12. Up To You

424 130 146
                                    

Angin di sore hari berhembus dengan pelan.

Angin seperti ini memang menenangkan, membuat aku betah berada di taman sekolah yang terkesan sepi ini.

Hembusan angin menelisik ke sela-sela rambutku.

Aku memandang lurus ke depan, sambil mengayunkan kedua kakiku.

"Semilir gini bikin ngantuk buset," ucap Somi tiba-tiba.

Aku menoleh, "iya, apalagi gue,"

"Muka lo menyedihkan banget sumpah," ujar Somi diikuti tawanya.

"Berisik,"

Somi masih tertawa, "lagian sok-sokan begadang. Lo kan jarang begadang anaknya,"

Aku mem-pout-kan bibirku.

"Kalo mau tidur bentar juga gapapa Vel, nanti kalo ada Pak Sehun gue bangunin,"
"Santai aja gue ga kemana-mana kok,"

Aku mengangguk, "pinjem bahu lo ya Som,"

"Heh?!"

"Ih terus gue tidur dimana Somi?!"

"Nyender ke bangku lah,"

"Nanti kalo gue nyungsep ke rumput gimana?"

"Ya gue ketawain lah," ujar Somi sambil tertawa.

"Somi!"

Somi masih tertawa, "iya iya canda, sini,"

Aku sedikit berdecak kemudian menempelkan kepala di bahu Somi.

Somi terdiam, aku juga hanya menutup mata tidak benar-benar tertidur.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara game dari ponsel Somi. Hingga kepalaku serasa terangkat dan suara game dari ponsel Somi tidak terdengar. Mencoba bodo amat, aku tetap menutup mataku.

"Nyenyak banget?"

Tunggu--

Perlahan aku membuka mataku dan menolehkan kepalaku.

"Somi?"

Dia tertawa kecil, "Somi nih?"

Aku mengucek mataku, setelah sadar aku menggeser badanku sedikit menjauh.

"Ng-ngapain?" Tanyaku.

"Ke UKS aja,"

Aku menggeleng, "gak, udah mau pulang,"

Dia tersenyum, "mau nyender lagi gak?"

Aku mengulum bibir kemudian menggeleng.

"Kenapa?" Tanyanya.

Lagi-lagi aku menggeleng.

Dia tersenyum, "kalo mau nyender lagi juga gak apa,"

Aku menggeleng singkat, "g-gamau,"

Dia tampak menghembuskan napas singkat kemudian menutup matanya.

"Ehm," dehamku yang membuat dia menoleh sambil mengangkat alisnya.

[✓] One Last Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang