So?

303 32 0
                                    

Cewek tuh bukan egois atau gak mau salah, tapi cowoknya aja yang gak bisa ngertiin. True?

---

Pita mencoba membuka gerbang sekolah yang sudah terkunci, ini untuk kesekian kalinya ia terlambat ke sekolah.

"Telat lagi neng?"

Pita cengengesan sambil memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

"Hehe, iya pak."

Pak satpam penjaga sekolah hanya menggeleng, "Mau masuk?"

Pita tersenyum dan mengangguk cepat, waah lagi baik nih si bapak.

"Oke tunggu, bapak panggil pak Burhan."

Wajah Pita mendadak pucat, "Yaah pak, dihukum lagi dong saya."

"Ya kan emang harus gitu toh?"

Pita mengerucutkan bibirnya, lalu terlintas sebuah ide di otaknya.

"Aduuh pak, aduuuhh." Pita memegangi perutnya.

"Kenapa lagi? Mau pura-pura sakit lagi?"

Pita menegakan kepalanya saat mendengar suara itu, lalu tersenyum canggung saat pak Burhan kini berada di depannya.

"Eh, bapak."

"Pak tolong buka." ucap pak Burhan.

Pak satpam mengangguk dan membuka gerbang.

"Masuk kamu!"

Pita merinding menatap wajah pak Burhan yang jauh lebih menyeramkan ketimbang bu Izah. Sayangnya bu Izah lagi sakit, jadi yang berurusan dengan hukum menghukum adalah pak Burhan.

"Duduk!"

Pita menurut.

"Bentar, saya telpon mama kamu dulu."

Repleks Pita menahan lengan pak Burhan yang baru saja memegang teleponnya.

"Jangan dong pak, pliiiiissss." rengek Pita.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Pita menoleh pada sumber suara.

Cacing? Ngapain dia ke sini? Dihukum juga? Aduuh, sial banget sih gua.
Pita terus mendumel dalam hati.

"Ini pak pialanya." Talla meletakan piala besar di depan Pita.

Pak Burhan tersenyum.

Widdih, ini bener pak Burhan? Ganteng banget kalau senyum yaampun.

"Duduk Tall."

Talla mengangguk dan duduk di sebelah Pita.

"Lho, ada Pita? Ngapain Pit? Perutnya udah gak sakit?" tanya Talla.

Pita tersenyum canggung, "Udah gak terlalu kok Cing."

"Jadi Pita beneran sakit perut Tall?" tanya pak Burhan pada Talla.

Talla mengangguk, "Iya pak, kemarin aja mukanya pucet banget."

Pak Burhan menggeleng, "Kamu sih suka pura-pura sakit, jadi tadi bapak gak yakin kalau kamu sakit beneran. Yaudah kali ini kamu gak bapak hukum."

Eh? Ini beneran? Gua gak lagi mimpikan? Padahal kan tadi gua ... Ah, lupakan. Yang penting gua terbebas dari hukuman yeaaay.

"Beneran pak?" tanya Pita.

"Iya, tapi lain kali jangan telat lagi ya. Bapak udah bosen liat kamu dihukum mulu."

Pita terkekeh geli, "Siaaap bosqu."

CACING PITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang