Dahulu Sebelum Kau Ada di kepalaku

745 45 16
                                    


Kesibukanku sebelum kau benar-benar datang hanya sebuah keegoisan yang selalu merajai ruang kepala— tidak lain hanya menghabiskan waktu bersama buku-buku, puisi-puisi cinta, sajak-sajak romantis dan beberapa hal yang berbau dengan tulisan. Sebelum kau menghadiri hati, aku selayaknya manusia yang paling acuh dengan dunia tempatku hidup.

Setelah aku berani bangun untuk menyambutmu, seolah mataku tidak hanya terpaku pada buku, dan pada keegoisan diri yang terbenam pada sajak-sajak tentang hati. Kau benar-benar merubah pola hidupku menjadi lebih baru. Dan kau benar-benar datang sebagai pengisi ruang yang tak berwarna.

Dahulu, sebelum kau hadir.
Aku hanya memiliki dua warna di hidupku. Putih dan hitam. Jika ada manusia yang mengatakan sesuatu yang ku genggam berwarna biru, aku tetap mengatakannya hitam atau putih. Bagiku, apa yang tersirat tidak semestinya apa yang tersurat. Semua kuanggap sederhana tak ada sebagianpun yang spesial, kecuali tentang tulisan ajaibku. Tidak banyak yang kuketahui tentang semesta ini selain ruang tidur, tumpukkan buku-buku hingga sajak-sajak yang menina bobokkan pembaca.

Semenjak kau berani mendampingi manusia seegois aku, banyak warna yang kutemukan di dunia ini. Selain merah, kuning, hijau, biru, ungu dan beberapa warna lainnya. Lebih menariknya aku menemukan warna yang spesial dan itu bernama kamu.

Mungkin seperti ini adanya saat aku sudah benar mengenalmu aku mencoba bangkit untuk menjadi orang baru, memahami arti hidup di luar sana.  Ah, ternyata semesta lebih indah dari apa yang kukira sebelumnya.

(Bersambung ke halaman selanjutnya teman) Gimana? Cukup bagus? Kuharap tidak, sebab aku butuh kritik dan saran.

Mengenangmu SeperlunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang