"Perasaan itu seperti air sungai yang terus mengalir mengikuti arus. Kita tak pernah bisa menebak apa itu cinta. Tapi biasanya cinta akan hadir seperti aliran air. Terus mengalir sampai bermuara ditempat yang tepat."
°°°
Perpustakaan. Entah ada angin apa, Lisa juga heran kenapa kakinya menuju ke tempat itu. Padahal kalau dihitung - hitung, Lisa hampir tak pernah mau pergi ke perpustakaaan. Tempatnya terlalu jauh dari kelas. Lisa jadi malas untuk pergi ke sana. Lagipula, kantin lebih menggoda daripada perpustakaan yang isinya hanya tumpukan buku saja. Pikiran pelajar jaman sekarang sekali. Dasar.
Dan tanpa Lisa duga, di sana ia bertemu dengan Rafly. Rafly sepertinya sedang dihukum untuk merapikan buku. Katanya, ia tadi terlambat datang ke sekolah. Dan alhasil, ia dihukum untuk membersihkan perpustakaan bersama beberapa siswa yang terlambat lainnya. Kasihan.
"Lis, lo nanti pulang sama siapa?" tanya Rafly berbasa - basi pada Lisa yang sedang bingung memilih - milih buku.
Lisa terdiam. Ia juga bingung akan pulang dengan siapa hari ini. Fero? Bahkan sejak kejadian bekal kemarin, ia sama sekali tak bertemu lagi dengan Fero. Melihatnya saja tidak.
"Lis," panggil Rafly karena Lisa tak meresponnya.
"Hah? Gue kayanya naik angkot deh, Raf. Supir gue lagi nganterin Mama." Balas Lisa.
"Kok naik angkot? Mending gue anterin aja. Gak baik kalau lo naik angkot sendirian." Tawar Rafly. Lisa buru - buru menggelengkan kepalanya untuk menolak ajakan Rafly.
"Enggak usah! Gue sering kok naik angkot. Lagipula, nanti gue malah ngerepotin lo lagi. Gak enak gue jadinya." elak Lisa.
"Gak apa - apa kali, Lis. Sekalian nanti lo mampir rumah gue. Nyokap kangen katanya sama lo." Bujuk Rafly.
"Beneran gak papa, nih?" kata Lisa.
"Ya ampun! Gak apa - apa lagi, Lis. Nyokap gue berkali - kali nanyain lo bahkan. Kangen katanya. Lo di suruh mampir ke rumah." kata Rafly.
Lisa terkekeh. Tante Jihan memang sudah ia anggap ibunya sendiri. Bukan hanya karena ia dan Rafly dulu pernah berpacaran saja. Namun Lena, mamanya, juga bersahabat dengan Tante Jihan dari jaman SMA.
Jadilah, mereka kerap mengadakan arisan. Hal itu pula yang membuat Lisa mengenal Rafly. Sebenarnya, Lisa dan Rafly sudah saling kenal dan berteman baik sejak jaman sekolah dasar. Namun saat SMP, mereka satu sekolah, hingga mereka menjadi semakin dekat.
Pulang bersama. Berangkat bersama. Kemana - mana selalu bersama. Setiap ada Lisa, pasti ada Rafly. Hal itulah yang membuat perasaan teman, menjadi perasaan lebih dari teman.
"Gimana, Lis? Lo mau kan pulang bareng gue? Lagian, Fero juga gak nawarin lo pulang bereng, kan?" Lanjut Rafly.
Sebenarnya, ia tahu kalau tanpa Fero minta pun, Fero akan mengantarnya pulang. Namun, Lisa juga rindu dengan Tante Jihan. Sudah lama tidak bertemu.
"Iya, deh. Gue pulang sama lo." Kata Lisa.
Rafly tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya setelah berbagai cara ia lontarkan untuk merayu agar Lisa mau pulang bersamanya, Lisa mau juga pulang bersamanya.
Tak bisa dipungkiri, perasaan Rafly sangat senang kali ini. Setelah sekian lama ia hanya bisa melihat Lisa pulang dijemput sopir, akhirnya ia bisa mengantar pulang Lisa seperti dulu lagi. Meskipun tak sesering dulu.
°°°
"Hahhahha! Goblok, lo, Lang! Masa Bu Ola lo kirain nyokap lo! Hahaha! Ngakak gue!" kata Fero sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretending Love [END]
Novela Juvenil[Selesai Revisi] Alfero Mananta adalah seorang badboy yang digandrungi siswi - siswi SMA Jaya Sakti. Kalau kata orang, fisiknya itu sempurna. Tapi Fero bukanlah orang sempurna. Didalam, Fero mempunyai banyak masalah. Terutama masalah dengan kedua ga...