14. Sesingkat itu

4.6K 279 20
                                    

Malam ini seakan insomnia Mentari kambuh. Jam dinding berbentuk bulat sudah menunjukkan pukul 01.15 WIB. Sudah melewati tengah malam tapi rasa kantuknya belum juga muncul. Benar-benar diluar dugaannya penyakit anak muda separah ini.

Bagaimana nasibnya esok saat di sekolah? Tunggu aja.

Dengan kekesalannya terhadap dirinya sendiri, gadis itu berjalan menuju balkon. Semilir angin malam menyambutnya.

Langit berwarna hitam pekat tanpa dihiasi apa pun. Gadis itu diam sejenak memikirkan Bintang.

Sudah 16 tahun dirinya menjalani kehidupan di Jakarta, tapi baru kali ini menemukan sosok seperti Bintang.

Di mata Mentari, Bintang itu kadang ngeselin, ngebaperin, malu-maluin, tapi ngangenin. Jika saja Bintang ada di sisinya saat ini mungkin Mentari sangat senang.

Tangan kanan Mentari terjulur untuk meraih ponsel yang ada di sebelahnya. Berusaha mengusir kegabutan yang melandanya dengan cara menstalking akun Manu Rios. Mescreenshot foto-foto terbaru cogan itu.

"Bintang emang ganteng, tapi gantengan ini," gumam Mentari seraya mengkerat foto yang sudah ia screenshot di galery.

Jelas gantengan Manu Rios lah, karena Bintang bukan untuk dibandingkan. Bintang itu untuk dicintai dengan tulus.

Bermenit-menit berlalu akhirnya rasa kantuk menyerang gadis itu. Alhasil Mentari masuk ke kamarnya dan segera membaringkan tubuhnya dengan kasar ke ranjang.

Perlu diingat, jika ada Witama, Mentari diperlakukan bak putri kerajaan dan tidak dibeda-bedakan dengan Queen.

Mata gadis itu terpejam dengan raut wajah yang damai. Masih ada waktu sekitar kurang lebih lima jam jika ingin bangun tapat pukul 06.30 WIB esok pagi.

Berjam-jam berlalu dengan sangat cepat. Ketika waktu tepat menunjukkan pukul 06.30, jam weker pun berbunyi dengan nyaring. Suaranya sama seperti suara bel sekolah.

Kringgggg
Kringgggg
Kringgggg

Mentari mengumpat seraya mematikan jam weker yang sudah mengganggu mimpinya. Melempar dengan kasar ke sembarang arah dan untung saja mendarat masih di atas ranjang.

Gadis itu terduduk sejenak di tepi ranjang, berusaha mengumpulkan semua kesadarannya. Setelah benar-benar yakin telah terkumpul lantas gadis itu beranjak ke arah toilet.

Lima menit Mentari di dalam toilet untuk mencuci wajah hanya dengan air. Entah kenapa rasa kantuk kembali datang. Inilah Mentari ketika insomnianya kambuh pada malam hari. Pasti paginya sangat mengantuk.

Mentari membanting tubuhnya kembali ke kasur. Memeluk guling, tapi tidak memakai bantal.

"Lima menit lagi ah," monolog Mentari lalu beberapa detik kemudian terlelap.

Di lain sisi, Bintang sudah rapi dan segera melajukan motornya untuk menjemput Mentari.

Sesampainya di sana, Bintang segera turun dari motornya dan berjalan ke arah pintu rumah sang pacar. Lalu mengetuk pintu kayu itu sebanyak tiga kali.

Tok
Tok
Tok

Pintu perlahan terbuka, menampilkan sosok nyata bernama Queen Azahra. Dengan seragam yang sudah rapi membalut tubuhnya.

Perlu diingat, Queen tidak sekelas dengan Bintang atau pun Mentari. Namun kelasnya berada di tengah-tengah yaitu kelas Sebelas IPS Dua.

"Bintangku!" pekik Queen girang.

Bintang berdecak kesal.

"Yuk berangkat!" ajak Queen seraya menarik tangan kanan Bintang.

Bintang menaikkan alisnya dan segera melepaskan dengan kasar tangan kiri Queen yang bersentuhan dengan tangannya.

"Maaf, bukan mukhrim," elak Bintang.

Queen menghentakkan kakinya dan bertanya menyindir, "Jadi kalau sama Mentari udah mukhrim ya? Howalaah kapan nikahnya?" Lalu tersenyum sinis di akhir kalimatnya.

"Mana Mentari?" tanya Bintang tanpa menjawab pertanyaan Queen terlebih dahulu yang pasti jawabannya 'belum'.

"Mentari terus! Kenapa sih lo nyariin dia?! Kenapa bukan gue yang lo cari?!" bentak Queen yang meluap-luap.

Dilain sisi, gadis yang tadinya terlelap seketika mengerjap kaget mendengar bentakan Queen dari arah bawah.

Lantas gadis itu pun segera menuruni anak tangga dengan langkah tanpa suara. Berhenti di salah satu anak tangga tanpa diketahui siapa pun.

"Karena dia pacar gue! Dan gue gak suka sama lo! Titik!" sahut Bintang dengan sedikit membentak. Entah kenapa emosinya pagi-pagi seperti ini juga ikut meluap.

Jleb

Tepat mengenai hati Queen bagian dalam. Terus terngiang-ngiang pengakuan Bintang beberapa detik yang lalu. Queen pikir, Bintang dan Mentari belum resmi berpacaran.

Queen juga manusia, bisa merasakan hatinya yang hancur berkeping-keping walau tak terlihat. Disusul isak tangis dari mulutnya.

"Lo jahat sumpah," lirih Queen dengan nada suaranya yang parau.

"Tolong jangan nangis, gue mohon," pinta Bintang seraya menghapus air mata Queen yang terus mengalir di pipinya yang putih bersih.

Mentari bungkam seribu bahasa, ingin berucap namun lidahnya kelu. Tubuhnya kaku, ingin menghampiri namun seakan dipaksa tetap di posisi.

"Ijinin gue ngangis di dekapan lo, sekali aja gue mohon," pinta Queen di sela-sela isakannya.

Bintang mengangguk samar, sedetik kemudian tubuhnya ditubruk oleh tubuh Queen. Bintang hanya diam, ingin bereaksi namun merasa iba.

Gadis yang masih setia di posisinya seketika melemas. Menyaksikan tiap adegan langsung oleh mata kepalanya sendiri selama beberapa menit lamanya.

Tidak bisa dipungkiri lagi, air matanya meluncur dengan bebas. Isakan yang semula ia tahan untuk tak menciptakan suara perlahan-lahan bersuara. Makin lama makin kencang.

Sehingga membuat Bintang dan Queen menoleh secara serempak ke sumber suara.

"Mentari!" pekik Bintang seraya berlarian mengerjar Mentari.

Mentari mempercepat langkahnya dan memasuki kamarnya. Mengunci pintu dan bersandar dengan lemas di pintu kayu itu.

Bintang terus menggedor-gedor dengan perasaan bersalah. Nyatanya kekuatannya tak mampu membuat pintu kayu itu terbuka. Seolah ada tembok kokoh yang melapisi kayu itu dari dalam.

"Pergi atau gue akan benci lo selamanya?!" teriak Mentari dari dalam.

Bintang menghentikan aktivitasnya, diam sejenak menunggu kata apa lagi yang akan gadis itu katakan.

Hening selama beberapa detik.

"Kita putus!" putus Mentari secara sepihak. Sudah telanjur sakit, pikirnya. Walau tahu hati Bintang pun pasti terluka.

-Love with badboy-
Next?
Kuningan,
17-06-18
Pagi

Malam mau publish kg ad sinyal wkwk

Btw kemaren jg kuningan yaw bukan jakarta *siapaygnanya

Geser, masih ada=>







Love with badboy [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang