Bagian Tujuh - Mimpi Buruk Sialan, Cowok Menyebalkan Sialan (2)

1.3K 175 14
                                    

"Ya udah, ayo. Udah ketinggalan tuh, kita."

Aya akhirnya bangkit dari duduknya, menyampirkan ransel di bahu dan bersama Isha pergi ke pelataran parkir. Tapi di sana, langkah Aya terhenti saat mendengar Rico memanggil namanya.

Aya sudah hendak mengabaikannya saja, tapi Isha sudah menghentikan langkah dan berbalik. Jika Aya nekat kabur sekarang, bisa-bisa Rico akan mengikutinya sepanjang jalan nanti. Aya mendesah berat saat memutuskan untuk berbalik.

"Apa?" sengitnya pada Rico yang sudah berjalan menghampirinya.

Rico mengulurkan helm padanya. "Isha kan, cuma bawa helm satu. Lo pake ini."

Aya menatap helm di tangan Rico dengan ragu. Tapi di sebelahnya, Isha sudah menerima helm itu dan berterima kasih pada Rico. Rico membalas dengan senyum ringan dan anggukan kecil. Cowok itu berjalan kembali ke motornya, tempat gengnya bergerombol.

"Ternyata Rico baik juga, ya?" komentar Isha membuat Aya mendengus kasar.

"Buruan ah," kata Aya seraya mengambil alih helm dari tangan Isha. Saat motor Isha melewati Rico dan gengnya, Aya sengaja memalingkan wajah, menghindari menatap Rico.

"Tapi, Rico nggak ikut ke rumah Pina ya, Ay?" tanya Isha di depannya.

"Bagus deh, kalo dia nggak ikut. Daripada ngerusuh di rumah orang," balas Aya cuek.

"Kamu tuh, jahat banget, sih. Udah dikasih pinjem helm juga sama dia," tegur Isha.

"Dia naksir kamu, kali. Makanya sok baik gitu di depanmu," Aya menggodanya.

Isha bergidik. "Nggak, deh. Makasih, Ay. Ngeri sama gerombolannya. Lagian, dia itu banyak musuhnya, lho. Makanya, meski dia itu punya banyak pengagum rahasia, tapi nggak ada yang berani nembak dia. Belum kalo ditolak dan diketawain sama temen-temennya itu. Tapi yang lebih parah, kalo sampe ketauan sama musuh-musuhnya. Kamu kan juga tau, Rico itu sering banget tawuran."

"Wah ... kamu kok bisa tau sebanyak itu? Jangan-jangan kamu pernah suka sama dia, Sha?" Aya tersenyum geli.

"Emangnya, ada cewek yang nggak suka dia di sekolah? Rico kan, cakep. Yah, cuma minus suka bikin masalah aja di sekolah," sebut Isha.

Aya kontan mendengus mendengar itu. "Selera cewek-cewek di sekolah kita tuh, parah banget berarti, ya? Dan kamu bilang apa tadi? Cuma itu doang minus dia? Wah ... kamu parah juga, Sha," komentar Aya.

Isha terkekeh. "Ya kan, makanya buat amannya aku sukanya sama Mang Udin."

"Ih, itu mah bukan aman lagi. Seleramu aja yang aneh," gerutu Aya.

Isha tergelak. "Coba kamu. Ada nggak cowok yang kamu suka di sekolah? Rico sama Mang Udin aja banyak yang suka. Nah kamu, satu aja, ada nggak cowok yang disuka di sekolah. Si Erja aja ada yang dia suka. Jadi kesimpulannya, yang seleranya aneh di sini siapa coba?"

Aya merengut, tapi tak bisa mendebat. Dan omong-omong, dia tidak punya waktu untuk memperhatikan para cowok. Dia juga tidak membutuhkan itu.

***    

Let Me Hold Your HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang