10. Things At Night

479 138 168
                                    

Matahari mulai menyembunyikan wajahnya di sebelah barat sana.

Sang mentari sudah tenggelam, dan kita masih berada di jalanan kota.

Renjun mengajakku ke sebuah pasar malam dekat sini, sebelum itu juga ada perdebatan kecil.

Ya, aku menolak berpindah tempat, karena memang masih terlalu menyenangkan berada di Theme Park.

Namun, Renjun sudah bosan dan menginginkan tempat lain.

Akhirnya aku menyetujui dengan alasan dekat dengan daerah sini, dan tidak usah ke tempat yang terlalu wow ? Ya, just like that lah.

Di Pasar malam kita berdua hanya berjalan-jalan mengitari seluruh penjual.

"Ada arum manis, masih mau gak?" Tanya Renjun.

Kita belum sempat membelinya karena setelah makan hotpot kita bermain-main lagi.

Aku mengangguk kecil.

Renjun tersenyum kemudian membeli arum manis untukku.

"Duduk dulu,"

"Kenapa?" Tanyaku yang sudah menyuap beberapa potong arum manis.

"Jangan makan sambil jalan," ucapnya.

Kemudian kita berdua mencari tempat duduk.

Untung saja, ada tempat duduk kosong. Dimana tempat duduk ini sangat pas sekali dengan pemandangan di sekitarnya.

Tidak ada yang memulai obrolan saat ini, aku juga masih melahap arum manis dengan lahap.

"Lucu banget," ucap Renjun.

Aku menoleh ke arahnya kemudian dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah anak kecil yang berdiri tak jauh di seberang sana.

"Siapa?"

"Anak kecilnya," ucapnya sambil tersenyum.

Aku mendengus, kemudian menyuap arum manisnya lagi.

"Gausah geer," katanya.

"Siapa yang geer sih?" Ucapku kesal.

Dia terkekeh, "anak kecilnya kali?"

Lalu?

Lalu dia mengatakan lucu pada siapa?

Aku bergumam kemudian mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Aku gak dibagiin?" Tanyanya.

"Gak mau,"

"Yah kok gitu?"

"Biarin,"

Renjun terkekeh, "abis ini mau kemana?"

"Aku sih mau es krim,"

Renjun cepat-cepat menoleh ke arahku, "ga, udah malem,"

"Sekali aja Njun,"

"Kalo sekali bisa bikin candu, kenapa harus diturutin?"

Aku mendengus, kemudian memberikan arum manis yang tinggal sedikit kepada Renjun.

"Apa?" Tanyanya bingung.

"Buat kamu,"

"Abisin aja kalo masih mau,"

"Katanya kamu mau?"

"Gajadi kalo kamu aja belum puas,"

Aku berdecak, namun tetap saja memakan arum manisnya sampai habis.

Kita berdua sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing.

Sampai akhirnya angin malam menelisik ke antara kita.

[✓] One Last Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang