Cinta yang Ditolak (3)

59 10 0
                                    

Sepulangnya dari taman, mood Ahreum benar-benar buruk. Setelah luka fisik yang diterimanya sekarang ia menerima luka di hatinya tatkala melihat Roi berselingkuh di depan matanya. Ketika ia masuk ke asrama putri, Grace menatapnya bingung.

"Kau kenapa?"

Ahreum hanya menutup mulutnya dengan tangan,menangis dalam diam. Grace menenangkannya dengan memeluknya,"Tak apa Ahreum, aku tahu kau sedang bersedih tapi setidaknya ceritakan apa yang terjadi hingga membuatmu seperti ini."

Ahreum mulai menghela napas,"Roi meninggalkanku dan memilih Jangmi."

"Sebentar kalau dia bilang begitu berarti akan terjadi pertikaian antara mereka. Aku harus menghentikan mereka berdua."

Tiba-tiba pintu asrama terbuka lebar menampakkan Jangmi yang tengah marah hingga benda-benda disekitarnya melayang. "Kau menggangguku! Maka kau harus menerima akibatnya!!!"

Karena pengaruh kekuatannya sangat kuat tubuh Grace dan Ahreumpun terangkat. "Apa yang kau lakukan dengannya?! Seharusnya kau malu dengan dirimu." tanya Ahreum hingga tercekik.

"Aku tidak peduli! Tentu kau masih ingat dengan aturan ketika pertama kali kita disini,bukan? Jadi berpikirlah rasional!"

Kemudian ia melempar Grace hingga tak sadarkan diri dan membawa Ahreum ke lapangan baseball ketika langit bergemuruh. "Ayo kita bertarung." tantang Jangmi bersamaan dengan petir yang menyambar.

Tetesan air hujan mulai berjatuhan Ahreum segera menyerap dan membentuk air tersebut sedangkan Jangmi menggunakan listriknya. Mereka saling melawan satu sama lain, tiada kata kawan yang ada hanyalah lawan.  Jangmi bergerak sangat cepat, membuat Ahreum kebingungan hingga Jangmi meninju wajah Ahreum berkali-kali.

Ahreum terlempar sejauh 3 meter. Ia bangkit dan segera merubah dirinya menjadi air hingga ia berada tepat di belakang Jangmi dan membantingnya. Pertarungan semakin sengit, mereka masih mengeluarkan kekuatan mereka sekuat tenaga, sampai Jangmi terjatuh dan menyerah.

Ahreum mengulurkan tangannya,"Maafkan aku. Walaupun kita bertarung aku masih menganggapmu sahabat."

Tetapi Jangmi menepis tangan Ahreum dan pergi meninggalkannya di tengah hujan. "Lupakan aku. Sekarang tidak ada lagi Jangmi yang ada hanyalah Hyemi. Ambil saja Roi, aku tidak peduli. Kau hanya mengandalkan perasaanmu saja."

Petir kembali menyambar ia menatap langit gelap itu,"Aku tidak menyangka dia akan berubah secepat ini. Aku merasa bersalah sekarang..."

Darahnya mulai mengalir bersama air hujan, luka ditangannya belum sembuh total. Cuaca dingin yang semakin menusuk membuat kepalanya pusing, pandangannya kabur hingga semuanya menghitam.

Untunglah Roi menolongnya untuk menebus segala kesalahannya. "Maaf jika aku menyakiti hatimu." ucapnya sambil menggendong Ahreum seperti pengantin.

Pintu terbuka memperlihatkan Roi tengah membawa Ahreum,"Astaga Roi, maaf merepotkanmu dan terima kasih telah mengantarnya pulang. Ayo masuklah dan hangatkan dirimu."

Sekarang mereka berada di kamar Ahreum dan Jangmi dalam keadaan diam membisu. Sekilas Roi melihat foto Ahreum dan Jangmi disana.

 Sekilas Roi melihat foto Ahreum dan Jangmi disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebenarnya hubungan mereka lebih dari sahabat. Ahreum sudah menganggapnya adik meskipun Jangmi tidak pernah menganggapnya. Akhir-akhir ini mereka sangat dekat sampai kejadian di taman itu. Mereka bertengkar hebat hingga akhirnya  seperti ini." tutur Grace.

Roi menunduk,"Aku sangat bersalah karena telah memisahkan mereka."

"Seandainya aku dapat menghentikan mereka pasti tidak akan ada permusuhan diantara mereka." lirih Grace.

Sementara itu di markas rahasia Mimi, Mimi dan teman-temannya tengah tertawa merayakan kemenangan atas permusuhan Jangmi dan Ahreum. "Kau lihat wajah gadis itu tadi? Ia seperti anak kecil yang mainannya direbut ibunya. Hahahaha..." tawa Luna.

Jangmi mengedor pintu tersebut,"Ah... Jangmi. Tumben sekali kau disini,masuklah." sambut Yeonjin. Jangmi memasuki tempat tersebut, semuanya tampak mewah dari ruang tamu hingga ruang makan.

"Oh hai Jangmi silakan duduk." ucap Mimi.

"Jangan panggil aku Jangmi. Sebut saja aku Hyemi."

"Oke Hyemi. Coba ini, ini adalah Green Sausage."

"Yang benar saja ada sosis berwarna hijau." gumam Hyemi.

"Sudah makan saja. Rasanya masih tetap sosis kok." kata Evelyn.

"Sebenarnya apa tujuanmu kesini?" tanya Yeonjin.

"Aku ingin membalas dendam pada mantan gengku."

"Ah... benarkah? Kalau begitu kami bisa membantumu." ucap Mimi kemudian tersenyum jahat.

-Tbc-

Yuhuuuu aku balik lagi. Thanks banget buat yang udah vomment semoga aku bisa sering update sampe selesai. Kuharap kalian tidak bosan dengan ceritaku.

7 Deadly SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang