Chapter 14 : Yang Terlupakan

3.9K 200 1
                                    

"Jangan buat seseorang menunggu sesuatu yang bahkan tak tahu bila sesuatu itu sedang ditunggu. Sungguh, menunggu hal yang tak pasti itu bukan perkara yang mudah."

°°°

"Udah?" tanya Fero setelah Lisa menaiki boncengan motor miliknya.

"Udah." balas Lisa kemudian tersenyum lembut.

"Kita mau kemana?" tanya Fero.

"Hah?"

"Hah heh hah heh!"

"Ya, aku kan kaget. Mau kemana apanya? Kan kita mau pulang." kata Lisa.

Fero menghela napasnya. "Khusus hari ini, gue mau ngajak lo ke suatu tempat." katanya.

"Hah? Tempat apaan?"

"Adalah. Kejutan." balas Fero, lalu melajukan motornya meninggalkan sekolahan.

°°°

Kali ini, Lisa benar - benar tak menyangka akan di bawa oleh Fero ke tempat seperti ini.

"Lo suka eskrim, kan?" tanya Fero sedikit ragu. Takut kalau tebakannya salah. Setaunya, perempuan itu suka dengan hal yang berbau manis - manis seperti eskrim.

Lisa sedikit tercengang. Bagaimana bisa Fero tahu kalau dia suka eskrim? "Iya." balasnya.

"Kali ini, lo boleh pilih apa aja eskrim yang ada disini. Asal gak kebanyakan. Bisa sakit lo, kalau kebanyakan makan eskrim." Kata Fero.

Ya, Fero membawa Lisa ke sebuah kedai eskrim yang cukup besar. Sebelumnya Lisa tak pernah kesini. Baru tahu sebenarnya kalau ada kedai kopi di daerah ini.

Mata Lisa berbinar mendengar penuturan Fero. Ah, bahkan Fero saja tahu kelemahannya itu. Ia pasti akan melakukan apa saja hanya demi eskrim.

"Beneran aku boleh pilih yang mana aja?" tanya Lisa dengan mata berbinar.

Fero mengangguk. "Gak. Gue bercanda tadi. Lo gak boleh beli eskrim. Lo lihatin gue makan eskrim aja." balasnya malas.

Hancur sudah harapan Lisa. Niatnya ia akan memesan eskrim favoritnya. Wajah berbinarnya tadi berubah seketika dengan kedua pipi yang menggembung, dan bibir yang dikerucutkan.

"Gak lucu, Fer! Katanya tadi aku boleh pilih yang mana aja." katanya lalu menepuk keras lengan kiri Fero.

Fero yang melihat Lisa merajuk pun menyunggingkan senyumnya. Lucu, batinnya.

"Bercanda kali, Lis! Lo puas mau pilih eskrim mana aja. Gue yang bayar." Fero mengusap puncak kepala Lisa.

Lisa terdiam sejenak. Fero memegang kepalanya. Ini hal yang sangat diluar dugaannya. Tanpa terasa, jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya.

Selalu saja seperti ini. Hanya hal kecil saja yang Fero lakukan padanya, akan berakibat fatal bagi kesehatan jantungnya. Bahkan saat Lisa hanya melihat Fero saja, jantungnya itu seperti akan meledak.

Tunggu. Bukan. Lisa bukannya sakit jantung, atau lainnya itu. Bukan. Tapi pasti kalian tahu, kalau orang jatuh cinta itu seperti apa. Lisa tampaknya sedang terserang penyakit jatuh cinta.

"Udah, sana buruan pesen! Keburu sore ntar lo pulangnya." kata Fero.

Lisa mengangguk, lalu berjalan menuju tempat pemesanan. Namun, belum genap lima langkah ia berjalan, ia membalikkan badannya, lalu kembali duduk di depan Fero.

Fero mengernyitkan dahinya. "Kenapa balik lagi?" tanyanya heran.

Lisa menyengir, menampilkan deretan giginya yang rapi. "Uangnya mana?" tanyanya dengan polos.

Pretending Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang