Prom Night(mare) - 3

62 7 1
                                    

Di ruangan Mimi, Hyemi tengah dipukul oleh Lucy dan Mimi. "Dasar bodoh! Bisa-bisanya lu ninggalin jejak disitu?!" oceh Mimi sambil menendang punggung Hyemi.

Hyemi berkali-kali dipukul dan ditendang hingga terluka. Merasa kesal, iapun tiba-tiba menggunakan telekinesisnya matanya mulai menghitam, kegelapan muncul dalam dirinya benda-benda disekitarnya terbang.

Lucy sempat melarikan diri, tetapi tubuh Mimi terangkat dan sekarang ia ketakutan,"Ampuni aku,Hyemi! Aku janji tidak akan menyiksamu lagi!"

"PEMBOHONG!"

Seketika Mimi terlempar ke dinding kemudian tubuhnya kembali terangkat dan ia menatap iblis yang berada di hadapannya. "Aku punya semua rahasiamu. Dan semuanya telah terekam di otakku. Kalau kau mau selamat, maka izinkan aku untuk keluar dari kelompokmu."

"Sialan,dia tahu semuanya. Aku baru ingat dia punya memori yang kuat."

"Baik,silakan saja keluar. Mungkin aku bisa bebas dari dirimu yang tak berguna itu." balas Mimi remeh hingga tubuhnya terhantam ke dinding lagi.

Di malam yang sunyi ketika semua orang tertidur, Seoyeon hendak ke toilet tetapi langkahnya terhenti karena derap kaki yang mulai mendekatinya.

Gadis berhoodie hitam itu berjalan mendekatinya, ia takut jika orang tersebut akan menusuknya dari belakang atau menjebaknya. Ia mencoba mendeteksi siapa gadis dibalik hoodie tersebut, namun tidak bisa. Setelah keluar dari toilet ia pun menyiapkan cambuk miliknya dan berjalan mengendap-endap, sesekali bersembunyi dan mengintip orang itu.

Ketika orang itu mendekat Seoyeon mencambuknya, namun gagal karena ia lebih cepat menghindar dari Seoyeon. "Seoyeon, jangan panik! Ini aku,Hyemi." ucap Hyemi sambil melepas hoodienya. "HYEMI!" panggil Seoyeon sambil memeluk sahabat yang dirindukannya itu.

"Jadi begitulah ceritanya. Maaf jika aku sudah membuat kalian kerepotan karenaku."

"Tidak apa,Hyemi. Kak Ahreum tahu kamu masih punya hati."

Keesokan paginya, Ahreum terbangun dan melihat sesuatu yang bergumpal di ranjang bawahnya. Penasaran, iapun mendekati ranjang bawah itu.

"Gak mungkin kan Sakura balik kesini? Dia kan bareng teman segrupnya, apa jangan-jangan..."

Ia membuka selimut tersebut dan ternyata ia melihat Hyemi. "Ugh... jangan mengganggu tidurku Mrs. Han!" keluhnya. Merasa kesal dan diabaikan, Ahreum mulai menggelitik Hyemi hingga gadis pemarah itu terjatuh.

"AAARGH!!! BISA TIDAK JANGAN MEMBANGUNKANKU?!"

Plak! Tamparan yang baru saja mendarat si pipinya itu berupa tamparan sayang dari kakaknya. "Aduh... sakit banget! Coba kutebak, kamu pasti masih kesal sama aku karena Roi,kan?"

"Bodoh... aku kesal karena kenapa kau tidak memberitahu kami agar kami bisa membuat pesta kejutan untukmu?"

"Jawabannya adalah ini" jawabnya sambil mengeluarkan daftar pengeluaran selama di asrama. Sangat panjang sampai ke dapur. "Kalian terlalu boros padahal baru setahun disini. Cobalah untuk berhemat..."

Bunyi sirine polisi memekak telinga membuat para penghuni asrama putri berhamburan keluar ruangan. "Cepat cari wanita itu!" perintah kepala polisi. Anggotanya bergerak masuk memasuki asrama putri hingga mereka berhasil menangkap kedua gadis kembar itu. Mereka menunduk ketika dibawa masuk ke mobil dengan cercaan dan hinaan tentunya.

"Siapa mereka?" tanya Hyejin.

"Mereka adalah tersangka utama kasus anggur beracun itu. Ryu Hyoyoung dan Ryu Hwayoung." jawab opsir.

Semuanya bubar kembali melanjutkan aktivitas masing-masing kecuali ketujuh gadis itu. Haru kembali merasakan tangan seseorang merangkulnya.

"Ya ampun, kau lagi! Untuk kesekian kalinya, jangan membuatku terkejut!"

"Iya,iya. Maaf. Ngomong-ngomong terima kasih atas bantuan kalian kali ini. Aku pergi dulu ya. Daaaah~" ucap Jun.

"Entah kenapa aku merasa aneh dengannya? Sepertinya ia tengah merencanakan sesuatu."

"Apa maksudmu,Grace?"

"Ia memiliki tujuan untuk menangkap kita."

"APA?!" Semua terkejut mendegar ucapan Grace.

"Jadi sebenarnya dia siapa? Dan ia berpihak kemana?" tanya Hyemi.

"Entahlah biar waktu yang menjawab. Ayo kita kembali." ajak Grace.

"Aku kembali,sayang." ucap Jun sambil memeluk Gyuri.

"Oh... syukurlah kau masih hidup." tangis Gyuri.

"Aku merindukanmu..."

"Aku juga. Ayo kita minum teh sambil menikmati kue buatanmu." ajak Jun.

Merekapun masuk ke dalam rumah Gyuri. Jun masih sempat memperhatikan foto Hyemi yang ia simpan sebelumnya.

 Jun masih sempat memperhatikan foto Hyemi yang ia simpan sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akan kubawa kau pulang pengantinku, Matsui Rui..." gumamnya sambil menyeringai.

-Tbc-

Hai! Kalian kangen gak sama ff ini? Maaf ya kalo aku lambat update. Oh iya beberapa chapter lagi ff ini akan tamat. Seperti biasa, terima kasih buat vomment kalian dan maaf kalo ceritanya kurang memuaskan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

7 Deadly SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang