Side Story [2]

3K 147 4
                                    

"Let me loving you?"

°°°

Kina Rafly Side.

Sudah berjam - jam Kina membersihkan toilet. Dan ia sangat lelah. Keringatnya bahkan sampai membuat seragam yang dikenalannya basah.


Sedangkan Rafly? Oh iya. Jangan tanyakan tentang laki - laki itu. Tentu saja ia hanya memperhatikan Kina yang tengah mengepel dengan pandangan mata yang tak pernah terputus. Bahkan tak berniat untuk membantunya karena saking fokusnya dia memperhatikan Kina. Menyentuh kain pel saja tidak. Membuat Kina menjadi kesal karena Rafly yang sama sekali tak membantu dirinya.

"Lo niat bantuin gue gak sih?" Kina geram sendiri dengan Rafly yang hanya diam sambil tersenyum dan memperhatikannya. Mau dibagaimanapun, dia sebagai perempuan lama - lama juga malu kalau ditatap sedemikian intens.

"Lo terlalu indah untuk di lewakan, Kin. Jangan salahin gue. Salahin diri lo sendiri yang terlalu cantik." kata Rafly.

"Bullshit, lo." balas Kina. Kina meletakkan pel yang dipegannya ke dalam ember milik Pak Yoyo yang dibawanya tadi, lalu ia duduk di samping Rafly.

"Kenapa, lo? Capek?" tanya Rafly.

Kina memutar kedua bola matanya jengah. "Masih aja nanya! Gue capek tau. Lo gak liat nih keringet guw sampai segede jagung?" kata Kina sebal.

Rafly terkekeh. Ia tahu, Kina pasti merasa sangat lelah. Ia sengaja tidak mau membantu Kina agar ia bisa leluasa memandang wajah imut Kina.

Rafly tersenyum sendiri kalau mengingat wajah cemberut Kina yang sungguh menggemaskan. "Kin, lo tau gak? Gue itu sebenernya su—"


Duk


Sepertinya ada sesuatu yang berat menimpa bahu Rafly. Ia menengokkan kepalanya melihat kepala Kina yang bersandar manis di bahunya.

Senyuman terukir manis di bibirnya. Ternyata Kina tertidur dibahunya. Ia tahu, Kina pasti sangat lelah.

Tangan kanannya ia selipkan di belakang leber Kina. Lalu mengusap - usap lembut kepala Kina.

"Tidur yang nyenyak Mak Lampir kesayangan. Maaf, gue bikin lo marah - marah terus." katanya. Tangan kirinya menarik tangan kanan Kina, lalu ia menautkan jari - jari tangannya dan tangan Kina.

Perlahan, mata Rafly mulai memberat. Berkali - kali ia menguap. Lalu tanpa butuh waktu lama, ia menyusul Kina masuk kedalam alam mimpi.

°°°

"Kin! Bangun woy! Gila, lo tidur atau mati?" Rafly berusaha membangunkan Kina yang tampak sangat nyenyak tertidur di bahunya. Tak tega sebenarnya membangunkan Kina yang sangat nyaman. Namun kalau tak dibangunkan, mau sampai kapan mereka akan pulang.

Ia sendiri juga baru saja bangun, sebenarnya. Rafly tak tahu apa yang terjadi. Kenapa coba ia juga ikut - ikutan ketiduran? Niatnya hanya ingin melihat wajah Kina yang polos saat tidur.

Ehh, ini malah ikutan tidur.

"Engg—" Kina menggerang sambil merenggangkan badannya. Tapi ia belum membuka matanya. Terlalu berat matanya untuk terbuka.

"Udah jam empat ya, Raf? Gue tidur berapa lama?" gumam Kina masih menutup matanya. Masih belum tersadar.

"Melek woy! Ini jam enam!" balas Rafly.

"Ohhh. Jam enam." kata Kina malas.

Sepertinya Kina belum sadar jika ia dan Rafly terancam akan terkunci disekolahan.

Pretending Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang