Chapter 21 : Maju Tak Gentar

4.3K 209 0
                                    

"Sesulit apapun itu, aku tak akan menyerah untuk mendapatkan hatimu kembali. Karena aku telah terlanjur jatuh padamu."

°°°

Hari ini SMA Jaya Sakti sedang sibuk mempersiapkan acara Festival Musik yang akan dilaksanakan dua hari lagi. Anggota dari berbagai organisasi sekolah ikut andil menjadi tim pelaksana kegiatan tersebut.

Akan ada banyak orang yang datang besok. Bukan hanya dari sekolah ini saja. Tapi dari sekolah lain, dan masyarakat luar sekolah pun akan berdatangan kesini.
"Kin, gue yakin, besok pasti acaranya meriah banget! Gue jadi gak sabar nunggu besok." kata Lisa dengan mata berbinar.

"Yoi! Boleh juga tuh ketos ngedekor kaya gini. Gak salah gue milih dia kemarin." balas Kina.

"Kin, Lis?" panggil Yuma.

"Apa?" jawab Lisa dan Kina bersamaan.

"Gue laper~ Makan, yuk!" ajak Yuma.

"Gue juga laper, Yum. Makan yuk, Kin. Gue yakin, kantin lagi sepi soalnya anak - anak kebanyakan pada bantuin osis juga." timpal Lisa.

Kina nampak berpikir sejenak. "Oke lah. Gue juga laper! Rindi baksonya ibu kantin." katanya, lalu berjalan menuju ke kantin bersama Lisa dan Yuma.
Dan benar saja dugaan Lisa. Kantin cukup sepi kali ini. Hanya ada beberapa anak yang juga tengah makan di kantin.

"Kaya biasanya kan?" tanya Kina.

Lisa dan Yuma mengangguk.

"Oke. Gue pesenin dulu. Kalian tunggu sini aja. Jangan tinggalin gue. Awas kalau sampai tinggalin gue." kata Kina lalu bergegas memesan makanan.

"Yum, kok dari kemarin gue gak lihat Rafly? Dia kemana, ya?" tanya Lisa.

"Emm, mungkin Rafly sibuk. Dia kan besok ikutan lomba sama tampil buat festival. Pasti banyak latihan latihan, Lis." balas Yuma.

"Oh, iya juga, sih."

Tak lama setelahnya, Kina kembali dengan membawa nampan berisi tiga mangkuk mie ayam dan tiga gelas es teh.

"Lo paling ngertiin kita, deh, Kin, kita doyannya apaan!" kata Lisa sambil menuangkan saos kedalam mie ayamnya.

"Yee! Kalian kalau ada maunya aja muji - muji! Giliran gak ada aja ngehina!" kata Kina ketus.

"Kapan kita hina lo? Kan yang kita omongin bener, Kin? Iya kan, Lis?" sambung Yuma dengan watadosnya.

"Jangan banyak omong. Buruan makan!" balas Kina sarkas.

"Iya ini gue lagi makan! Siapa bilang mau beol?" balas Yuma yang ikut - ikutan sebal.

"Yum, plis, deh! Gue lagi makan ini! Jangan sebut kata - kata kotor." kata Kina.

"Ya kalau lo mau makan ya makan aja! Kenapa malah marahin gue? Mulut juga mulut gue. Terserah gue dong, mau ngomong apa." balas Yuma tak terima.

"Siapa yang marain lo, coba?" kata Kina tak terima.

"Lo lah!" balas Yuma.

"Kapan?"

"Baru aja!"

"Terserah lo, lah!"

"Kinaaa!"

"Apa lagi, Yuma?! Astaga, lama - lama gue jadi darah tinggi gara gara lo." balas Kina sebal.

"Saos." Yuma menampilkan cengirannya sambil menunjuk botol saos yang letaknya berada di Samping Kina.

Kina kesal. Sahabatnya yang satu ini memang selalu mengajaknya berdebat. "Nih!" katanya sambip menyodorkan botol saos pada Yuma.

Pretending Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang