"Terkadang aku bingung dengan sikapmu yang kadang dingin, dan kadang manis padaku."
°°°
Bel sekolah baru saja berbunyi lima menit yang lalu. Hari ini, Lisa harus mengikuti ekskul paduan suara. Lisa itu diam - diam suaranya bagus. Walaupun tak sebagus suara milik vokalis - vokalis band sekolahnya.
"Lis, habis ini lo ekstra?" tanya Kina sambil memasukkan buku - bukunya ke dalam tas.
"Iyalah. Anak baik - baik gue mah. Rajin berangkat ekstra. Gak kaya kalian. Kerjaannya bolos terus." balas Lisa.
"Hey, kata siapa kita suka bolos. Kita mah selalu rajin dan suka menabung! Cuma kadang males aja ikut ekstra. Capek tau basket itu. Demi bertemu Pak Fais gue rela harus ikut ekskul basket." cerocos Yuma.
"Apa hubungannya rajin ekstra, bolos, sama suka menabung?" tanya Lisa.
"Tau lo, Yum! Gak jelas lo mah." lanjut Kina.
"Ck. Salah lagi. Gue mah selalu terdzolimi oleh kalian! Apalah daya Yuma yang hanya mantan kekasihnya Al Gazali." rajuk Yuma.
"Gak usah ngambek. Muka lo udah kaya cem - ceman tahu aja ngaku - ngaku mantannya Al Gazali. Udah jelek jadi makin jelek, lo. Hahahahh!" kata Kina, membuat Lisa tertawa. Sementara Yuma mencebikkan bibirnya kesal.
"Hahaha! Ngakak gue! Cem - ceman tahu dasar." sahut Lisa.
"Ekhem."
Suara dehaman seseorang menginterupsi obrolan mereka bertiga. Lisa mengerutkan dahinya, melihat kedua temannya yang mematung sambil memandang arah pintu kelas. Memang saipa yang ada di sana? Kenapa pula mereka terlihat kaget.
Lisa yang posisinya membelakangi pintu pun tak tahu siapa yang datang. "Kin, Yum, kalian kenapa?" tanya Lisa.
"Itu—"
Lisa langsung membalikkan badannya. Matanya membulat sempurna melihat siapa yang tengah berdiri sambil menyender pada pintu kelas.
"Pulang?" tanyanya. Tapi bukan nada pertanyaan yang terlontar dari mulutnya. Namun seperti nada suruhan.
"Hah? I—iya. Pulang. Ehh! Enggak!" kata Lisa yang malah membingungkan.
"Hah? Lo ngomong apa?" tanya orang tersebut tak paham dengan jawaban Lisa.
"Anu. A-aku gak pulang. Ehh—maksudnya nanti aku pulangnya. Soalnya harus ekskul dulu habis ini." balas Lisa.
"Oh. Lo ekstra apa?" tanya Fero. Ya, dia adalah Fero.
"Padus." jawab Lisa.
Fero melirik jam tangannya sebentar. Lalu Fero seperti berpikir sesuatu. "Oke." katanya kemudian.
"Oke?" ulang Lisa karena tak mengerti dengan ucapan Fero.
"Satu jam. Gue kasih lo waktu satu jam buat ekstra. Gue tunggu di warung belakang sekolah. Lo harus dateng. Gue gak terima penolakan." ucap Fero mutlak. Jika Fero sudah memerintah, tak ada kata bantahan lagi.
Setelah mengucapkan itu, Fero langsung pergi meninggalkan Lisa yang masih berusaha menetralkan degupan jantungnya yang tak beraturan. Benarkah tadi yang dikatakan Fero? Dia mengajak Lisa pulang bersama? Tolong bangunkan Lisa kalau ini hanya mimpi.
"Lis," Kina menepuk pundak Lisa yang masih mematung karena terkejut.
"H-hah?" Lisa tergagap karena kaget.
"Sumpah demi apa? Lo diajakin pulang sama Fero? Wow banget, Lis! Gue gak nyangka kalau Fero bakal rela nungguin lo ekskul demi nganterin lo pulang. Hebat!" pekik Yuma histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretending Love [END]
Novela Juvenil[Selesai Revisi] Alfero Mananta adalah seorang badboy yang digandrungi siswi - siswi SMA Jaya Sakti. Kalau kata orang, fisiknya itu sempurna. Tapi Fero bukanlah orang sempurna. Didalam, Fero mempunyai banyak masalah. Terutama masalah dengan kedua ga...