8

3K 538 25
                                    

Hari pertama menjadi seorang istri, semua tampak baik-baik aja. Sedikit aneh apalagi pas mertua nyindir soal malam pertama. Duh, skinship aja cuma cium kening pas kemarin di pernikahan, ini malah bahas soal malam pertama.

Lagian Kyungsoo bilang sama gue karena keadaan tubuh kami lelah, enggak baik juga kalau dipaksakan. Tapi demi apapun ya mau tubuh gue lelah atau enggak, intinya gue belum siap!

Hari terus berganti. Gue banyak ngobrol sama mertua soal kebiasaan, kesukaan, dan segala hal tentang Kyungsoo supaya -katanya- gue bisa jadi istri yang mengerti soal suaminya. Padahal faktanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Soal pekerjaan, gue masih pengen kerja. Setelah debat dengan Kyungsoo, untuk pertama kalinya gue menang dan dia membolehkan gue kerja. Walau nyebelinnya, dia selalu punya cara agar gue enggak fokus sama kerjaan.

Misalnya, di saat gue lagi melayani pengunjung, dia nelpon gue dan bilang ada buku yang ketinggalan dan nyuruh gue seenaknya buat nganterin ke kampus. Atau, lagi istirahat dan dia datang buat culik gue biar makan bareng sampai gue telat lagi masuk kerja karena dia enggak mau nganterin.

Enggak jarang gue dimarahin pemilik salon, padahal itu bukan kemauan gue sendiri.

Nah, kalau kayak gini ... siapa juga yang betah sama dia? Walaupun gue penganut nikah hanya sekali dan enggak mau ada kata cerai, gue mempertanyakan dalam hati apakah gue kuat jadi istri dia atau enggak?















👀

BRUK!

Gue lemparin buku yang dia suruh buat bawa ke kampusnya dengan kasar ke mejanya, dia kaget tapi tetap langsung mengkondisikan wajahnya. Dia enggak banyak omong dan cuma bilang, "Terima kasih."

Dikiranya gue tukang suruh-suruh apa?

"Makanya kalau punya mata yang bermasalah, pakai kacamata! Sok ganteng, sih. Lagian mau dikacamata atau enggak juga muka Professor tetep kayak tembok!" seru gue dan dia hanya mengangguk-angguk. Kayaknya udah cukup terbiasa dengan omelan gue. "Saya jadi harus bolak-balik bawa buku atau berkas yang salah ambil karena kecerobohan Professor!"

Enggak lama, pintu diketuk dan masuk seorang cewek yang cantik. Dia punya gelagat aneh, persis kayak cewek yang mau nemuin orang yang dia suka. Malu-malu, badannya wangi, senyum kepasang, dan rapi.

"Prof. Ini buku dari Pak Xiumin," ucap dia dengan suara yang merdu. Kalau sama gue kalah, mana cempreng dan kerjaannya ngomel. Ini pasti dia penyejuk hati Kyungsoo deh sekarang.

"Terima kasih, Inha. Saya juga mau titip tugas buat kelas kamu, karena hari ini tidak bisa mengajar." Cewek yang namanya Inha itu cuma ngangguk sambil mainin jari-jarinya, imut. Setelahnya dia natap gue heran.

Ini anak pasti baru sadar deh ada gue di sini ...

"Kakak, enggak keluar?" tanya dia bikin gue kesel seketika. Pertanyaan dia tuh enggak sopan menurut gue. Kesannya kayak yang ngusir, kan?

Gue ketuk meja suami gue, setelah dia mendongak gue cuma bilang, "Bye!"

"Hmm ..."

Belum sempat ke luar, gue denger samar-samar Inha ngomong, "Enggak sopan banget, sih."

Setelah gue balik badan dan natap dia datar, gue akhirnya pergi. Terserahlah tuh anak mau bilang apa, toh enggak bakal ketemu sama gue lagi. Marah pun percuma, ya karena sikap gue emang enggak sopan.

Dan itu berlaku hanya untuk suami gue.













👀

Prof. AstigmatismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang