09. A Date (?)

439 149 164
                                    

Di Hari Minggu, jam delapan aku terbangun karena suara ponsel. Tadi memang sudah bangun sih cuma tidur lagi, kayaknya cape banget badan.

Tanpa melihat nama si pengirim, aku menempelkan ponsel di telinga.

"Halo,"

"Halo, Vel. Baru bangun?"

Ugh, kantukku langsung hilang. Ini Renjun yang menelepon.

"Hah? Enggak kok,"

"Masa sih? Suaramu ciri khas orang bangun tidur loh,"

"Sotau! Belum minum aja aku!"

"Haha yaudah iya, kok baru diangkat?"

"Tadi aku bantu mama,"

Bohong banget. Malu banget kalo aku bilang beneran aku baru bangun, gamau ah nanti Renjun mengejek sama ceramahin aku lagi. Gak mau!

"Ah oke, ngerti,"

"Kenapa nelepon? Tumben?"

"Sejarang itu aku nelepon kamu ya? Sampe dikata tumben?"

"Ya gimana ya nyatanya gitu, kamu kan-"

"Aku sibuk, iya ngerti,"

Aku langsung menghela napas, aduh kayaknya aku salah ngomong. Pasti Renjun kesel.

"Eh engga-"

"Ngerti, masih marah gak?"

"Apa sih? Kan aku gak marah,"

"Ya dari kemarin kan diem terus,"

"Terserah,"

"Hm, jalan mau?"

"Eh?"

"Tiba-tiba pengen makan hotpot,"

"Pasti Haechan pamer?"

Kemudian terdengar suara tertawa diujung sana.

Ya, Renjun memang suka sekali dengan hotpot. Dan jika tiba-tiba dia menginginkan itu, maka sudah ditebak pasti ada saja yang sudah memamerkan itu padanya.

"Iya haha, mau?"

"Boleh, aku siap-siap dulu,"

"Okay, butuh waktu berapa lama?"

"Hmm satu jam?"

"Lama banget?"

"Namanya juga cewe,"

Dia terdengar sedang tertawa kecil, "yaudah, siap-siap dulu,"

"Oke,"

Aku menunggu dia mematikan ponsel. Namun selama beberapa detik, sambungan telepon belum terputus juga.

"Kok belum dimatiin?"

"Kamu aja,"

"Kamu aja Njun,"

"Kamu,"

"Kamu,"

"Kamu Vel,"

"Kamu ish Renjun!"

Dia tertawa diujung sana. Bahagia banget?

"Oke aku yang matiin, see you,"

Kemudian sambungan telepon terputus. Tanpa sadar aku tersenyum lebar, kemudian aku segera masuk ke dalam kamar mandi.

Gak butuh waktu lama, aku sudah duduk di meja rias. Mengenakan riasan simple.

"Asik mau jalan nih," Bang Doyoung masuk ke kamarku tanpa mengetuk pintu.

[✓] One Last Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang