Past - Jane

68 9 1
                                    

"Aku tersesat karena kemalasanku."
- Hwang Jein -

Mereka baru saja tiba di depan gedung fakultas seni tari yang penuh dengan orang-orang. Garis polisi melintas sepanjang bagian depan gedung tersebut. Seoyeon melihat Daehwi tengah khawatir dengan Samuel.

"Hwi, kok bisa Samuel ilang?"

"Aku ga tau,kak. Tapi terakhir ketemu buat latihan pentas tari. Ya Tuhan... dimana kamu?"

Seoyeon memejamkan matanya,mencoba mendeteksi keberadaan Samuel. Dan ternyata Samuel tengah disekap di sebuah tempat.

"Keknya tempat ini gak asing buatku..."

Daehwi,Jane dan Boogie berpaling ke Seoyeon. "Dimana?" tanya Daehwi.

"Auditorium seni teater."

"Ayo pergi."

Mereka bergegas menuju auditorium seni teater. Tetapi Jane merasa aneh semakin ia kejar teman-temannya justru semakin tersesat.

"Ah, masa bodoh. Mungkin hanya halusinasiku."

Ia semakin berlari jauh hingga ia bertemu dengan seorang lelaki yang tampak seperti dirinya.

"Kau siapa?"

Lelaki itu berbalik,"Oh kau bertanya padaku?"

"Ya. Dan tempat apa ini?"

"Aku Justin, Huang Minghao. Dan selamat datang di duniaku."

"Aku Jane. Hwang Jein."

"Kau pasti tengah tersesat disini. Tapi jangan khawatir, ayo ikut aku."

Mereka sampai di sebuah panggung terdapat 60 kursi membentuk segitiga berwarna biru.

"Baiklah kita sampai di acara Produce 101. Tempat bergengsi memperebutkan 11 kursi."

Sekilas Jane melihat lelaki berambut pirang yang wajahnya mirip dengan Justin. "Nah itu aku yang sedang menyampaikan sesuatu."

Jane mulai mengingat momen itu dimana ia lolos pada eliminasi pertama.

"Justin. Memangnya kamu lolos sampai babak berapa?"

Justin mencoba mengingat,"Kalau tidak salah eliminasi kedua."

Jane hanya mengangguk. Kemudian mereka pindah ke acara yang sama tetapi bahasanya berbeda. "Sekarang kita berada di Idol Producer. Dan kau tahu tidak? Aku berhasil debut!"

Perlahan ingatan demi ingatan mulai tersusun kembali di otaknya. Disana terlihat kesembilan pemenang itu membungkuk 90°.

Kemudian mereka berpindah ke tempat latihan Nine Percent. Mereka semua tengah berlatih keras. "Sejujurnya aku terlalu malas melakukan itu tapi mau bagaimana lagi sudah resiko menjadi idol."

"Tapi kenapa kamu malah santai?"

Justin menghela napas,"Idol juga manusia. Kami tidak bisa dipekerjakan seperti kuda apalagi robot. Kadang kami perlu istirahat."

Jane melihat dari kejauhan,"Tapi kenapa kamu dimarahi oleh leadermu?"

"Itu tandanya dia menyayangiku. Maksudku kami semua. Kalau saja aku menuruti perintahnya mungkin aku tidak akan tersesat disini."

"Maksudmu kamu juga tersesat di duniamu sendiri?"

Justin menepuk pundak Jane,"Kau tahu, Kau persis sepertiku. Astaga aku baru ingat bahwa kau adalah diriku sekarang. Aku sudah terlalu lama di dunia ini hingga lupa mencari diriku yang sekarang. Kuharap 'kita' bisa menebus semua dosa bersama-sama dan memiliki kehidupan normal."

Tak lama kemudian Justin menghilang,"Justin? Kemana kamu?"
Muncullah cahaya bertuliskan ucapan selamat tinggal.

Tak lama kemudian Justin menghilang,"Justin? Kemana kamu?"Muncullah cahaya bertuliskan ucapan selamat tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jane? Bangun..."

Jane merasa tubuhnya terguncang karena Seoyeon. Ia membuka matanya dan melihat teman-temannya khawatir padanya,"Kenapa ini?"

"Kamu abis disekap sama penculik, terus kamu dibius. Makanya kamu tertidur. Untung ada kak Seoyeon sama kak Boogie nolongin kamu sama Samuel." jawab Daehwi.

"Ya udah kalo gitu kita pulang aja. Kalo kalian diinterogasi, ceritain aja semuanya."

Sementara itu, Yeonjin dan Evelyn diomeli Mimi karena gagal membawa tumbal untuk Mimi.

"Bagaimana mungkin kalian bisa gagal?!"

"M... maaf princess... tapi Seoyeon kuat banget. Dia sama pacarnya gebukin kami sampe babak belur gini." jawab Yeonjin.

"Iya,cess. Tiba-tiba aja ada cahaya merah campur asap jadi kami memutuskan untuk melarikan diri." tambah Evelyn.

Mimi memukul meja,"Aku gak mau tau pokoknya cariin aku tumbal sebelum kujadiin kalian tumbal."

"A... ampun inces!"

"Jangan jadiin kita tumbal!"

"Sudah cepat pergi cariin aku tumbal baru!"

Sepertinya akan sangat sulit baginya untuk menguasai dunia manusia.

-Tbc-

Yeay, aku balik lagi! Terima kasih buat vomment kalian sejauh ini dan maaf kalo slow update dan ceritanya jelek dan kurang memuaskan.

7 Deadly SinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang