Catatan Yang Belum Hilang

199 25 1
                                    

Aku sudah mencari setiap cerita yang masih terselip rapi di ingatanku. Jika saja ia kertas, dengan mudahnya semua sudah kubakar habis. Dan kenyataannya, merusak memori ingatan tak seringan mematahkan “Disk card” yang penuh kenangan. Di ujung sepi aku duduk menanti, dalam diam dengan sendirian, menikmati cerita dulu-dulu yang berlarian di depan mataku. Rasa sakit, semakin membukit. Seakan-akan mimpi yang kau ingin bangun bersamaku benar-benar akan terakit.

Aku tersenyum sendiri, dan kembali lagi patah sendiri.

Bagiku, setiap kenangan akan mendorongku ke lembah persakitan. Dan bagimu, setiap kenangan adalah hal yang perlu dilupakan. Ah, kenapa suka seluka ini? Betapa kejamnya waktu hingga membawaku selayaknya orang dungu. Sungguh jarak terjauh bukan sekedar perbedaan tempat tinggal, berkilo-kilo meter antara Medan-Kisaran. Melainkan rindu yang menanggung pilu.

Ah, kenapa perasaan sekejam ini? Hati yang penuh inisiatif, tanpa di minta berubah menjadi sensitif. Aku sudah biasa ditinggal pergi begitu saja, bahkan oleh orang yang sungguh kusayang. Ah, kurasa aku terlalu munafik mengatakan “Aku sudah biasa”, itu hanya sebagian dari banyaknya caraku menutup luka sendirian.

(Bersambung, beri kritikan dan saran saya butuh sekali teman. Semoga kalian menyukai ceritaku)

Mengenangmu SeperlunyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang