah datarnya, "Maaf pak, lain kali kalau mau ngasih tugas ke anak didik jangan yang gak masuk akal. Silat kok disuruh benerin kenteng!"
Tio mendecak sebal, "Ini siapa kamu sih Pit?"
Belum sempat Pita membuka mulutnya, Talla sudah berkata, "Saya cowoknya pak. Ya sudah permisi."
Pita aneh dengan tingkah Talla.
Apa lagi sih maunya nih anak?
Gumam Pita dalam hati."Dih, cakep and masih muda gini disebut bapak!"
Pita sedikit terkekeh dan menyerah saat Talla memopangnya menuju kelas. Tidak ada percakapan antara mereka sepanjang koridor sekolah, hanya keheningan yang tercipta.
"Cing?" akhirnya Pita memecahkan keheningan.
Talla menoleh, "Ada apa? Kakinya sakit lagi? Apa mau gue gendong aja ke kelasnya?"
Pita menggeleng, "Gue mau nanya boleh?"
Talla mengangguk setuju.
"Kenapa sih lo selalu ada disaat gue butuh seseorang? Kenapa elo selalu care sama gue? Kenapa lo rela lakuin apa pun selama ini buat gue? Kenapa lo suka banget bikin gue keki di depan orang lain tapi romantis kalau lagi berdua? Dan kenapa juga kalau lagi berdua lo selalu panggil gue mamii? Apa sih rencana loh?" Pita menanyakan itu dalam satu napas, lega rasanya mengeluarkan semua unek-unek.
Talla hanya tersenyum, "Salah ya gue lakuin semua itu sama lo?"
Talla meringis saat sebuat cubitan mendarat di perutnya.
"Gue nanya sama lo! Elo malah nanya balik!"
Talla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung harus jawab apa.
"Kenapa diem? Pertanyaan gue kebanyakan ya?"
Talla terkekeh, "Gue gak punya rencana apa-apa Pit! Kalau masalah yang gue manggil mami itu, ya gue suka aja. Tapi kalau lo gak suka, gue berhenti panggil lo mamii."
Pita mengernyitkan keningnya, "Elo dengernya cuma pertanyaan gue yang terakhir doang ya?"
Talla tertawa, "Sorry deh."
"Cepet jawab!"
Talla menatap lekat wajah Pita yang makin hari semakin cantik dan imut itu.
"Lo cerdas, gue rasa lo bakal ngerti tanpa gue jelasin."
***
"Petirr ngapa sih diem mulu?"
Pita menoleh ke sampingnya, lalu menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
CACING PITA
Humor"Woi, Pita! Nikah loh sama gue!" "MATI LOH SAMA GUE CACING!" Jangan remehkan apa yang sekarang ada di sekitarmu, karena suatu saat nanti, itu yang bakal kamu rindukan. Kamu bakal kangen, gimana perhatiannya dia padahal kamu risi sendiri. Dia yang ba...