Chapter 27 : Lembaran Baru

4.4K 166 0
                                    

"Tau teori Benci jadi cinta? Kalau aku bilang sekarang aku mengalami itu bagaimana?"

°°°

Kina meremas ujung roknya dengan cemas. Kali ini, ia benar - benar merasakan bagaimana rasa gugup yang sebenarnya. Kina itu perempuan kelewat santai. Dan baru kali ini ia merasa gugup setengah mati.

"Kin," panggil seseorang yang sejak dari sepuluh menit yang lalu duduk di sampingnya. Kina sendiri dari tadi tak berani menatap lawannya itu.

Kina menolehkan kepalanya ke arah Rafly yang sedang menatapnya lembut. Ya, orang itu adalah Rafly. Jujur saja, melohat Rafly yang menatapnya dengan binar lembut itu membuatnya gugup setengah mati. Apalagi karena kejadian di depan rumahnya waktu itu.

Rafly membenarkan posisinya agar menghadap lurus ke arah Kina. Lalu ia memegang kedua bahu Kina, agar ia bisa menatap mata Kina yang sejak tadi menunduk.

Kina heran dengan dirinya sendiri. Kenapa ia jadi sangat pemalu seperti ini? Ini bukan seperti Kina yang biasanya.

Rafly menghela napasnya sebelum ia berbicara. "Untuk ucapan gue yang di depan rumah lo kemarin itu-" Rafly menjeda ucapannya.

Kina mati - matian menahan detakan jantungnya yang tak beraturan. Ditambah tubuhnya yang gemetar. Entahlah, Kina tak pernah merasakan perasaan seperti ini saat bersama Rafly dulu. Tapi kenapa sekarang nyalinya seolah menciut jika sudah berdekatan dengan Rafly.

"Itu beneran. Dan gue gak pernah main - main masalah kaya gini." Lanjutnya sambil menatap Kina dengan yakin.

"M-maksud lo?" Kina benar - benar bingung dengan hubungannya dan Rafly sekarang.

"Ya-gue suka sama lo." Katanya.

"Lo pasti tau kan kalau benci sama cinta itu beda tipis? Kayanya itu yang gue alami sekarang. Berawal dari rasa benci ke lo, tapi entah kenapa lama - kelamaan gue jadi takut kehilangan lo, Kin." Tutur Rafly.

Kina sendiri hanya terdiam sambil menyelami mata Rafly. Tak ada kebohongan disana.

"Lo yang buat gue lupa sama Lisa. Lo yang buat gue sadar, kalau cinta itu gak bisa dipaksa. Lo yang buat gue ngerti apa artinya cinta yang sesungguhnya-" Lanjut Rafly.

"-Kin, gue gak akan ngulangin pertanyaan gue kali ini. Lo mau kan jadi pacar gue?" tanya Rafly dengan penuh pengharapan.

Kina harus bagaimana kali ini? Apa ia harus bilang iya? Atau tidak? Tapi ia yak bisa membohongi dirinya sendiri, kalau ia juga memiliki rasa yang sama pada Rafly.

"Iya."

°°°

Lisa mengerucutkan bibirnya sebal. Hal itu membuat Fero refleks mencubit kedua pipi Lisa yang menggembung.

"Fero!" pekik Lisa sambil berusaha melepaskan cubitan Fero di pipinya.

"Makanya, kalau punya pipi itu jangan gembul - gembul! Jadi pengen nyubit terus kan, aku." Balas Fero.

"Tau, ah! Aku ngambek!"

"Kok ngambek?"

"Habisnya kamu cuma diajak sepedaan aja gak mau!" kata Lisa cemberut.

"Ya kan capek, Lis. Mending pake mobil aja." Balas Fero.

"Ihhhh! Sepedaan aja biar sehat tau! Lagian cuma mau ke taman aja pake mobil segala. Berlebihan kamu itu!" dengus Lisa sambil bersedekap.

Fero menghela napasnya. Lalu mengacak - acak puncak kepala Lisa pelan. "Iya, ayo sekarang kita sepedaan." Katanya pasrah.

Kedua mata Lisa berbinar mendengar ucapan Fero. "Ayo!" katanya sambil menarik Fero ke sepedanya.

Pretending Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang