Terlambatkah?

321 27 10
                                    

Maaf ya udah lama gak up, aku copot WP soalnya hihi. Ohiya Minal Aidin Walfaidzin ya.

-Happy Reading-

Pita merapi kan alat salatnya dan menyimpan kembali Al-Qur'an yang baru saja ia baca.

Ia kembali duduk di samping Talla dan menggenggam lembut jemarinya.

Matanya sudah perih, sudah tidak ada lagi air mata yang ingin ia keluarkan, ia hanya ingin bahagia sekarang. Berdua.

Tangannya mengusap lembut pipi Talla, "Sayangku cepet bangun. Aku kangen."

"Pit."

Suara lirih itu membuatnya menoleh, ternyata itu Wiwi yang datang menghampirinya. Ia juga melihat ada Mama Talla dan suaminya serta adik Talla yang tertidur dengan mata sembab di luar.

"Pulang yuk, lo belum makan dari kemaren. Nanti lo sakit." Ucap Wiwi lembut.

"Nggak Wi, gue gak mau."

"Pit," Wiwi memeluk sahabatnya itu, "gue tau lo khawatir sama Talla, tapi gue yakin dia juga pasti bakal marah kalau tau lo nyiksa diri lo sendiri kayak gini."

Pita menatap tajam Wiwi, "Tau apa lo hah? Gimana gue mau makan sedangkan orang yang gue sayang lagi terbaring gak bertenaga! Nyiksa diri lo bilang? Gue gak pernah ngerasa kesiksa selama gue bisa temenin Cacing di sini! LO GAK TAU RASANYA JADI GUE! BERHENTI OMONG KOSONG!"

"JADI MENURUT LO GUE GAK TAU GITU RASANYA JADI LO? HEI, LO KE MANA PITA? GUE PERNAH NGERASAIN ADA DI POSISI LO JUGA, SAAT AYAH GUE MENINGGAL DULU! SEGITU LO BARU PACAR, GUE AYAH PIT! AYAH." Wiwi menghembuskan napas beratnya, ia tak mau menangis di depan sahabatnya yang sedang terpuruk dan kembali menangis saat mendapat bentakan dari Wiwi.

Dengan lembut Wiwi memeluk Pita dengan erat, "Gue sayang sama lo Pit, gue gak mau lo sakit kayak apa yang gue derita dulu. Kasian sama Talla, kalau lo sakit siapa yang mau jagain dia? Pulang ya, bersihin dulu tubuh lo biar gak acak-acakan gini. Makan biar gak sakit, baru setelah itu lo boleh balik lagi ke sini. Biar nanti pas Talla sadar, dia ngeliat Pitanya yang cantik. Dia pasti bakal sedih kalau liat kondisi lo yang sekarang."

Pita kembali menangis di pelukan Wiwi.

"Pulang dulu ya, di luar ada keluarga Talla, bunda dan Pito kok. Jadi lo gak perlu khawatir soal siapa yang jaga Talla."

Pita mengangguk.

***

Pita baru saja selesai memakai baju, ia memilih baju yang terbaik di lemarinya. Ia mengenakan pasmina instan yang dibelikan Pito. Ia menatap pantulan tubuhnya dari kaca. Mata bengkak, hidung merah, muka pucat, lengkap sudah.

"Eh udah cantik. Nah gitu dong, itu baru Pita yang gue kenal." Wiwi datang sambil membawa makanan untuk makan Pita.

Pita sedikit tersenyum, "Lo bener, gue gak boleh ngecewain Cacing."

Wiwi tersenyum dan mengacungkan jari jempolnya.

Pita meraih ponsel Talla yang tergeletak tak jauh dari jaketnya.

"Yaudah sekarang makan ya."

"Tar Wi, gue pengen liat kelanjutan Video slide foto dari Talla."

Mereka melihat bersama.

Slide foto itu kembali berputar, kini tampilah foto Pita sedang tertidur pulas di perpustakaan. Dengan note: "Gue kecewa sama perlakuan guru, masa ratu kayak lo masih dihukum juga."

Pita menggigit bibir bawahnya, iya ingat itu terjadi karena ulahnya juga dan Talla yang lebih memilih untuk mengerjakan tugasnya akhirnya dihukum lagi karena tugas yang ia belum selesai dikerjakan.

CACING PITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang