19. Dasar Nathan

3.9K 244 13
                                    

"MANA NATHAN?!"

Sang panglima tawuran menanyakan keberadaan Nathan yang beberapa hari lalu mencari masalah dengan sekolahnya.

Bintang sedikit melongo sedetik kemudian dikagetkan oleh tepukan bahu yang lumayan keras dari belakang. Cowok itu menoleh ke belakang dan menemukan beberapa senior dan juga...ya, si biang kerok Nathan.

"WOI! Jelasin ke gue apa yang sebenernya terjadi?!" tuntut Bintang emosi seraya menatap Nathan tajam.

Sementara para senior menenagkan Bintang untuk sabar mendengar penuturan Nathan terlebih dahulu.

Nathan menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan perlahan. Menatap orang-orang yang berada di sekitar situ secara bergantian. Seolah meminta untuk didengarkan.

Rizky, senior berbadan dua itu mengangguk mantap. Seolah mewakili yang lain siap mendengarkan.

"G-gue," jeda sejenak. Nathan memejamkan matanya kemudian kembali membuka kelopak mata itu. "Ngedarin narkoba di sekolah mereka." lanjutnya hati-hati dengan nada penyesalan.

Semua yang berada di sana dibuat terkejut tentang penuturan Nathan yang baru saja mereka dengar. Memasang wajah khas orang cengo dengan mulut yang sedikit terbuka.

Dugaan Nathan benar, cowok itu menunduk menatapi jalanan beraspal yang sedang dipijak. Menunggu respon apalagi yang tertuju langsung padanya. Yakin betul tidak ada yang akan menemaninya lagi.

"BUAT APA NATH?! BUAT APA? HAH?!" sewot Bintang seraya menarik kerah seragam yang digunakan Nathan.

Nathan menatap Bintang lekat, membiarkan cowok itu memarahinya habis-habisan. Sampai menghabisinya pun Nathan rela karena Bintang sosok yang tempramental.

Bluggg

Tinjuan mulai melayang mengenai perut bawah Nathan. Nathan meringis kesakitan seraya memegangi perutnya. Bintang menatap tajam Nathan, mata elangnya menusuk hati Nathan dan meruntuhkan jalinan persahabatan selama kurang lebih 2 tahun lamanya.

Tak jauh dari situ, Mentari satu-satunya gadis yang berada di sana hanya diam mematung. Menyaksikan tiap adegan menegangkan sepanjang hidupnya. Berharap tidak ada nyawa yang melayang setelah ini.

"SERANG!"

Secepat kilat segerombolan itu berlari mendekati. Anak-anak SMA Cendrawasih yang tidak siap lantas kalang kabut.

Jantung Mentari rasanya sudah copot dari tempatnya. Tak berkutik sama sekali dengan wajahnya bak hantu valak. Sudah tidak kuat lagi,

Brukkk

Tubuhnya jatuh ke tanah, membuat pandangan semuanya teralihkan. Bintang yang memang paling dekat, segera membopong tubuh gadis itu tanpa keberatan sama sekali.

"Jangan hari ini!" teriak Bintang membuat sang panglima tawuran tersenyum miring. Teriakan Bintang seolah mengajak segerombolan itu untuk tawuran di lain hari.

Para senior saling tatap satu sama lain dan kemudian mengangguk mantap menyetujui.

"Punya nyali juga lo," sahut sang panglima tawuran lalu menepuk bahu kanan Bintang. Tak lupa lagi dan lagi tersenyum miring, dengan artian senyum permusuhan.

Segerombolan itu berbalik dan mulai tak terlihat di ujung jalan. Sementara anak-anak SMA Cendrawasih masih setia di posisinya masing-masing.

Bintang tersadar dengan beban yang menumpu di kedua tangannya. Cepat-cepat ia berlari seraya membopong Mentari yang masih tak sadarkan diri.

Tujuan Bintang saat ini tak lain tak bukan adalah UKS. Pintu UKS setengah terbuka membuat cowok itu dengan mudah masuk. Menampilkan wajah panik dua anggota PMR yang sedang tugas.

Satu diantara mereka membantu Bintang untuk membaringkan tubuh Mentari di bankar UKS. Satu lainnya sibuk mencatat pasiennya pada hari ini.

Bintang diam menatap objek di hadapannya yang sedang terbaring lemah. Kilatan khawatir terlihat jelas di kedua mata coklat terang yang mampu membunuh siapa pun lewat tatapannya pada saat-saat tertentu. Seperti tadi beradu pandang bersama Nathan, misalnya.

"Dia kenapa?" tanya anggota PMR laki-laki dengan pandangannya yang masih fokus pada catatannya.

"Lo kan anak PMR ya lo cek aja sendiri," sahut Bintang tanpa menoleh menatap lawan bicaranya.

Terdengar desahan pelan. Kemudian disusul gelengan kepala dari laki-laki itu. Bintang tak mengubris dan mendongakkan kepalanya menatap langit-langit UKS.

"Gue pingsan?"

Bintang sedikit tersentak mendengar suara Mentari di hadapannya yang mulai tersadar.

"Tas gue mana?" tanya Mentari mengedarkan pandangannya ke nakas UKS yang tak terdapat tas ranselnya.

Bintang berdecak dan bertanya, "Keadaan kayak gini lo masih mikirin tas?" Dengan nada tak habis pikir.

Mentari mengangguk dan menjawab, "Ada sesuatu yang gue mau kasih ke lo." Seraya sedikit menegakkan tubuhnya supaya tidak terlalu berbaring.

Bintang menaikkan sebelah alisnya. Tiba-tiba di ambang pintu UKS muncul Nathan dengan sebuah tas ransel bewarna merah bata dalam genggamannya. Cowok itu mendekat dan memberi ke pemiliknya.

"Keluar! Gue gak mau liat muka bandar kayak lo lagi," suruh Bintang tanpa menoleh sedikit pun ke arah Nathan.

"Bandar?! Jangan asal nyebut kalau gak tau apa permasalahnya!" sahut Nathan tak terima mendapat julukan itu kepadanya.

Kondisi mulai memanas.

Bintang menoleh dan menyeringai. Seringan yang mirip dengan psikopat yang siap menghabisi mangsnya dengan keji tanpa empati.

"Lo yang bilang sendiri kan? Lo ngedarin narkoba di sekolah itu? Hah?!" Bintang mencoba menenangkan emosinya yang kian menjolak.

"APA? NARKOBA?!"

Semua menoleh ke sumber suara. Perlahan Pak Idris mendekat ke arah Bintang dan Nathan. Menatap penuh tanda tanya dan selidik ke anak didikannya itu.

"Ikut bapak!"

Bintang mendesah pelan diikuti respon serupa oleh Nathan. Pak Idris membawa dua anak itu ke ruangannya yang tertutup dan sedikit pengap.

"Jelaskan sekarang juga!" pinta Pak Idris lalu menggebrak meja. Membuat Bintang dan Nathan yang sedang tertunduk seketika terkejut-kejut.

Bintang menoleh sekilas ke mantan sahabatnya. Seolah menyuruh untuk segera menjelaskan supaya Pak Idris lebih tenang.

"Saya ngedarin narkoba di SMA Mutiara, Pak," lirih Nathan pelan.

Gebrakkk

"Angkat tangan! Saudara Nathan kami tangkap,"

Deg

-Love with badboy-
Next?
Kuningan,
23-06-18
Malam

Masih suka gak sama ceritanya? Wkwk maaf makin lama makin gaje

Btw 10 part lagi tamat
*napa diksh tau peak



Love with badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang