Ada beberapa perihal menakjubkan yang ingin sekali ku teriakkan pada wanita yang kusebut cinta. Perihal kesatu, Bersamamu menghabiskan rangkaian detik adalah hal yang selalu ku ingin. Namun garis waktu menarik kesimpulan untuk berlalu. Serpihan-serpihan yang semakin menyayatku dicoba hapus oleh semesta yang membuat luka.
Kosong.
Dahulu banyak sekali harapan-harapan yang kau coba rangkai bersamaku, memanjatkan doa-doa penuh ingin untuk tetap bersama. Tetapi janji tak akan pernah tertagih. Persis hari ini tepatnya, dengan tempat yang sama, waktu yang sama namun suasana yang berbeda. Kemarin yang dulu-dulu aku menyumpahkan janji-janji bersamamu tepat di romantisnya senja yang di jemput pulang oleh rembulan, di iringi sekumpulan punai sekaligus. Dan kau tanpa malu meminjam pundakku untuk menyampaikan harapan-harapan. Kurasa itu hal teromantis yang pernah ada. Dan sebagian dari yang pernah kurasa.
Tepat hari ini dengan langit yang kusam tanpa ada senja bersama punai, janji-janji itu menguap ke atas langit.
Aku mencoba membakar semua harapan yang sungguh tak akan mungkin kami temukan kembali. Aku membutuhkan waktu yang lama untuk menanggung harapan-harapan kosong yang tak bertuan. Seperti yang pernah kukatakan kepadamu, kita harus bersama mewujudkan sejumlah angan-angan yang harus tergenapi. Tanpa ada yang menanggung beban sendiri-sendiri. Dan saat itu hari-hari begitu lancar kita lewati, setiap sepenggal masalah tetap kita lakukan musyawarah.
(Bersambung, Gimana? Sedikit lebih baik? Semoga teman teman tetap setia dengan cerita saya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengenangmu Seperlunya
Teen Fiction(Follow Dan nikmati lukaku bersama-sama di instagram. @serumpunsendu) . Beberapa kehilangan kerap kali menjadikan seseorang juga ikut kehilangan jiwa-jiwanya. Terkadang apa yang kau perjuangkan, tidak seperti apa yang akan kau harapkan. Sejatinya ci...