Chapter 25 : Ada Yang Aneh

4.1K 188 0
                                    

"Mau seperti apapun kita, kamu akan tetap menjadi milikku walaupun kita tak berstatus apapun. Karena kita bahkan tak butuh status hanya untuk diakui. Cukup kamu tahu cintaku padamu dan sebaliknya. Kurasa, itu cukup untuk kita."

°°°

"Cieee yang udah baikan! Dari tadi senyum - senyum terus. Gak pegel tuh, bibir?" kata Kina menggoda Lisa yang hari ini terlihat sangat ceria.

Hal itu sukses membuat kedua pipi Lisa bersemu. Tiba - tiba saja terbayang Fero kemarin. "Apaan, sih!" katanya.

"Baikan aja, nih? Gak sekalian balikan gitu?" timpal Yuma.

"Apa sih?!" sela Lisa.

"Alah, lo mah sebenernya mau juga balikan, kan? Kenapa gak balikan aja? Fero gak ngajak balikan?" tanya Kina.

"Enggak. Fero ngejak balikan emang. Tapi, gue belum jawab. Gue butuh waktu buat lihat keseriusan dia sama gue." kata Lisa.

"Awas, jangan kelamaan mikir! Fero kan suka genit sama cewek. Nanti malah pindah ke yang lain baru tau rasa, lo." sahut Yuma.

"Nah! Bener, nih! Tumben lo pinter kali ini? Semalem makan apaan, lo?" balas Kina.

"Lo baru nyadar kalau gue pinter? Dari dulu kali gue mah genius! Lo aja yang gak nyadar kalau gue itu titisannya Albert Eisntein." kata Yuma sambil menaik turunkan alisnya.

"Iyuhh! Mau mutah gue, Kin!" sahut Lisa dengan ekspresi ingin muntah.

"Hah? Lo kenapa mau muntah? Baru juga tu bakso masuk ke perut lo. Main mau muntah aja! Rugi besar lo muntahin bakso kantin." balas Yuma.

"Muntah gara - gara omongan lo!" sela Lisa.

"Emang omongan gue nasi basi gitu?"

"Emang basi!" balas Lisa dan Kina kompak.

"Belum ada lima menit gue muji lo, kenapa sifat lemot lo balik lagi." sambung Kina.

Yuma mencebikkan bibirnya kesal. "Kalian mah gitu sama gue!" katanya cemberut.

"Kin, pesenin gue es jeruk, dong! Tolong! Es gue habis, nih. Mager mau ke sana." kata Lisa.

Kina memutar kedua bola matanya jengah. "Berasa kaya pembantu lo, gue. Untung gue orangnya baik hati dan budiman." kata Kina lalu beranjak pergi memesan es jeruk.

"Hai ciwik - ciwikku yang lucu!" sapa seseorang.

Lisa dan Yuma mendongakkan wajah mereka. Sedetik kemudian mereka memutar kedua bola mata mereka jengah.

"Ngapain coba kesini?" tanya Lisa.

"Mau ngapel, dong." balas orang itu dengan cengiran khasnya.

"Hah? Ngapel? Lo mau ngapel Lisa? Kan Lisa udah ada yang ngapelin." sahut Yuma kelewat polos.

"Bukan Lisa." sanggahnya.

"Terus siapa kalau bukan Lisa? Apa jangan - jangan lo mau ngapelin gue?" tebak Yuma.

"Bukan lo, tapi-"

"Heh! Ngapain lo kunyuk kesini! Pake acara duduk di tempat gue segala lagi. Pergi, sana!" sela Kina lalu meletakkan es jeruk milik Lisa.

"Mau ngapel tadi katanya." kata Lisa.

Kina menaikkan sebelah alisnya. "Ngapel? Ngapel siapa lo? Jomblo juga belagu ngapel - ngapel segala!" kata Kina lalu duduk di bangku sebelah Rafly.

"Ngapelin mak lampir tersayang!" katanya kemudian merangkul pundak Kina.

Kina melebarkan matanya. Lalu ditatapnya Rafly yang tengah menatapnya juga.

Pretending Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang