Chapter 24 : Conversation

4K 185 1
                                    

"Kita tak perlu status. Asal kamu cinta sama aku, dan aku juga cinta sama kamu, status itu gak penting. Yang penting itu, aku selalu ada buat kamu, dan kamu juga selalu ada buat aku."

°°°

Fero masih saja menatap Lisa yang tadi habis mencak - mencak karena merasa ditipu oleh Rafly. Dia sudah khawatir kalau tante Jihan sakit sungguhan.Ternyata hanya akal - akalannya si Gilang saja yang kurang belaian itu.

"Kalian Rese! Gue sebel!" ketus Lisa.

"Gemes deh, lihat kamu marah kaya gini. Jadi makin lucu. Pipi kamu jadi makin gembul!" Fero mencubit kedua pipi Lisa karena gemas.

"Kamu juga! Rese banget, sih. Jangan pegang - pegang!" kata Lisa sambil memukul lengan Fero.

"Maaf, Lis. Ini akal - akalannya Si Galang. Tapi manjur juga akal lo, Lang. Calon pacar gue jadi mau maafin gue. Tumben aja gitu lo encer kaya gini." kata Fero sambil menepuk - tepuk pelan puncak kepala Lisa.

"Ishh!" Lisa mencoba menepis tangan Fero yang berada diatas kepalanya.

"Calon? Kenapa gak balikan aja sekalian coba? Perasaan tadi udah lop yu lop yu an! Udah berderai air mata segala lagi kaya di sinetron yang suka nyokap gue tonton tiap malam." sela Rizko sambil terkekeh.

"Iya! Pake acara calon - calonan. Gak seru kalian. Emang calon jamaah haji, apa?" lanjut Gilang.

"Goblok, lo!" Rafly menjitak kepala Gilang.

"Akhh! Lo kenapa sih, Raf? Suka banget jitak kepala gue? Iri sama kesempurnaan bentuk kepala gue yang sekseh cethar ini? Iya?! Ngaku, lo!" kata Gilang tak terima dengan jitakan Rafly. Sakit omong - omong.

"Gak! Seksian juga bodinya mimi peri ketimbang kepala bongsor lo." balas Rafly.

"Oh iya, Tante Jihan kemana, Raf?" tanya Lisa.

"Mama lagi honeymoon alias lagi liburan sama bokap." jawab Rafly.

"Kemana?"

"Bali. Jahat kan, gue ditinggalin sendirian dirumah seminggu. Disana mereka pada enak - enak, lah gue di rumah sendirian kaya anak terlantar." gerutu Rafly.

"Raf, lo harus hati - hati!" kata Gilang dengan cepat.

"Hah? Hati - hati kenapa coba?" heran Gilang.

"Ya, hati - hati aja kalau nanti nyokap lo pulang bawa anak di perut. Lo mau punya adik pas lo udah mau lulus? Bukannya dikura adik, malah dikira anak lo, lagi." lanjutnya.

"Goblok, Lang! Otak lo gesrek berapa meter sih, Lang?" Marko mwnjitak kepala Gilang.

"Akhh! Tadi Rafly, sekarang lo yang jitak - jitak! Gue sumpahin anak lo nanti namanya jitak! Gak tau apa kalau kepala gue itu dilindungi oleh asuransi." balas Gilang.

"Anjir! Ngakak! Hahahah!" ucap Rizko disertai tertawa.

Lisa juga ikut tertawa mendengar perdebatan orang - orang itu.

Fero tersenyum melihat Lisa yang tertawa bebas seperti itu. Hatinya juga ikut bahagia jika Lisa bahagia. Rasanya lama sekali Fero tak melihat binar bahagia yang terpancar di mata Lisa.

"Kenapa, Fer?" tanya Lisa yang melihat Fero melihatnya sambil tersenyum dari tadi.

"Enggak ada. Hanya menikmati keindahan yang sudah Tuhan ciptakan di hadapanku. Rasanya pengen terus - terusan bersyukur aja." kata Fero dengan senyuman yang tak luntur itu. Yang sialnya terlihat sangat tampan di depan Lisa.

"Gombal mulu, deh!" balas Lisa sambil memukul lengan Lisa.

"Mau ikut aku, gak?" tanya Fero.

"Kemana?"

Pretending Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang