Chapter 20 : Putus

4.3K 205 0
                                    

"Ternyata benar kata orang. Jika kita berani merasakan jatuh cinta, maka kita juga harus berani merasakan sakit karena terjatuh. Dan aku merasakannya."

°°°

"Fero..." lirih Neyla sembari menatap Fero dengan kedua matanya yang banjir dengan air mata.

"Sekali aja lo sentuh Lisa, lo gak akan hidup tenang, Ney!" ancam Fero pada Neyla.

Lisa yang tadi memejamkan matanya, kini membukanya kembali. Didapatinya Fero yang tengah mencekal tangan kanan Neyla yang tadi siap untuk menamparnya.

Fero menatap khawatir Lisa yang bahkan keadaannya sama sekali tidak baik - baik saja. "Lis, kamu gak—"

"Stop! Jangan deketin gue!" teriak Lisa.

Fero mengernyitkan dahinya heran. Ada apa dengan kekasihnya itu. "Kamu kenapa? Kamu marah sama aku? Aku ada kesalahan?" tanya Fero bingung karena sikap Lisa yang tiba - tiba saja berteriak marah di depannya.

"Cukup, Fer! Cukup! Lo udahin sandiwara lo ini! Jangan libatin gue! Gue kecewa sama lo, Fer. Gue benci sama lo!" sambung Lisa dengan marah. Ia benar - benar kecewa dengan Fero.

Plakk.

Lisa menapar pipi Fero. Tangisannya tak dapat terbendung lagi. Ia tak menyangka selama ini Fero hanya main - main dengannya. Apa gunanya kata cinta yang selalu terucap oleh Fero. Semua terasa hanya menghianati Lisa. Fero, Neyla dan segala hal tentang mereka membuat Lisa muak.

"Lis, kamu—"

Belum sempat Fero menyelesaikan ucapannya, Lisa langsung berlari menjauh pergi. Hatinya terlalu sakit menerima kenyataan itu.

"Lisa!" teriak Fero memanggil Lisa yang tengah berlari. Namun Lisa tak juga menghentikan dirinya. Lebih tepatnya tak mau berhenti.

Fero beralih menatap Neyla yang masih diselimuti amarah. Fero benar - benar tak menyangka bahwa Neyla membocorkan semuanya.

"Jangan bilang kalau lo bongkar semuanya ke dia! Lo—" sentak Fero marah. Ingin mengumpat, tapi dia tahu batasan untuk tidak mengumpati seorang perempuan.

Sejurus kemudian, Neyla tertawa hambar. "Kalau iya kenapa? Ini kan, yang gue ingin - inginkan dari dulu. Balas dendam." kata Neyla mantap, namun terselip kegetiran di dalam kalimatnya.

"Gue kan udah bilang kalau lupain permainan ini! Gue gak bisa lakuin apa yang kita sepakati dulu. Gue udah berhenti, Ney!" sela Fero marah.

"Hhh! Semudah itu? Bahkan luka yang dia buat ke gue gak hilang semudah itu, Fer!" balas Neyla dengan berteriak.

"Luka apa lagi, Ney? Lisa pernah ngapain lo? Lo jangan mengada - ada, ya!" bantah Fero.

"Dia ngerebut Rafly dari gue! Dan saat ini Rafly masih sayang sama dia, padahal gue selalu ada buat Rafly! Tapi dia gak pernah nganggep gue ada!" kata Neyla penuh penekanan. "Rafly selalu prioritaskan dia. Rafly gak pernah perhatiin gue, Fer. Hati gue sakit." sambung Neyla namun dengan nada yang lirih, sarat akan luka.

Fero tertegun mendengar ucapan Neyla. Sebelumnya dia tak pernah menyangka kalau Rafly pernah menjalin hubungan dengan Neyla. "Lo—"

"Iya! Gue cinta sama Rafly dari dulu, dan gue gak pernah suka sama lo! Karena lo cuma gue jadiin tempat balas dendam karena Lisa suka sama lo! Puas kan, sekarang?" teriak Neyla.

Fero menatap Neyla dengan tajam. Bahkan sebelumnya Fero tak pernah menatap Neyla setajam itu. "Gue gak nyangka, Ney, ternyata lo se licik ini! Gue nyesel pernah suka sama lo!" kata Fero lalu menyusul kepergian Lisa.

Pretending Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang