22

3.6K 604 117
                                    

A/N : Ini salah sih nulisnya di awal part. Tapi, takutnya ada yang bingung kenapa part ini anjlok banget dan terkesan enggak nyambung dari part sebelumnya. Soalnya, "21 [PART PALSU]" itu sebenarnya part kode bahwa sebelumnya Mimu sudah update. Tapi, Mimu private. Mimu membandingkan vote dari part 21 yang sebenarnya dengan yang palsu, jauh banget. Jadi, Mimu pikir, mungkin kalian enggak baca part 21-nya.

Ada alasan khusus dan tidak penting lainnya kenapa part itu Mimu private. Jadi, jangan tanyakan lagi.

Untuk ke depannya, kalau Mimu mengeluarkan lagi PART PALSU, berarti Mimu sudah update sebelumnya dan itu private. Langsung scroll saja ke atas, ya! Dan jangan lupa tetap meramaikan lapaknya, Mimu suka jadi semangat hehe. Happy reading!














👀

Selesai belanja bulanan, gue sama Kyungsoo bersiap pulang. Di dalam mobil, gue tiba-tiba inget soal Inha yang katanya sempat nyusulin suami gue ke luar kota. Gue penasaran.

"Professor," panggil gue saat dia masih bebenah sebelum menyalakan mobil. Dia menoleh dan spontan menggeleng pelan. Begitu juga dengan gue yang spontan menepuk bibir berkali-kali, terus ketawa pelan. "emm ... Mas?"

"Kenapa?"

"Saya boleh tanya sesuatu?" tanya gue sebelum pada intinya. Dia cuma ngangguk walau fokusnya enggak jatuh ke gue, dia malah sibuk menggaruk rambutnya kayak mikir. "Katanya Inha nyusul ke luar kota, ya? Mas jadi dosen pembimbingnya dia?"

Kyungsoo menatap gue dengan kening yang berkerut, sepertinya dia tahu kalau gue bakalan kurang suka jika itu benar faktanya. Tapi sebelum menjawab, dia buru-buru ke luar. Dia bilang, "Saya lupa beli sesuatu!"

"Beli apa? Kan semuanya udah sesuai daftar," ucap gue walau mungkin enggak terdengar, karena Kyungsoo udah lari ke supermarket lagi. Gue mendesah, terus buka-buka chat yang belum sempat gue balas dari kemarin malam.

Sebelum Kyungsoo kembali, gue sempat nelpon Mira dulu buat menanyakan kebenarannya.

"Halo? Mir, bener enggak sih apa yang lo kasih tahu ke gue itu? Soal Inha?" tanya gue sambil menyalakan radio mobil. Gue mengerutkan kening saat mendengar lagu itu, walau setelahnya gue abaikan. Biar enggak sepi aja mobilnya.

"Bener, lo tanya aja sama Kyungsoo. Udah deh, ya! Gue sibuk, nih! Gue lagi ribut sama Chanyeol soal cincin! Bye!" Lalu sambungan terputus. Padahal belum ngobrol banyak, terus tanggung nanya sama Kyungsoo. Ini sih ... mau enggak mau gue bakal denger jawabannya dari Kyungsoo langsung. Entah jawaban baik atau buruk.

Enggak lama Kyungsoo masuk, terus ketawa.

"Ini lagu apa, sih?" tanya dia sambil ngecilin volume radio. Gue mengedikkan bahu sambil ikut ketawa pelan.

"Habis beli apa?" tanya gue heran. Dia menggeleng kaku lalu menyalakan mesin mobilnya. Gue enggak curiga, sih. Toh, dia pakai uang jajan sendiri. Sebelum jalan, dia noleh ke gue sambil tersenyum. "Kenapa?"

"Tadi kamu nanya soal Inha? Iya, dia nyusul saya. Dan saya juga dosen pembimbingnya," ujar dia membuat seluruh saraf tubuh gue rasanya melemas seketika. Pikiran gue langsung melayang ke mana-mana, dan firasat buruk menghampiri gue tanpa diundang. "Kenapa emangnya? Kamu cemburu, ya?"

Prof. AstigmatismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang