(Sambungan)

91 15 0
                                    

Perpisahan.

Adalah perjalanan panjang yang kita lakukan berdua. Berkutat pada masa lalu, mengingkari masa depan. Bersama semua bayangan, garis waktu mengajakku meniti untuk memutar tentang yang lalu-lalu.

Aku memang tengah menikmatinya sendirian, mencoba kembali melukai jantungku berulang kali. Bagi sebagian manusia di muka bumi, melukai diri sendiri adalah bentuk perayaan yang sering dilakukan untuk memuaskan hati yang belum terselesaikan rasanya.

Denganmu, aku adalah detak jantung yang terus berdenyut. Denganku, kau hanya sebagian usia yang segera terpenggal. Bersama, kita hanya akan menjadi setetes embun. Jatuh ke bumi, dan segera hilang dihirup mentari.

Semakin sering meniti pada namamu, hanya hilir rindu yang terus mengalir. Kenangan tentangmu tidak lain hanya meremukkan jantungku. Menghentikan nafasku beberapa detik. Hingga aku tersadar dan sesak yang takkan memudar.

Kau begitu anggun untuk dilupakan tetapi kau terlalu istimewa jika terus kutempatkan di kepala. Mengenangmu membuat pikiranku terus merengek. Meronta-ronta seperti anak TK.
.
.
(Sabar ya, jika sampai bagian ini juga belum merasa bagus mimin minta maaf.)

Mengenangmu SeperlunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang