Past - Haru

52 9 2
                                    

"Aku terlilit karena kepelitanku"
- Takagawa Haru -

Keesokan harinya di lapangan sepakbola terlihatlah Jeffrey,Haru dan Shinju di lapangan upacara sembari melihat mahasiswa baru yang sedang ospek. "Dulu kita pernah gitu ya. Gak kerasa udah setahun nih." kata Shinju. "Kalian mah iya, aku nggak." keluh Haru. "Yeu... siapa suruh baru masuk?" ucap Shinju yang sukses mematahkan hati Haru. "Waduh... skakmat kek biasanya ya,Minion." puji Jeffrey.

Kemudian Haru melihat gadis yang tengah berlari ke lapangan. "Eh coba liat deh anak itu." tunjuk Haru ke gadis jangkung berambut hitam yang tengah dihukum oleh kakak senior. "Kenapa dia?" tanya Shinju. "Kasian aja gitu liat dia disuruh lari." jawab Haru. Tetapi dugaan Haru salah, justru gadis tadi berlari kencang tanpa lelah. "Wow..." kagum mereka bertiga. "Aduh perutku laper nih. Yuk makan." ajak Jeffrey. Haru tersenyum sambil memegang tangan Jeffrey. "Ayo." kata Haru. Sepertinya Shinju harus jadi obat nyamuk bagi pasangan itu.

Sementara Ahreum dan Roi berjalan di koridor sekedar melihat mahasiswa baru disana. Mereka mencari tanda tangan panitia ospek. Tanpa sengaja Ahreum ditabrak salah satu mahasiswi setingginya. "Maaf,kak. Saya gak sengaja nabrak kakak." ucapnya sambil menunduk 90°. Sekilas gadis itu melihat tag name Ahreum,"Anda kak Ahreum?" tanyanya. "Eh... iya" jawab Ahreum gugup. "WOY SEMUANYA! GUE DAPET KAK AHREUM!" teriak gadis itu. Lantas datanglah para maba itu hingga berdesakan hanya untuk tanda tangan Ahreum.

Setelah sesi tanda tangan seperti fansign, akhirnya mereka bisa kembali ke asrama tanpa gangguan mereka. "Huh... melelahkan sekali." keluh Ahreum. "Aku tidak percaya kamu menjadi panitia ospek." kata Roi heran. Haru datang dengan napas terengah-engah,"Ada apa,Haru?" tanya Ahreum. "Heh... heh... itu para maba banyak yang kesurupan!" jawab Haru. "Ayo kita kesana sekarang." ajak Ahreum.

Ketika berada di ruang kesehatan, Ahreum terkejut melihat hampir 50 maba menjadi korbannya. "Cepat bantu kami." panggil Im Youngmin,mahasiswi semester 3 tengah sibuk menenangkan para maba. "Baik." kata mereka bertiga.

Setelah semuanya selesai,Youngmin tersenyum lembut,"Terima kasih telah membantu. Perkenalkan namaku Im Youngmin, jurusan seni tari semester 3." ucap Youngmin. "Han Ahreum, jurusan seni musik semester 3." kata Ahreum. "Roi,pacarnya Ahreum. Aduh sakit,sayang!" ucap Roi ketika mendapat cubitan dari Ahreum. "Namaku Haru. Senang berkenalan denganmu." kata Haru sambil menjabat tangan Youngmin. "Kurasa kita bisa berteman dengan baik." kata Youngmin.

"Katanya kau mau membawaku ke masa laluku." celoteh Haru sepulangnya dari kampus.

"Masa lalu seperti apa?"

"Apa saja."

"Baiklah tapi ajak Jeffrey dulu. Gimana?"

"Ih... jangan,kak. Aku malu."

Jeffrey datang,"Hei ada apa ini? Hai Haru, kak Ahreum."

Habislah Haru jika Jeffrey mengetahui rahasia masa lalunya yang sangat pelit.

"Jeffrey,ikut kami ke ruang tamu asrama."

Haru berisyarat agar Jeffrey tidak ikut tetapi Jeffrey bingung maksud dari kekasihnya.

Asrama Putri...

"Tutup mata kalian. Kita akan ke masa lalu." perintah Ahreum. Setelah menutup mata, merekapun terbawa menuju masa lalu Haru.

"Kenapa kita ke pemakaman?" tanya Jeffrey. "Nanti kau juga tau." jawab Ahreum. Disana terlihat Yanjun,Dinghao, dan Chaoze yang meratapi makam Zhangjing. Yanjun menangis di tengah hujan,"Seandainya gue lebih cepat nemuin dia, pasti dia masih hidup." lirih Yanjun. "Kalau saja dia ga serakus itu pasti kita masih bisa ketawa bareng." lanjutnya. Dinghao merangkul Yanjun,"Tenang Yanjun. Gue tau lu orang yang sabar. But please... don't make him suffer anymore." ucap Dinghao. "Kita semua juga berduka atas kematian kakak kita. Tapi jangan berlarut-larut dalam lautan kesedihan." ujar Chaoze.

"Diduga korban tewas karena keracunan makanan pemberian..."

Yanjun mematikan tv nya yang memberitakan kematian Zhangjing. "Kenapa dimatiin?" tanya Jingzuo. Rasanya Yanjun ingin tidur saja berharap semua ini berakhir. Saat Yanjun masuk ke kamar ia melihat Dinghao sedang meminum susu kotak rasa pisang kesukaannya.

"Eh Dinghao, minta dong susunya."

"Nggak."

"Dikit aja,Hao."

"Gue bilang nggak ya nggak."

"Cuman dikit aja."

Akhirnya Dinghao memberikan susu tersebut pada Yanjun. "Lho,kok abis?"

"Katanya cuman dikit. Yaudah gue kasih." kata Dinghao kemudian keluar dari kamar.

"Ternyata kamu sepelit itu ya dulu." kata Jeffrey hingga kepalanya dipukul Haru. "Aduh sakit,beb." teriak Jeffrey.

Sementara itu Jingzuo tengah kesulitan mengambil gula untuk kopinya. Kebetulan Dinghao ada di dekatnya

"Kak Hao. "Bisa bantu ambilin gulanya?" pinta Jingzuo tetapi Dinghao tidak mendengar.

"Kak? Kak?"

Dinghao membuka headphonenya,"Apa sih? Ganggu mulu!"

"Ambilin dong gulanya. Gak nyampe nih. Lah kok gue ditinggalin sih? Kak Dinghao!"

Begitulah kelakuan buruk Dinghao. Terlalu pelit dan egois. Dinghao memang pintar menyembunyikan sifat aslinya hingga insiden mereka pulang dari Thailand, mereka melewati bukit berhantu.

"Pak,masih lama gak kita disini?" tanya Zhixie.

Sopir itu tidak menjawab.

"Pak? Pak?"

Ternyata sopir tadi sudah tewas tanpa sebab mengakibatkan mobil mereka tidak terkendali hingga menabrak pembatas jalan.

"Ya Tuhan cobaan apa lagi yang kami dapatkan?" ucap Chaoze. Tanpa sadar Dinghao berada di dekat jurang. Masih tak sadarkan diri. Sebenarnya Chaoze ingin menyelamatkannya tetapi kakinya terhimpit cabang pohon besar. Sedangkan teman-temannya yang lain masih belum sadar juga.

"DINGHAO! BANGUN DINGHAO! Selamatin diri lu!!!"

Matanya terbuka. Sayangnya ketika hendak bangkit dari tidurnya tangannya tergelincir hingga jatuh dengan leher terlilit akar pohon tua. Seketika Ahreum dan Haru terkejut hingga mengalami pusing yang sangat sakit hingga pingsan.

Ketika bangun Haru dan Ahreum ditemani oleh teman-temannya beserta Roi,Yanjun,Shinju, dan Jeffrey. "Apa yang terjadi? Aku berada dimana?" tanya Haru. "Kau pingsan setelah melihat masa lalumu." jawab Shinju. "Seharusnya jangan paksakan dirimu. Aku sudah bilang,kan." kata Roi khawatir. "Aku baru sadar,Roi." kata Ahreum. "Kenapa?" tanya Roi. "Semakin kelam masa lalu seseorang maka semakin kuat frekuensi rasa sakitnya." jawab Ahreum. "Tapi karena rasa sakit itu membuatku semakin kuat." lanjutnya. "Jeffrey. Maafin aku atas keegoisanku selama ini." ucap Haru. "Gak apa,Haru." kata Jeffrey sambil memeluk Haru.

-Tbc-

Halooo~ Kembali lagi dengan lanjutan ff ini. Makasih ya buat yang udah vomment. Jangan bosan-bosan buat vomment ceritaku. Love you!

Banana Squad 😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Banana Squad 😍

7 Deadly SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang