Aku mencoba untuk tidak membudayakan teater di kehidupanku, tetapi nyatanya peranmu sangat penting untuk kukembangkan menjadi cerita. Kau adalah pihak antagonis dan aku protagonis yang mencoba menjadi seseorang yang bengis. Kita mencoba untuk menjadi satu kepala, namun nyatanya aku kalah. Beberapa manusia memang mudah untuk terikat namun tidak sedikit salah satunya susah untuk melepas. Kurang ajarkah diriku untuk melenyapkan hatiku sendiri? Seberapa jauh aku membawa lukaku pergi, tetapi rasa sakit semakin menggenggam diriku untuk terus tercambuk. Mana mungkin aku mampu memutarbalikkan siapa yang paling bahagia dalam hal ini. Sebahagianya orang yang tersakiti, topengnya akan terkelupas sendiri.
Dahulu, ku kira dengan merangkulmu beberapa menit akan mengingatkanmu hingga beberapa tahun. Kukira selamanya aku terpaku di ingatanmu. Tetapi nyatanya, di kepalamu sudah ada kenangan yang berbeda. Bukan lagi tentang kita, tetapi keindahan di sana sudah tidak lagi aku orangnya.
Beberapa kenangan memang semestinya akan terbunuh. Entah itu di paksa atau memang karena tak ada rasa. Jika memilih untuk tetap mengingat, lebih baik aku yang harus melupakan. Mengingat sesuatu secara sendiri itu sama saja melenyapkan hatiku seorang diri.
(Bersambung, Terima kasih. Sejauh ini masih setia membaca karya saya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengenangmu Seperlunya
Dla nastolatków(Follow Dan nikmati lukaku bersama-sama di instagram. @serumpunsendu) . Beberapa kehilangan kerap kali menjadikan seseorang juga ikut kehilangan jiwa-jiwanya. Terkadang apa yang kau perjuangkan, tidak seperti apa yang akan kau harapkan. Sejatinya ci...