Kalau bisa jangan cuma baca doang ya:) Maaf nih jrang update, tapi dari chapter ini dan seterusnya kalian bakal liat Pita berubah.
~Happy Reading~
Pita tersenyum manis tepat di sebelah gerbang sekolah.
"Wait wait, kenapa lo cengar-cengir di gerbang sendirian? Ya amsyoongg, Petiirr lo masih waras kan?" tanya Wiwi yang baru saja sampai dengan sepeda motornya.
Pita menepis lengan Wiwi yang hendak memegang dahinya, "Windutku sayang, aku gak apa-apa ko."
"Lha? Kok gua jijik ya dengernya Pit?"
Pita menjitak puncak kepala Wiwi, membuat sahabatnya yang gendut itu mengaduh. Tapi kemudian ia tertawa dan mengusap bekas kita kan nya tadi.
"Sorry Wi, gue lagi seneng."
"Acieeee, seneng kenapa nih?"
Pita menjulurkan lidahnya, "Kepo kayak dora!"
"Dih."
Talla baru saja sampai dan terus berjalan melewati mereka berdua.
"Pagi Cing." sapa Pita mendekatinya yang sedang memarkirkan motornya.
Talla tersenyum dan menyubit pipi kiri Pita, "Selamat pagi juga Pitaaaakkk. Tumben ceria banget hari ini. Ada apa hmm?"
"Lagi pengin baik aja sama Cacing." jawabnya manja sambil memperbaiki kerah seragam Talla.
Talla terkekeh, Pita kenapa? Lucu. Biasanya kayak ibu-ibu kontrakan marah-marah mulu. Sekarang manis banget. Cewek itu emang susah ditebak.
"Cing? Kok bengong?" tanya Pita.
"PIT LO TERLALU ALAY!" teriak Wiwi membuat Pita memberenggut lucu dan Talla tertawa.
Talla tersenyum dan terlintas ide jahil di otaknya, "Wi? Mau ke kelas bukan?"
Wiwi mengangguk.
Talla berjalan mendekati Wiwi dan menggenggam lengannya, "Bareng ya."
Wiwi tersenyum, "Yuk."
Mereka berdua berjalan sambil ketawa ketiwi ke kelas. Sementara Pita malah mendumel sendiri.
"Nyebelin banget si tuh si Cacing curut, sok ganteng banget najis. Udah bagus juga gue mau buka hati gue, eh malah dia yang sok jual mahal sekarang." ia menghempaskan kakinya yang terasa berat untuk diajak berjalan.
***
"Tall istirahat bareng yuk?" ajak Pita dengan nada yang sangat lembut.
"Hmm, tapi kemarin gue udah janji Pit sama Wiwi mau neraktir dia makan bakso. Ya kan Wi?" tanyanya pada Wiwi.
Pita melirik Wiwi, "Yoi, lagian elu kemarin ke mana gak sekolah? Mau jadi anak nakal udah mulai bolos hah?"
Pita menghentikan kakinya, Wiwi ih bikes banget sih. Udah tau gue udah cerita semalem kalau kemarin tuh gue nyelesaiin masalah sama adek kelas itu, siapa tuh namanya? Ah pokoknya itu. Kenapa sekarang dia malah nikung gue si, apa jangan-jangan?
Pita menendang bangku di samping Talla, "Oh."
Talla tertawa, "Yuk Wi!"
Wiwi mengangguk dan mengekorinya ke kantin.
Pita memutuskan untuk duduk berjauhan dari Talla dan Wiwi dia tak mau nafsu makannya hilang hanya karena dua sejoli yang sedang mencoba membuatnya cemburu.
"Pit? Makan sendiri?" tanya Jerry yang tiba-tiba berdiri di sampingnya dengan satu mangkok mie ayam di genggamannnya.
Pita tersenyum dan melirik Talla, lalu menarik Jerry untuk duduk di sampingnya, "Temenin gue ya Jerry."
Jerry menurut tapi ia aneh melihat tingkah Pita yang beda dengan biasanya.
Sementara di ujung sana Talla tau kalau Pita akan membalasnya dan terlintaslah sebuah ide yang membuatnya tersenyum.
"Wi itu ceremotan, sini gue bersihin." Talla mengambil tissu dan mengusap ujung bibir Wiwi membuat Wiwi terperangah karena wajah mereka benar-benar dekat.
Mampus jantung gue, kenapa selalu deg-degan di deket Cacing dari pertama ketemu pas kelas 10? Apa gue belum bisa lupain perasaan gue ke dia? Abisnya sikap dia tadi ... Nggak Wi, ini cuma rekayasa. Lo gak boleh baper. Gumam Wiwi dalam hati.
Pita mendengus sebal, "Eh Jerry lo keringetan tuh," Pita mengusap keringat Jerry dengan punggung tangannya, "nah kan udah cakep lagi." Pita tersenyum.
"Pit, lo kenapa sih?" tanya Jerry aneh.
"Udah Jerry lo diem aja." bisik Pita.
"Emm Cing gue pedes." ucap Wiwi dengan nada manja.
Talla terkekeh dan mengusap rambut Wiwi, "Nih minum."
Wiwi meminum minuman yang diberikan Talla padanya.
"Iih." Pita menginjak kaki Jerry membuat ia merintih. Pita gelagapan melihat wajah Jerry yang merah padam.
"Sorry Jer." ucapnya canggung.
Pita melihat ke meja yang diisi Wiwi dan Talla ternyata sudah kosong.
"Jer sorry ya."
Jerry menghela napas, "Bayarin makan gue."
Pita mengangguk canggung dan menaruh selembar uang Rp. 20.000 di meja dan segera kabur saat Jerry lengah.
"Huh, nyebelin banget sih hari ini. Kenapa di saat gue udah mulai nerima Cacing di kehidupan gue, dia mah kayak mau gak mau." Pita menaiki anak tangga yang mengantarkannya menuju kelasnya.
Pita masuk begitu saja ke dalam kelasnya tanpa melihat guru yang sudah berada di sana.
"Pita?"
Pita berhenti tapi tidak menoleh sedikit pun, "Apaan sih ah!"
Bu Retno yang terkenal galak kini sudah berada di belakangnya.
"Dari mana?"
"Kantin." ucap Pita malas, rupanya Pita belum menyadari kejadian yang sebenarnya.
"Kok lama?"
"Ya terserah gue lah--" Pita tersenyum canggung pasalnya saat ia berbalik hendak melihat siapa orang yang menanyakan hal yang menurutnya bodo itu ternyata gurunya sendiri.
"Eh bu, dari kapan bu?" Pita mencium punggung tangan bu Retno.
Seisi kelas tertawa saat bu Retno menyunggingkan senyumnya, "Sekarang kamu sebutkan dengan lisan pasal 1 sampai 28."
Pita melirik Wiwi yang langsung mengangkat bahunya tidak mau ikut campur. Hal itu membuat Pita kembali menatap bu Retno dan langsung nyengir.
"Hmm ibu cantik, apa gak ada hukuman lain gitu bu?" tanyakan merajuk membuat temannya semakin geli karena ulah nya.
"Ada."
Pita tersenyum senang, "Apa bu?"
"Bersihin wc."
Wajah Pita mendadak pucat sementara murid lainnya tertawa terbahak-bahak.
Hargai hargai:v
KAMU SEDANG MEMBACA
CACING PITA
Umorismo"Woi, Pita! Nikah loh sama gue!" "MATI LOH SAMA GUE CACING!" Jangan remehkan apa yang sekarang ada di sekitarmu, karena suatu saat nanti, itu yang bakal kamu rindukan. Kamu bakal kangen, gimana perhatiannya dia padahal kamu risi sendiri. Dia yang ba...