EPILOG

5.8K 258 12
                                    

Mentari teduduk menyendiri. Menatap genangan air yang berada tepat di hadapannya. Angin malam terus saja mengajaknya bermain. Tapi tak gadis itu hiraukan, membiarkan saja rambutnya berkibar.

Pikirannya hanyut pada masa-masa bersama Bintang. Masa demi masa ia lewati, kadang menyenagkan tak jarang menyedihkan.

Tinnnn

Suara klakson itu mengagetkannya. Segera gadis itu menoleh dan mendapati Bintang yang berjalan ke arahnya. Mereka memang sudah janjian ingin bertemu malam ini.

"Udah lama?" tanya Bintang seraya terduduk tepat di samping Mentari.

Mentari menggeleng, pandangannya tetap tertuju lurus pada genangan air yang damai. Bintang mengikuti arah pandang Mentari.

Hening keduanya ikut merasakan damainya malam di Ibu kota. Kebisingan hanya mengganggu pendengaran saja, tapi tidak dengan hati.

"Udah satu bulan kita pacaran, tapi gini-gini aja," celetuk Bintang.

Mentari menoleh dengan satu alis yang terangkat. "Gini-gini apa maksudnya?" tanyanya kurang mengerti.

Bintang mendesah pelan, kenapa selalu saja Mentari lemot jika diajak bicara pada saat-saat tertentu.

"Saya pikir kamu semacem gak bahagia gitu, benar?" jawab Bintang manatap lekat mata gadisnya.

Mentari menggeleng cepat.

"Saya tahu cinta saya ke kamu gak bisa buat bahagia. Itu saya amati selama kita pacaran," jelas Bintang.

Mentari bungkam.

"Simpel aja. Kamu milik saya dan saya milik kamu," lanjut Bintang. Tak memberi waktu sedikit pun agar gadis itu berbicara.

Mentari mangangguk.

"Saya yakin kamu bakal cinta saya, tapi bukan sekarang," lagi dan lagi Bintang yang nyerocos layaknya emak-emak yang menawar harga di pasar.

Tesh

Setetes air mata jatuh dari kelopak mata Mentari. Tiba-tiba saja rasa sakit itu menusuknya tepat ke bagian hati terdalam. Bagai anak panah yang tak meleset sesenti pun.

"Saya mohon jangan nangis, saya benci itu," pinta Bintang seraya menghapus air mata yang kini mengalir deras di kedua pipi Mentari.

Apa ini tanda-tanda Bintang akan mengakhiri hubungan?

"Saya mau kita...."

Menjeda berdetik-detik. Tiap detik itu begitu lama bagi Mentari seraya menahan isakan tangisnya.

Apa semuanya akan berkahir?

Tiba-tiba saja pandangan Mentari mendadak gelap. Bukan karena pingsan, tapi ada sesuatu yang manghalangi pandangannya. Tidak tahu pasti apa itu yang jelas membuat jantung Mentari marathon.

Angin yang berhembus dingin, justru membuatnya tambah berkeringat. Mengucur deras memenuhi dahinya.

Satu...

Dua...

Tiga...

Cie nungguin ya :"v

Pandangan gadis itu disambut oleh lilin-lilin yang menyala. Ada sekitar sepuluh lilin dan masing-masing dipegang oleh seseorang dibalik topeng setengah wajah yang menghalanginya.

Mentari menutupi mulutnya menggunakan kedua telapak tangannya. Terkejut? Pasti. Tiba-tiba saja orang-orang itu mendekat dan menaruh lilin mengelilingi Mentari.

Hanya ada satu yang diam di tempat. Ia adalah Bintang. Dengan menggenggam gulungan kertas karton. Perlahan dibuka, tidak terlihat karena gelapnya malam, alhasil gadis itu menyorot menggunakan senter dari ponsel genggamnya.

Happy anniversary♡
Bintang dan Mentari selalu bersinar.

Alay? Bodo amat :v

Gadis itu terkekeh membacanya lalu menghampiri Bintang. Mengajak Bintang untuk berjalan ke tepi danau.

"Katakan cinta, katakan cinta,"
(Dibaca dengan intonasi suara seperti Dora Explore)

Ciiintaaaaaa

"Lebih keras!"

Ciiiiiiintaaaaaaaa

Tidak malu, laki-laki itu tidak malu saat ini. Biar semuanya tahu jika dirinya memang suka menonton kartun Dora Explore di televisi.

Kebahagian tidak harus diciptakan, melainkan dirasakan. Laki-laki itu menggenggam tangan Mentari seolah ini adalah kebahagian tersendiri baginya.

Segala sesuatu hanya butuh kata kunci yaitu kata SABAR.

-Love with badboy-

TAMAT

Hai akhirnya tamat juga, huftt
Aku berterima kasih banget buat kalian yang ngikutin alurnya dari awal sampai akhir
Maaf waktunya terbuang sia-sia buat baca cerita gaje kayak gini:v

Bakal ada ekstra partnya lho, so jangan dihapus dulu dari library ya hehe

See u❤

Love with badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang