15. Why?

376 123 105
                                        

Dedaunan mulai berjatuhan, mengucapkan selamat tinggal pada ranting yang selalu menahannya.

Aku menarik napas panjang, menghirup udara yang cukup segar.

Aku terduduk di kursi taman mengguncang-guncangkan kaki ke udara, sambil menatap rumput hijau yang bergoyang terkena hempasan angin kecil.

Di sini, sangat menenangkan. Sambil sesekali menatap ke arah ruang OSIS. Ya beberapa anak OSIS sedang sangat sibuk sepertinya. Mereka berhambur dari satu tempat ke tempat lainnya.

Netraku terus mengikuti pergerakan dari satu lelaki yang selalu menarik perhatianku.

Diam-diam, senyuman melawan gravitasi terlihat di wajahku.

"Dicariin ya lo, malah nyengir-nyengir sendiri," Koeun menepuk bahuku kasar.

"A!" Pekikku kesakitan.

Namun Koeun hanya tersenyum, tanpa ada rasa bersalah.

"Nih susu," Herin menyodorkan sekotak susu kepadaku.

Dahiku berkerut, "Dari siapa?"

"Dari kita lah. Lo berharap dari siapa?" Ucap Herin.

Aku mengangkat bahu kemudian mengambil susu kotak yang sudah disodorkan oleh Herin. "Thanks,"

Herin dan Koeun terdiam sambil ikut mengayunkan kakinya ke udara sama sepertiku.

Herin menengadahkan tangannya, membuat daun hijau agak kekuningan itu mendarat di telapak tangan Herin. Dia tertawa kecil.

Aneh. Herin selalu tertawa dengan hal-hal kecil, bahkan menurutku saja itu tidak lucu sama sekali.

Berbeda dengan Koeun, dia menutup matanya kemudian menatap kupu-kupu lucu yang beterbangan dan memijakkan kakinya pada tangkai bunga. Hingga membuat tangkai-tangkai bunga yang dihinggapi oleh kupu-kupu itu seakan melambai ke arah kita.

Koeun tersenyum tipis menatap ke arah kupu-kupu itu.

"Yang satu kayak orang gila, yang satu lagi kayak orang yang baru tau indahnya ciptaan Tuhan, yang satu lagii kayak orang kesetanan senyum-senyum sendiri. Lama-lama temen gue mengerikan semua," Perkataan Somi yang tiba-tiba itu membuat kami bertiga spontan menoleh.

Somi yang merasa dilihat dengan tatapan tidak enak hanya menyegir. "Hehe, geser dong,"

"Idih," Hina Koeun.

"Ya gak apa yang penting gak gosip," ucapku yang sudah disambut oleh tawa dari seorang Seo Herin.

"Gue mah update gak kaya lo kudet," jawab Somi tak mau kalah.

"Udah deh, mau nikmatin indahnya hidup gue,"
"Lo kenapa ke sini Som?" Tanya Koeun.

"Gabut. Haechan kan kumpul OSIS,"

Koeun mengangguk-anggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Hari ini jamkos ya?" Tanya Herin memecah keheningan.

"Iya, tumben banget sekolah kita ngasih jamkos," jawab Somi disertai tawanya.

"Mending pelajaran aja lah gue. Biar gak liat hal-hal yang gak kepengen gue liat," ucapku sambil melemparkan kotak susu yang sudah kosong, dan tepat sekali terlempar ke dalam tempat sampah.

[✓] One Last Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang