Walau kini segalanya telah mengalami reformasi, kita bagai dua orang asing yang saling mengasing. Waktu pernah sibuk memperkenalkan kita, dan kita pernah sibuk berlari-lari saling mengejar, lucunya tak pernah ada yang saling menghindar. Hingga semesta menjatuhkan kau dan aku di lubang yang sama.
Jatuh dalam Cinta. Itu sebutan akrab yang pernah mendekap waktu itu. Namun sia-sia, aku terlalu suka mengarungi hidup berdua bersamamu, dan kenyataannya berdua bersamaku terlampau membuat hatimu resah gelisah. Penyesalan terus menggerogoti perasaanmu.
Entah kenapa alasannya. Hingga kau memutuskan mengajakku bermain petak umpat. Aku menjadi penjaga, dan kau yang akan kucari. Aku mulai menghitung sampai sepuluh. Dan kau mulai kucari dengan merengkuh-rengkuh. Aku terlalu asyik. Namun aku keliru, desir angin mulai menggelayut. Rerumputan bergoyang. Aku menyelinap pelan-pelan, mendekapmu. Itu bukan dirimu, ternyata aku yang dipeluk sepi. Kau menghilang.
Jejakmu pergi diam-diam sungguh membuatku termaktub patah. Permainanmu sangat manis, menitipkan kata permisi pada ilalang yang kudekap erat. Tak sadar bahwa dadaku sebenarnya tersayat-sayat ketika mencoba memeluknya dengan perasaan. Kau memberi kejutan yang Indah di awal-awal. Mengakhiri dengan kecup, menegaskan bahwa perasaanmu kembali kuncup.
.
.
Gimana teman? Masih kurang ya? Komen dong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengenangmu Seperlunya
Fiksi Remaja(Follow Dan nikmati lukaku bersama-sama di instagram. @serumpunsendu) . Beberapa kehilangan kerap kali menjadikan seseorang juga ikut kehilangan jiwa-jiwanya. Terkadang apa yang kau perjuangkan, tidak seperti apa yang akan kau harapkan. Sejatinya ci...