Di sini

281 26 0
                                    

Aku emang cuma suka sama kamu 50%,
50%-nya lagi aku suka banget sama kamu.
Jadi paskan 100%?-CacingPita.

---

Pagi ini Pita dan Wiwi siap-siap ke sekolah, setelah semalam mereka malakukan perjalanan tak kasat mata, juga melelahkan.

"PETIIIR JANGAN LAMA! GUAAA TUNGGU DI DEPAAN YA! GERCEEP CIIN!" teriak Wiwi.

Huh. Tuh anak emang pantes jadi vocal grup. Suaranya menggelegar melampaui khatulistiwa.
Gumam Pita.

---

Tadi malam...

"AAAAAAAAAH!" jerit Pita.

Wajahnya absurd. Pita terkejut dengan apa yang dia lihat di depannya.

"PETIR!" panggil Wiwi.

Pita menoleh pada sumber suara, ia mengepal tangannya melihat Wiwi yang kini berada jauh darinya. Ia ditinggal, sendiri.

PITAAA TAMATLAH RIWAYATMU!

Keringat dingin sudah mengguyur seluruh tubuh Pita. Kakinya lemas, jantungnya berdetak lebih kencang.

Aduuuhh pengin pipis lagi. Hadeuhh.

Pita menahan rasa ingin buang air kecilnya, ia berusaha menoleh lagi pada sosok itu.

Iuuuh parah, parah, parah! Wajahnya abstrak!

Dia mendekat ke arah Pita.

Ya Allah kumaha atuh ini?
Bundaaaaaaaaaaaa tuuulung tulung.

Sosok itu kini berada di depan wajah Pita. Dengan sedikit gugup serta takut, Pita berusaha untuk menyeringai dan beranikan diri.

"Eh, cantik banget mbak kunti ini! Baru keramas ya?" canda Pita canggung.

Krik, krik.

Sosok itu melotot ke arah Pita, membuat nyali Pita semakin menciut.

Aduuuuhh! Pengin pipis!

"Aduh, mbak! Nggak usah deket-deketlah! Sini sama situ juga cantikan situ kok! Iya, iya cantikan situ! Suer te kewer-kewer deh! Dede ceiyus qaqah!" ucap Pita frustrasi dan ngaco.

Sosok itu makin melotot.

Aduuh, itu mata udah mau keluar juga! Ngapain masih di pelotot-pelotot-in? Mending sedekahin aja sama yang lebih membutuhkan. Duhh, Wiwi serem amat sih rumah lo! Pita atuttttttt.

Jarak antara Pita and sosok itu kini makin dekat. Hanya tersisa beberapa jengkal saja.

Aduhh, kok perut gue mendadak mules yak? Apa karena pipis ditahan? Bundaaaa hiks.
Pita terus merengek dalam hati.

Sosok itu membuka sedikit mulutnya. Darah mengalir dari mulutnya.

Aduh bundaa Pita gak lagi uji nyaliii tapi kok serem banget? Mules banget lagi!

.

.

.

.

Huh lega.

Sosok itu mengendus-endus.

Pita mengernyit melihat yang dilakukan sosok itu.

Ya ampun. Ini kunti atau anjing pelacak? Meskipun dia kayak gitu, gue masih takut tralala. Abis, mukanya miris banget, minta dikasihanin.

"Ebuset! Situ kentut yak? Cantik-cantik kok kentutnya bau banget!"

CACING PITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang