This Winter (1)

40 11 2
                                    

Salju-salju mulai berjatuhan menandakan musim dingin sudah tiba. Beberapa dari mereka ada yang pulang ke rumah keluarganya dan ada juga yang menetap di asrama. Saat itu Ahreum menatap jendela dekat kamarnya dengan sendu,"Kuharap ada keajaiban."

Tiba-tiba ada notif dari seseorang. "Eh? Hanya nomor?" gumam Ahreum. Ia membuka pesan tersebut.

+82-467-777-xxx-xx

Hai kau merindukanku? Temui aku di taman jam 10 malam.

05:30 p.m.

Dahinya semakin berkerut,"Nomor siapa ini? Aku penasaran." batinnya. Ia merapikan pakaiannya dan menenangkan dirinya,"Saatnya bekerja. Semangat!"

Saat ini ia tengah sibuk mengantarkan pesanan dan hidangan dari meja ke meja. Disaat seperti ini memang waktu yang tepat untuk menghangatkan diri setelah menghadapi dinginnya malam di musim salju. Setelah selesai mengantar muncullah Yang Jiwon, wanita pemilik cafe yang sedang naik daun.

"Ahreum... bisakah kau membantuku?"

"Ya, ada apa nona?"

"Jangan panggil aku nona. Panggil saja kak Jiwon, aku butuh bantuanmu."

Ahreum mengangguk.

"Aku butuh kamu untuk menggantikan penyanyi cafe mulai hari ini."

Matanya membulat,"Maksudnya?"

"Jadi mulai hari ini kamu menggantikan Miyu,soalnya dia ambil cuti sampai januari."

"Lalu siapa yang melayani pelanggan?"

"Tenang, Euiwoong akan menggantikanmu."

"Baiklah. Terima kasih, Kak Jiwon."

Kemudian ia pergi ke ruang ganti, bergegas mengganti pakaian dan berdandan. Sambil merias diri, ia bersenandung. Teringat saat ia bersama Roi, ingatan itu seolah-olah kembali mengirisnya.

Setelah siap, iapun pergi ke panggung cafe dan melihat Roi bersama Hyemi duduk berdua di dekat jendela. Mereka berdua tampak tertawa lepas, menikmati pesanannya. Pikirannya berkecamuk ketika melihat pasangan itu semakin dekat. Lalu ia mendapat ide.

Setelah ia menampilkan 2 lagu,tibalah saatnya ia menampilkan lagu terakhir sebelum cafe itu tutup. "Baiklah ini adalah lagu terakhir dari saya dan lagu ini aku tujukan pada seseorang disini."

Ia mulai memainkan cellonya diikuti oleh alunan piano yang menyayat dalam hati.

changgae bureooneun
gaeulbarameun teong bin maeumeul seuchyeo ganeunde
chagawojin byeoge gidaeeo
meolli balgaoneun saebyeokhaneul baraboayo

(angin musim gugur berhembus melewati hatiku yang kosong
aku bersandar di dinding yang dingin dan langit senja mulai bersinar)

bogo sipjiman gakkai gal su eobseo
ijen geudae gyeoteul tteonagaya hae
oerowosseotdeon naui memareun geu du nune
keugo ttatteutan sarangeul jueotdeon

(aku merindukanmu, tapi aku tidak bisa mendekatimu, kita harus berpisah sekarang
kau yang membawakanku sebuah cinta yang luar biasa hangat untuk hidupku yang sepi dan mengeringkan tangisku)

Roi mulai memperhatikan Ahreum, ia luluh karena lagu ini ditujukan padanya.

geudae gyeoteul ije tteonaneun geoseul huhoehaljido moreujiman geudael saranghagi ttaemuniya
geudaemaneul saranghaneun geol ijeul suneun eopsjiman seulpeum soge geudael jiwoyaman hae

(meski aku menyesal meninggalkanmu, aku melakukannya karena aku mencintaimu
aku tak bisa melupakan cintaku padamu, tapi aku harus menyingkirkanmu dan kesedihanku)

Jam menunjukkan pukul 10 malam, cafepun tutup. Ia merasa lega setelah menyanyikan lagu itu,"Paling tidak ia tahu dan memahami perasaanku sekarang."

Ia teringat dengan pesan dari orang misterius itu. Karena rasa ingin tahunya yang begitu dalam, iapun ke taman dan menunggu pengirim pesan tersebut. Sebenarnya ia sudah menghapus nomor ponselnya Roi dan ia juga sudah memblok semua akun sosmednya.

Tapi bolehkah ia berharap mantan kekasihnya mengharapkannya kembali? Pantaskah ia bersanding kembali dengan Roi?

5 menit berlalu ia menunggu, tiba-tiba seseorang mengagetkan Ahreum,"Ah! Kau mengejutkanku. Untuk apa kau kesini?"tanya Ahreum heran. Roi langsung memeluk erat gadis itu,"Akulah yang mengirim pesan itu. Maaf." ucap Roi.

Mereka duduk di kursi taman dan diam membisu. "Aku ingin bicara." kata mereka berbarengan. "Eh... kau duluan." kata Ahreum.

"Sebenarnya aku ingin menjelaskan ini padamu. Aku dan Hyemi tidak ada hubungan lagi semenjak kejadian itu. Dia bukan orang pertama yang kucium. Tapi kaulah orang pertama yang kucintai dan orang pertama yang mendapat ciuman itu."

Iapun menggenggam tangan Ahreum,"Tolong bawa aku ke masa pertama kali kita bertemu."

Entah ada angin apa Roi ingin ke masa lalu,"Tapi... kenapa?"

"Kumohon kali ini saja."

Ahreum luluh karena tatapan Roi yang begitu serius. Ia menghela napas dan membawa mereka ke masa lalu.

"Berani ya lu lawan uri princess?! Sini gue gaplok lu!" teriak salah satu temannya.

Pada saat teman dari princess itu hendak menampar wajah Ahreum, tiba-tiba tangannya ditepis oleh seorang pria.

"BEBEB! KENAPA SIH YOU BELAIN HER?!" protes si princess.

"Dia kan anak baru disini. Kamu jangan ngerjain anak-anak baru."
Mereka tertawa,"Kenalin, gue Qin Fen. Just call me Roi. Maafin kelakuan dia. Maklum setiap ketemu anak baru pasti dia bakal nyari masalah ke siapapun."

"Ahreum. Btw makasih ya udah bantuin gue."

"No problem."

Kemudian mereka menuju pantai dimana Roi mengutarakan perasaannya pada Ahreum. "Maukah kau menjadi pengganti Mimi?"

Matanya terbelalak mendengar pertanyaan yang Roi lontarkan.

"Aku serius,Reum. Aku akan menjagamu seumur hidup."

Lalu mereka ke waktu dimana Ahreum  terluka setelah pertarungannya dengan Hyemi.

Roi menolongnya untuk menebus segala kesalahannya. "Maaf jika aku menyakiti hatimu." ucapnya sambil menggendong Ahreum seperti pengantin.

Pintu terbuka memperlihatkan Roi "Astaga Roi, maaf merepotkanmu dan terima kasih telah mengantarnya pulang."

Setelah ia menyesali dirinya karena dianggap merusak hubungan persahabatan mereka dan ketika Grace tertidur, tanpa ia sadari ia mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir merah semanis madu milik kekasihnya.

Beberapa saat kemudian, mereka kembali ke waktu sekarang. "Kau... menciumku?"

"Aku tahu kau akan semakin membenciku tapi..."

Bibir mereka kembali bertemu. Ia terkejut ketika menerima ciumannya. Tak lama kemudian, Roi berhasil menginvasi bibir gadis itu hingga Ahreum hampir kehabisan napas dan mendorong Roi.

"Dasar bodoh. Bagaimana mungkin kau menciumku ketika tidur? Aku tidak merasakannya. Dan sekarang aku baru merasakannya. Oh iya sampai dimana tadi kau membahasnya?"

"Ah aku hampir lupa. Sebenarnya aku dan Hyemi memutuskan untuk berpisah karena kami sepakat bahwa kami hanya sebatas teman dan merasa tidak ada kecocokan jika hubungan kami lebih dari itu. Jadi... kuharap kau mau menerimaku kembali."

Seperti mendapat durian runtuh, akhirnya ia mendapatkan kebahagiaannya kembali. "Iya aku mau." jawab Ahreum semangat.

Saat itu turunlah salju dengan pancaran cahaya lampu taman mewarnai indahnya musim dingin di antara mereka.

-Tbc-

Halo! Aku kembali lagi. Terima kasih buat vomment kalian semua,maaf kalo aku lambat update. Jangan lupa untuk tetap terus vomment ff ini ya 😊

7 Deadly SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang