Cuti

583 55 5
                                    

"Kak, ayah sama bunda lagi cuti  hari ini," ujar bunda. Daniel sama Jaehwan yang  kebetulan lagii di rumah, ga ada jadwal kuliah. Sementara adek-adeknya lagi pada sekolah.

"Yah...." Daniel menghela nafas panjang.

"Kenapa? Ga seneng banget perasaan kalo ayah bunda cuti? Tenang aja bunda ga akan di rumah ko," saut bunda.

Daniel bukannya ga suka kalo ayah bunda nya ada di rumah. Cuman dia ga tahan aja kalo bunda nya suka bawel. Belom lagi kalo ayah nya lagi di rumah, Daniel suka ga dibolehin keluar rumah. Ayahnya suka ngajak Daniel mancing di kolam ikan yang ada di halaman belakang rumah. Kolam itu sengaja dibikin buat keluarga, jadi kalo ada acara misalnya kayak taun baruan pasti suka disini. Kan enak tinggal mancing terus langusng bakar ikannya, itu alesan ayahnya.

"Kemana?" tanya Daniel penasaran.

"Mau jalan-jalan," ucap bundanya singkat.

"Dih ga ngajak-ngajak,"

"ganggu."

"Subhanallah bun," Daniel nekuk mukanya.

"Dah ah, bunda berangkat sekarang. Pokoknya, nanti kamu jagain adek-adek mu. Buat masak, suruh bang Ewan aja. Adek adek kamu jangan sampe kelaperan," nasehat bundanya.

"Iya bun, siap. Jangan lupa oleh-oleh aja," kode Daniel.

"Cucian," jawab bundanya datar sambil neloyor ninggalin Daniel yang sekarang lagi mesem-mesem.

***

"Wan, lu masak sana."

"Masak dedaunan?" tanya Jaehwan lempeng.

"Gue masak juga tuh daging di pipi lu,"
Jaehwan melotot sambil pegangin pipinya.

"Jangan, aset."

"Aset mah yang dibawah noh," tunjuk Daniel sambil nunjuk anu nya Jehwan.

"Wah otak byuntae lu kak."

"Bukan byuntae emang bener."

"Au ah."

"Cepet lu masak."

"Ga ada bahannya pea!"

"Ya udah tinggal beli," saut Daniel ngegampangin.

"Ya udah kak, lu yang beli gua yang masak," ujar Jaehwan.

"Yang adil," saut Jaehwan lagi. Baru aja Daniel mau protes.

"Ya udah, beli apa?" tanya Daniel males.

"Lu mo makan apa?" sekalipun Jaehwan adeknya Daniel, dia jarang bilang kaka ke Daniel. Bahasanya pake bahasa lugu, lu gua maksudnya.

"Ayam geprek."

"Ya udah, beli ayam nya, terigu sama cabe," Jaehwan coba nginget-nginget bahan apa aja yang harus dia beli.

"Uangnya?" Daniel nengadahin tangannya.

"Ga dikasih bunda?" tanya Jaehwan heran.

"Boro-boro," sungut Daniel.

"Yaudah dari lu aja dulu. Lu kan abang, uang jajannya juga gedean lu. Udah sana cepet, keburu yang lain pulang. Kasian pada laper entar," jelas Jaehwan.

Siapa yang kaka siapa yang ade, malah gua yang disuruh-suruh buset- Daniel.

Dengan terpaksa dia  pergi keluar rumah buat beli bahan masakan.

"Bu, saya mau beli ayam," ujar Daniel pas sampe warung.

"Berapa kilo?"

"Biasanya berapa kilo bu kalo beli?" tanya Daniel.

Rumit - Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang